Faren merebahkan tubuhnya ke atas kasur miliknya. Hawa dingin AC menusuk kulitnya, membuat matanya terpejam menikmati. Jam sudah menunjukkan pukul 7 lebih, tetapi Faren baru pulang, ini akibat Kahfi yang mentraktirnya sehingga setelah pulang sekolah mereka berkuliner menelusuri kota Jakarta.
Faren memegangi perutnya yang terasa sakit. Mungkin kebanyakan makan, jadinya ia ingin membuang sisa kotorannya. Tidak lama kemudian, sebuah suara aneh dengan bau yang tidak sedap memenuhi kamar Faren membuat gadis itu menutup hidungnya.
Dengan segera, ia berlari ke kamar mandi untuk membuang sisa kotorannya dan sekalian membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Hanya butuh waktu 15 menit, Faren keluar dari kamar mandinya dengan memakai piyama berwarna biru dengan motif boneka.
Tangan Faren bergerak meraih remot TV lalu ia menekan tombol 'on'. Jarinya bergerak mengubah saluran TV yang menarik matanya untuk ditonton. Namun, karena tidak ada acara TV yang bagus, Faren membanting tubuhnya ke kasur dengan posisi tubuh tengkurap. Tangannya meraih ponsel yang digeletakkan sembarangan di kasur.
Dengan TV yang masih menyala, Faren membuka layar ponselnya untuk sekedar mengecek, apakah ada yang mengirimi pesan atau menelponnya. Setelah membuka aplikasi LINE, ternyata Faren mendapat 1 pesan dari temannya.
Kailsa :
Jangan lupa besok ya. Jangan lupa juga bawa baju ganti.Faren mengerutkan keningnya, hampir lupa dengan perkataan Kailsa tadi pagi kalau ia diajak dengannya menonton pertandingan basket.
Sedetik setelah sadar dari pesan yang dikirim oleh Kailsa, ia langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Bibirnya tertarik ke atas yang tandanya ia sedang tersenyum kali ini.
"Serius, besok gue lihat keringet yang mengucur dari dahinya?" Faren berteriak histeris, sebenarnya besok bukan yang pertama kalinya Faren menonton pertandingan basket, bahkan sudah berkali kali. Namun, semenjak mereka putus, ia sudah tidak pernah lagi menontonnya.
"Ah, bodo amat gue alay. Pokoknya gue bahagia," teriaknya lagi sambil loncat loncat di kasur, layaknya anak kecil.
"Besok gue lihat dia berkeringat manjah," senandungnya sambil meninju kepalan tangannya ke udara.
"Yolo yolo yolo yo, yolo yolo yo, tangjinjem tangjinjem tanjinjem." Faren bernyanyi sembari melakukan tariannya di atas kasur. Senyumnya sangat lebar, wajahnya berseri menandakan bahwa ia bahagia.
"FAREN! BERISIK!"
Sejenak Faren berhenti bernyanyi dan juga menari begitu mendengar teriakan Garen dari sebelah kamarnya. Bukannya benar benar berhenti, ia justru melanjutkan bernyanyi dengan suara yang lebih keras, hanya saja ia berhenti menari.
"YOU JUST WANT ATTENTION, YOU DONT WANT MY HEART. MAYBE YOU JUST HATE THE THOUGHT OF ME WITH SOMEONE--"
Ceklek!
"KUCEEEEENG!"
Faren berteriak refleks saat tiba tiba seekor kucing dilempar ke tubuhnya, sehingga dirinya terjantuh ke lantai membuat pantatnya sakit sekaligus panas. Terdengar tawaan keras yang berasal dari pintu kamar Faren, yang Faren yakini itu pasti suara Garen karena berhasil membuat Faren kesal saat ini.
Faren berusaha berdiri sambil memegangi patatnya. Ia menatap Garen dengan mata yang menyala, sedangkan Garen terlihat santai sambil menggendong kucing di lengannya.
"Salah siapa teriak teriak. Pake nyanyi juga, udah tau suara nggak enak," kata Garen masih tertawa.
Faren mengejar Garen dengan sekuat tenaganya, namun Garen lebih dulu berlari kemudian menutup pintu kamarnya. Faren menggedor nggedor pintu Garen dengan kekesalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boy
Teen Fiction[TERSEBAR DI GRAMEDIA] Faren: "Kenapa?" Dhafian: "Makasih ya untuk hari ini." Faren: "Maksudnya?" Dhafian : "Maaf, mulai besok, anggap aja kita nggak ada hubungan apa-apa." Jleb. Gimana rasanya diputusin pas lagi sayang-sayangnya? Cari yang baru ata...