Salsa dan Bella mengeluarkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk membuat peta. Sebelum mereka menuju ke rumah Dhafian, mereka sempatkan untuk pergi ke toko yang menjual alat tulis.
"Kita bagi tugas aja," kata Vernon, kemudian ia mulai membagi tugas pada masing masing anggota.
Sayangnya, Faren kebagian tugas bersama Kahfi menggunting karton dan gabus, padahal Faren sangat menginginkan Dhafian kebagian tugas bersamanya.
Keadaan menjadi hening. Mereka semua sibuk mengerjakan tugas masing masing. Diam diam, Faren melirik Dhafian melalui sudut matanya, sedangkan tangannya menggunting karton dan Kahfi bagian memegangi karton tersebut.
Sampai tidak sadar, Faren tidak sengaja menggunting kulitnya sendiri membuat ia berteriak spontan.
"Aduh!" keluh Faren mengibas ngibaskan tangannya sambil sesekali meniupnya.
Kahfi pun yang ikut sama sama panik segera berlari mencari sesuatu yang sekiranya dapat menyumbat darah yang mengalir dari jari tangan Faren.
"Betadin sama kasanya di laci meja belajar," kata Dhafian yang terlihat tenang, tidak seperti teman lainnya yang sudah panik karena darahnya yang terus keluar.
Setelah Kahfi menemukan apa yang didapatkan, ia segera menutup kulit jari tangan Faren yang terkelupas itu dengan kasa yang sudah diberi betadin.
Faren meringis dan hampir menangis menahan perih ketika betadin mengenai lukanya yang robek.
"Faren yang selalu ceroboh," celetuk Kahfi membuat Faren menyengir tanpa dosa. "Sini, biar gue aja yang nggunting. Jari lo masih sakit." Kahfi mengambil alih gunting dari tangan Faren.
"Hehe, makasih Kahfi."
"Gak usah manja. Kerjain sendiri. Masih untung robek, kalo udah patah, gimana?" sindir Dhafian tanpa menoleh ke arah Faren.
"Siapa yang manja?" Dengan kesal, Faren mengambil alih kembali gunting yang ada di tangan Kahfi.
Setelah menghabiskan 20 menit untuk mengerjakan peta, mereka menghembuskan nafasnya lega. Meskipun masih ada tugas mempersiapkan presentasi, tetapi mereka sudah bisa bersantai santai sejenak. Toh, tugas dikumpulkan masih 2 minggu lagi.
Saat Dhafian akan turun ke bawah untuk meminta Keysa membuatkan minuman kepada teman temannya, ternyata Keysa tidak ada di rumah. Pikir Dhafian, Keysa sedang arisan bersama teman temannya.
"Mama gue keluar nih. Gimana dong?" Terlihat raut wajah kecewa Dhafian.
"Di dapur lo ada es apa aja? Biar gue yang bikinin," sahut Faren. Dhafian mengedikkan bahunya.
"Kalo nggak ada beli di warung deket sini aja. Beli yang sachet-an 6. Lo pasti tau kan Dhaf tempatnya?" tanya Faren mencoba sabar.
"Keluar perumahan lo udah langsung nemu warkop."
"Lo yang beli kan?" Faren memicingkan matanya.
"Kaki lo masih berfungsi dengan baik kan?"
Faren menghembuskan nafas dengan memejamkan matanya. Sedangkan Dhafian memilih tiduran di kasur sambil bermain game. Tidak peduli sama sekali.
"Udah, biar gue aja yang beli. Gue tau tempatnya kok." Kahfi mencekal tangan Faren yang akan pergi ke warung.
Dhafian melirik sedikit ke arah Faren dan Kahfi, lalu berdecih pelan kemudian melanjutkan bermain game-nya.
⚫⚫⚫
Faren memasukkan bubuk es jeruk ke 6 masing masing gelas. Awalnya, mereka ingin membeli jadi es di warung. Namun, mengingat uang jajan mereka tinggal sedikit, dan membuat sendiri juga lebih bersih, jadilah mereka memilih untuk membuat sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boy
Teen Fiction[TERSEBAR DI GRAMEDIA] Faren: "Kenapa?" Dhafian: "Makasih ya untuk hari ini." Faren: "Maksudnya?" Dhafian : "Maaf, mulai besok, anggap aja kita nggak ada hubungan apa-apa." Jleb. Gimana rasanya diputusin pas lagi sayang-sayangnya? Cari yang baru ata...