Faren menghirup nafasnya dalam dalam saat sinar matahari memasuki celah jendela di kamarnya. Ia terduduk sejenak di kasur sambil merentangkan tangannya hanya untuk melemaskan otot ototnya. Ia menyibak selimutnya untuk turun dari kasur menuju balkon.
Faren berdiri di balkon sambil memandangi orang orang perumahan sedang berlari kecil. Pagi ini adalah awal pagi yang baik bagi Faren, karena hari ini hari ulang tahunnya, dan ia akan merayakannya dengan jogging santai di luar.
Tidak butuh waktu lama bagi cewek seperti Faren, hanya butuh waktu 15 menit ia sudah siap semuanya. Terutama dengan t-shirt putih dan legging hitam panjang yang ia kenakan saat ini. Oh, tak lupa juga sepatu sport berwarna hitam dan putih. Perpaduan sempurna membuat Faren terlihat seperti cewek stylish.
Faren keluar dari kamarnya dengan membawa ponsel untuk berjaga jaga jika ada sesuatu di sekitarnya yang terlihat bagus untuk diabadikan, itu bisa disebut salah satu hobinya.
Faren mengetuk pintu kamar Garen, berniat untuk mengajaknya lari kecil pagi ini. Karena sangat sayang melewati pagi cerah ini tanpa berolahraga.
"Abang! Ayo jogging bareng Faren," teriaknya karena Garen tak kunjung membuka pintunya.
"Abang kamu mah pasti masih tidur. Mustahil dia bangun pagi pagi di hari Minggu," kata Febby menghampiri Faren yang berdiri di depan pintu kamar Garen.
Faren menghembuskan nafasnya, "Yah, Faren sendirian dong." Ia mengerucutkan bibirnya, lalu menyalimi tangan Febby, "Yaudah deh. Faren jogging dulu ya, Ma."
Faren berlari kecil menuruni tangga menuju pintu utama. Sesampainya di depan gerbang rumahnya, ia bertemu dengan banyak tetangga yang melakukan aktivitas sama seperti dirinya. Tak lupa Faren menyapanya dengan riang serta memberikan senyuman terbaiknya.
Faren menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri melakukan pemanasan sebelum berlari kecil. Ia menghentakkan nafasnya dalam sekali, lalu mulai berlari kecil memutari perumahan.
Faren tersenyum melihat pemandangan di sekitarnya, pemandangan yang ingin membuatnya kembali ke masa kecil. Melihat anak anak yang juga ikutan berlari kecil, belum bisa dibilang lari kecil sih, tapi lebih tepatnya berjalan itu sering mengeluh karena capek. Ada juga anak anak yang sedang bermain angkle dan berbagai macam permainan jaman dahulu. Bahkan ada yang menangis karena saling berebut mainan.
Faren tidak tau, kejadian seperti ini berlangsung lama atau tidak. Mengingat sekarang jaman sudah berkembang, pasti banyak anak kecil yang sudah bermain game di gadget-nya.
Selagi hal hal seperti ini masih ada di sini, Faren mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen anak anak kecil yang sedang bermain dan bercanda gurau.
Bertepatan dengan ia memotret mereka, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Nomor sama yang digunakan pengirim untuk mengirim pesan saat Faren lagi bersedih beberapa hari yang lalu.
From +6285918273***
Lagi jogging kok nggak bawa minum?Lantas saja Faren melebarkan matanya. Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari siapa tau yang berani mengikutinya. Namun, sebuah pesan kembali masuk.
From +6285918273***
Semangat yaaa! Nggak usah nyariin aku lagi, karena aku selalu ada di sekitarmu, heheFaren mengerutkan keningnya, ia sangat penasaran siapa orang di balik pengirim pesan ini. Berusaha untuk mengabaikannya, Faren kembali berlari lari kecil memutari perumahan. Sudah hampir 30 menit Faren berlari, barulah ia merasa capek. Ia mengusap keringat yang menetes dari dahinya. Sejenak ia beristirahat di kursi taman.
"Kakak pasti haus ya? Ini kak minumnya." Tiba tiba datang sosok anak kecil dengan rambut pendek menghampiri Faren, ia mengulurkan sebuah botol minum ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boy
Teen Fiction[TERSEBAR DI GRAMEDIA] Faren: "Kenapa?" Dhafian: "Makasih ya untuk hari ini." Faren: "Maksudnya?" Dhafian : "Maaf, mulai besok, anggap aja kita nggak ada hubungan apa-apa." Jleb. Gimana rasanya diputusin pas lagi sayang-sayangnya? Cari yang baru ata...