26. Berhenti

149K 11.5K 1K
                                    

aku saranin dengerin lagu 'dengan caraku-brisia jodie' 👌

⚫⚫⚫

Gadis itu berkali kali melirik ruang operasi. Menunggu lampu hijau itu menjadi merah yang tandanya operasi sudah selesai. Sudah hampir 2 jam, namun operasi itu tidak kunjung selesai. Membuat Faren dan Keysa gelisah menunggu dokter keluar dari ruangan itu.

Faren tidak bisa diam di tempatnya, ia hanya mondar mandir di depan ruang operasi dan tidak bisa menenangkan dirinya. Sedangkan Keysa terus menangis sambil menutupi wajahnya.

"Tante," panggil Faren duduk di sebelah Keysa, merangkul pundaknya, "Udah telfon Om Naufan buat cepet cepet ke sini?"

"Udah kok. Dia lagi otw."

"Tante yang tenang ya. Dhafian pasti bakal baik baik aja kok," kata Faren sambil mengusap kedua bahu Keysa untuk menenangkan beliau. Padahal dirinya sendiri juga masih belum bisa tenang, tempo jantungnya masih saja berdebar lebih cepat.

Tiba tiba ponsel Faren berbunyi, ia segera mengambilnya di dalam slingbagnya. Sebelum menekan tombol hijau, mengetahui bahwa yang menelfonnya adalah Kailsa, ia menarik nafasnya sejenak.

"Halo?"

"Lo kemana aja sih? Kok sampe sekarang gak balik balik?"

Faren terdiam cukup lama, ia bingung apakah harus mengatakannya sekarang?

"Faren? Lo denger suara gue kan?"

"Rumah sakit Myungsei."

"Ha?"

"Cepetan ke sini."

"Emang ada apa?"

Tanpa mau menjawab kebingungan Kailsa, Faren segera menutup telfonnya, lalu mengembalikan ponselnya di dalam tasnya. Ia mengusap bekas air mata yang menempel di pipinya, kemudian berdiri melangkahkan kakinya ke kantin untuk membeli botol air mineral. Sebelum kembali ke tempat di mana Keysa duduk, terlebih dulu ia menuju ke toilet. Hanya sekedar untuk mengusap wajahnya agar saat Kailsa datang tidak mencurigainya bahwa ia masih menyimpan rasa khawatir kepada Dhafian.

"Tan, ini minum dulu." Faren mengulurkan botol itu di hadapan Keysa dan langsung diterima.

Tidak lama setelah itu, operasi juga tidak kunjung selesai, Kailsa datang menghampiri mereka berdua yang sedang larut dalam pikirannya masing masing.

"Faren," panggil Kailsa membuat pemilik nama itu menoleh dan langsung berdiri.

"Ada apa kok lo suruh gue ke sini?" tanya Kailsa dengan raut wajah bingungnya, namun ia tidak sengaja menemukan Keysa yang duduk sambil menangis, "Loh, ada Tante Keysa juga--"

Kailsa hendak menghampiri Keysa, namun Faren mencegahnya dan membawanya ke tempat yang sedikit jauh dari beliau.

"Ada apa sih?" Kailsa mulai penasaran dan perasaan gelisah mulai muncul setelah melihat Keysa menangis.

"Dhafian kena luka tembak. Sekarang dia lagi dioperasi," papar Faren dengan singkat.

Kailsa membuka mulutnya sedikit, terkejut dengan penjelasan dari Faren. Ia melirik ruang operasi dengan lampu hijau yang masih belum padam, melihat itu matanya berkaca kaca.

"Terus kenapa lo bisa ada di sini?" tanya Keysa kembali menatap Faren.

"Gue tadi mau ambil hasil cek laboratorium Mama gue. Tapi nggak sengaja lewat ruang operasi terus ketemu sama Tante Keysa," jelasnya yang tentu berbohong, ia sudah menyiapkan jawaban ini karena ia sudah feeling bahwa Kailsa akan menanyakan hal seperti itu.

The Cruel BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang