46. Indoor

121K 11K 848
                                    

Berkali kali Faren memandang jam dinding yang diletakkan di atas papan tulis. Kurang 15 menit lagi, bel pulang berbunyi. Pelajaran Bahasa Indonesia yang membosankan ini, bagi Faren menunggu 15 menit lagi terasa menunggu 1 jam.

Ia melirik bangku di sampingnya yang kosong. Sudah berulang kali ia menghembuskan nafasnya. Pemilik bangku itu kini kembali menempati bangkunya yang ada di depan bersama Dahyun.

Faren meletakkan dagunya di atas meja sambil menatap soal soal yang ada di buku paket dengan malas. Memang sih soalnya hanya 5, tapi jawabannya 1 soal bisa 1 halaman sendiri, kan menyebalkan, jadi bikin Faren males ngerjainnya.

Faren menatap punggung Dhafian. Sepertinya cowok itu sedang sibuk mengerjakan soal soal di paket. Karena menganggur dan ponselnya selalu tidak mempunyai data paketan, ia menggambar sesuatu di punggung Dhafian menggunakan jari jari tangannya.

Sedangkan pemilik punggung itu hanya diam dan terus melanjutkan mengerjakan soalnya, seolah tidak terganggu dengan keusilan Faren.

"Far!"

Faren langsung menegakkan badannya karena seseorang tiba tiba duduk di sampingnya membuat jantungnya hampir copot.

"Apaan sih Ver! Ngagetin aja!" Faren memukul lengan Vernon membuat cowok itu meringis karena pukulan jahanamnya.

"Far, gue bisikin deh." Wajah Vernon sedikit mendekat ke arah Faren, "Hari ini kan ulang tahun Kahfi. Pasti nanti malem lo bakalan buat kejutan sendiri buat pacar lo kan? Nah, gimana kalo lo ikut gabung kasih surprise ke dia nanti pulang sekolah?"

Faren saja baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahun Kahfi. Sedangkan ia belum menyiapkan apa apa dan tidak tau harus memberi surprise seperti apa.

"Lo pasti bawa kadonya kan? Lo bisa kasih kado itu nanti, kalo rame rame kan pasti lebih seru," kata Vernon yang bersemangat. Tapi ia tetap memelankan suaranya agar Kahfi tidak dapat mendengar percakapan mereka.

"Mmm--itu..." Faren bergumam, bingung harus menjawab apa. Sedangkan ia tidak membawa kado. Lagian dirinya dan Kahfi juga sudah tidak ada hubungan, jadi apakah Faren wajib memberi kado untuk cowok itu?

Tiba tiba saja bel pulang sekolah berbunyi. Guru Bahasa Indonesia itu mengucap salam terlebih dahulu sebelum beliau meninggalkan kelas ini.

"Dahyun nanti bakalan cegah Kahfi untuk pulang dulu. Jadi kita sekelas keluar untuk nyiapin surprise-nya," kata Vernon dengan sekali hentaan nafas, "Yuk."

"Kalian duluan aja. Nanti gue nyusul."

Setelah mendapat respon dari Faren, Vernon dan yang lainnya pergi keluar kelas sambil membawa tasnya masing masing agar Kahfi tidak mencurigainya.

"Dhaf," panggil Faren membuat cowok itu menoleh ke belakang, "Lo--"

"Gue ada ekstra basket," ujarnya, kemudian cowok itu menyampirkan tasnya di satu bahunya dan mulai melangkahkan kakinya keluar kelas.

Faren mendesah kecewa. Di kelas ini hanya tersisa dirinya, Kahfi, dan Dahyun. Ia bingung harus memberi kado apa kepada Kahfi nanti.

Setelah 3 menit berpikir, akhirnya ia mengeluarkan buku tulisnya dari dalam tas lalu menyobek bagian tengahnya. Ia menuliskan beberapa kata di atas kertas kosong itu menggunakan spidolnya. Ia memandang sejenak tulisan itu lalu tersenyum kecil. Segera ia melipat kertas itu menjadi kecil kemudian keluar dari kelas tidak lupa membawa tas ranselnya.

"Far!" Seseorang melambaikan tangannya mmebuat cewek itu langsung berlari menghampirinya.

"Nanti lo munculnya akhir akhir aja ya," kata Vernon dengan mata berbinarnya, "Lo bawa kadonya kan?"

The Cruel BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang