SEPI

198 14 0
                                    

Raga sampai dirumah mewah yang sudah ditempatinya selama 17 tahun,keadaan tak pernah berubah,selalu sepi,selalu tenang,dan dirinya selalu merasa tak dianggap.

Tubuh lelahnya dihempaskan ke sofa ruang tamu,mengamati seluruh sudut ruangan yang besar,dia ingin berkumpul bersama keluarganya.

Apa menurut orang tuanya pekerjaan lebih penting dari sebuah nyawa,Raga.Jika Raga tak dianggap untuk apa dia ada?Untuk apa mama papanya menikah?

Orang tua nya jarang sekali berada dirumah,mereka pulang hanya saat ada keperluan bisnis dan saat Raga membuat ulah disekolah,saat orang tuanya dipanggil untuk menghadap kepala sekolah.

Saat dia membuat kekacauan disekolah,Papanya akan menghajarnya habis-habisan,mengumpatinya,dan Mamanya hanya bisa menatap prihatin.

Raga senang saat Papanya memukulinya,karena dia bisa berada dekat dengan orang tuanya,apa Raga harus berbuat onar dulu agar orang tuanya berada dalam jangkauannya?

"Den Raga udah pulang?Makan dulu den,bibi udah masak makanan favorit den Raga," sapa Bi Inah,pelayan rumah tangga yang juga berada dirumah ini sebelum Raga ada.

Bahkan Raga lebih dekat dengan Bi Inah,Bi Inah lebih mengerti makanan favoritnya,Bi Inah lebih mengerti situasi hatinya.

"Iya bi,Raga ganti baju dulu,habis ini kita makan bareng ya?"

Bi Inah hanya tersenyum,dia menganggap Raga seperti anaknya sendiri,suaminya bekerja sebagai pekerja kebun dirumah Raga,dan mereka berdua belum dikaruniai anak hingga masa tuanya.

Raga bergegas ke kamarnya dilantai 2,menaiki tangga dengan lesu,keceriaannya diluar sana berbanding terbalik dengan apa yang dirasakannya dirumah.

Namun Raga bersyukur bisa mendapat kasih sayang dari Bi Inah,beliau juga yang selalu menasehati Raga agar menjadi anak baik.

👟👟👟

Setelah makan malam,Raga berpamitan kepada Bi Inah untuk keluar mencari udara segar.Dia suntuk berada didalam rumah,hanya bermain PS,makan,bermain gadget,ngegym,berenang.

Dia memutuskan ke supermarket terdekat,untuk membeli beberapa cemilan jika sahabat-sahabatnya datang kerumah,memang laknat sekali.

Saat berada di rak makanan ringan,dia menubruk seseorang,bukan,tapi orang itu yang menubruk Raga,karena orang itu sedang terfokus pada gadgetnya.

"Mbak,kalo jalan liat-liat dong,emang ini jalan punya situ?" ucap Raga.

Cewek itu mendongak,mereka berdua sama-sama kaget,bagaimana bisa di banyak supermarket yang ada keduanya bisa sama-sama disini.

"Astaga lo lagi,sial banget sih hidup gue,nggak usah ngintilin gue," ucap Ara,si mbak mbak yang menubruk Raga.

"Siapa juga yang ngintilin lo,kurang kerjaan banget gue.Lo itu juga kalo jalan itu liat-liat,main nubruk-nubruk orang,sukanya modus." Raga berhasil menyentil emosi Ara.

"Hih,lo tuh ya pingin gue cakar pake garpu." Ara berseru geram.

"Nih coba aja kalo bisa,nih cakar," Raga memajukan mukanya,mengejek Ara.

"Lho,Ra,udah belum?Pulang yuk,udah malem," tiba-tiba suara seorang cowok membuat keduanya menoleh.

"Eh,udah kok ayok,gue habis ketemu dedemit jadi lama,sorry ya."

Yang dibilang dedemit hanya memasang muka lempeng,seakan ejekan Ara tidak mempan.

Yang dipikirkan Raga bukan dirinya yang dipanggi dedemit,namun jika tadi cowok itu mengajak Ara pulang,berarti Ara juga kesini dengan cowok itu,Geo.

Raga memperhatikan keduanya yang menjauh sehabis membayar dikasir,pikirannya mencari kemungkinan yang ada,atau mungkin Ara pacaran dengan Geo?

Raga tersadar dari lamunan bodohnya dan segera mengambil beberapa makanan dan minuman,tak lupa segera membayar ke kasir dan pulang.

"Idih,babang Raga udah dateng,bawa makanan pasti?" teriak Satya tak tahu diri dikamar Raga.

Ke 4 nya memang sering menginap dirumah Raga,bukan sering namun hampir setiap hari kecuali hari Senin dan Sabtu.

Raga melemparkan belanjaannya ke meja dan segera diserbu oleh teman-temannya,kaya lele aja dikasih makan langsung rebutan.

Raga sendiri lebih memilih berjalan kearah balkon kamarnya dan duduk disana,mengamati langit malam yang cerah oleh sinar bulan.

Pikirannya berkelana lagi saat melihat Ara bersama Geo,kenapa dia malah memikirkan Ara,kan dia bukan siapa-siapanya.

Namun Raga takut jika Ara akan bernasib sama dengan perempuan-perempuan yang menjadi mangsa Geo,memang semua perempuan yang pernah bersama Geo dibayar untuk tutup mulut supaya tidak membeberkan perbuatannya.

Namun Raga dan ke 3 sahabatnya tidak sebodoh itu,tidak gampang dimanipulasi dengan sifatnya yang baik,dengan segala sopan santunnya.
Hah,serigala berbulu domba.

Satya datang menghampiri Raga,duduk disebelah Raga dengan menyodorkan sebatang rokok,tentu Raga mengambilnya.

Rokok itu menyala dari korek yang dibawa Satya,mereka berdua merokok dibalkon kamar Raga,Satya mengamati Raga,tahu sekali jika sahabatnya ini sedang banyak pikiran.

"Ga,lo kenapa?Muka lo tambah ancur tau nggak," ucap Satya.

"Sialan lo,gue tadi ketemu Ara sama Geo di supermarket."

"Hah?Mereka jalan berdua gitu?" tanya Satya.

"Ya mungkin gitu."

Lalu keadaan menjadi hening.

"Sat," Raga memanggil Satya.

Dan Satya tahu saat Raga memanggil dirinya tanpa embel-embel bang berarti Raga sedang serius.

"Hm?"

"Kok gue kepikiran Ara terus ya?"

"Lo suka kali sama dia."

"Ah mana mungkin,cewek rabies kaya gitu,masak gue bisa suka?"

"Eh Ga,gue kasih tau nih ya,lo dari kelas 10 selalu ganggu dia,lo seakan selalu ada dalam lingkungannya,emang sih lo keliatan suka banget buat dia kesel,tapi secara nggak langsung itu membuat diri lo terbiasa dengan sikap Ara,selalu kepikiran semua tingkah Ara,jujur deh iya apa enggak?" jelas Satya panjang lebar.

"Iya sih,tapi buat dia kesel itu kesenangan tersendiri buat gue,ah bodo lah ribet emang urusan sama cinta,cinta anaknya siapa sih?"

"Ye si ogeb,pokoknya kalo lo cinta sama Ara,perjuangin dia,kejar dia bro,gue yakin lo bisa jadikan dia milik lo dengan cara lo sendiri.Good luck,boy."

"Makasih ya Sat,sini cium dulu."

"Anjing,jijik gue.Udah yuk masuk,mau liat koleksi gue yang baru kan?" Raga tahu betul apa yang dimaksud Satya,apalagi muka Satya yang mesum.

Keduanya pun masuk bergabung dengan Oji dan Ujang dengan wajah  mupeng sambil melihat layar laptop Raga yang sudah menyuguhkan video yang menjadi kegemaran kaum adam.

'Saatnya upacara malam,' batin Raga.

👟👟👟

ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang