MASA LALU

154 9 0
                                    

"Ga santai dong bawa mobilnya,kasian mobil lo,lo siksa kaya gini," ucap Ujang saat didalam mobil.

Mereka berempat sudah dalam perjalanan ke rumah Raga,saat Satya bilang ada dia disana mereka memutuskan langsung menyusul Raga yang sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil.Untung Oji dan Ujang sempat membeli minuman kesukaan mereka,Ultra milk.

Dan beginilah keadaanya sekarang,Raga yang emosi dan meluapkan dengan membawa mobil seperti pembalap.Jalanan sudah sepi karena hari sudah malam,menambah kelegaan mereka agar tidak ada korban jiwa yang ditabrak Raga.

"Ga berhenti sekarang!" bentakan itu berasal dari Oji,sontak Raga menginjak rem nya dalam,Oji dan Ujang yang ada dibelakang sontak terpentok kursi didepannya,lagi.

"Kok mendadak sih,Ga?" tanya Oji.

"LO YANG MINTA,BAMBANG!" teriak Ujang kesal.

"Lo itu Ga nggak pernah bisa kontrol emosi lo,biar apa lo kebut-kebutan kaya tadi?Biar dia ilang gitu?!Biar masalah lo ilang semua?!" bentak Oji tanpa mengindahkan teriakan Ujang,dia benar-benar kesal dengan Raga.

Raga hanya diam.Dadanya yang tadi naik turun karena emosi kini mulai teratur seirama dengan nafasnya.Raga benar-benar kalut,bisa-bisanya dia seperti ini gara-gara cewek itu.

"Ga,dengerin gue,lo sama dia harus selesaiin ini baik-baik," ucap Satya sambil menepuk bahu Raga.

"Gue sama dia udah selesai,apa lagi yang harus diselesaiin?" tanya Raga memandang kosong jalan didepannya.

"Ini yang nggak gue suka dari lo,Ga,lo itu egois,lo selalu pesimis,kalo ada masalah selesaiin,jangan malah buat masalah baru," Ujang yang tadi hanya diam kini mulai bersuara.

"Terus gue harus gimana?Ngajak Felita balik ke gue?" jawab Raga putus asa.

"Ya kalo takdir maunya gitu,lo bisa apa?Kita bisa apa?Makannya lo omongin sama dia,biar ada jalan keluarnya,biar lo nggak diserang emosi mulu," jawab Satya sambil ngupil.

"Bang Sat jorok," ucap Ujang ngeri melihat upil Satya,lalu Satya mengoleskan upilnya ke tubuh Ujang.

"SATYA,*KEMPROH*!" Ujang berteriak sambil menepuk nepuk bagian tubuhnya yang terkena upil Satya,tak bisa dihindari mereka semua tertawa tak terkecuali Raga,memang sahabatnya ini memiliki kekuatan membuatnya bahagia.

"Pokoknya lo harus selesaiin masalah ini Ga,gue kasian liat lo kaya gini terus," kini suara itu berasal dari Oji saat tawanya mereda.

"Pasti,makasih ya guys,sini peluk," ucap Raga sembari merentangkan kedua tangannya untuk memeluk sahabat-sahabatnya,jadilah mereka berpelukan layaknya sahabat lama yang tidak pernah bertemu.

Ahkirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Raga,menemani Raga seperti biasanya.Dan Raga butuh waktu untuk bertemu dengan Felita,cewek dari masa lalunya,cinta pertamanya dan sakit hati terpahitnya.

Ara duduk di sofa ruang tamunya dengan segelas susu coklat hangat yang dibuatnya,dia masih memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya.Dia trauma.Sangat.

"Hayo Ara,udah mulai ngalamunin yang jorok ya?" sapa Bang Aro baru saja keluar dari kamarnya dan kini Bang Aro sudah duduk disamping Ara.

Ara menyandarkan kepalanya di bahu Bang Aro,"Bang,Ara lagi galau." Ujar Ara manja,abangnya ini memang selalu bercanda,namun berada didekatnya membuat Ara nyaman.

"Galau kenapa?Anak kecil kok udah galau-galauan?"tanya Bang Aro setelah mencium puncak kepala Ara.

"Ara itu benci sama dia bang,benci banget.Tapi itu dulu,sekarang udah berubah,Ara justru nyaman dan aman dideket dia bang,itu namanya apa?"tanya Ara polos,dia belum berani menceritakan apa yang dialaminya tadi.

"Kalo abang bilang Ara udah mulai suka sama cowok itu.Emang siapa sih,Ra?"

"Raga.Yang dulu jemput Ara."

Aro diam,lalu tersenyum kecil,"Ara udah mulai suka sama cowok,tapi Ara harus inget pendidikan nomor satu.Jangan terbawa dalam pengaruh buruk ya,Ra.Harus bisa jaga diri kalo nggak ada Bang Aro di deket Ara.Kamu kan satu-satunya yang abang punya di dunia ini,jadi abang harus jaga Ara terus,Ara juga harus bantu bang Aro supaya nggak buat abang khawatir."

Ara menangis dalam pelukan Bang Aro,betapa dia mencintai kakaknya ini.Bagaimana Bang Aro menyayanginya,dia rindu dengan keluarganya.Dia rindu Ayah dan Bundanya.

"Ara janji Bang,makasih ya Bang udah jadi pelindung buat Ara," Ara mengecup pipi bang Aro.Aro tersenyum melihat tingkah adik perempuannya.

"Udah sana Ara tidur,besok harus sekolah kan?" Ara mengangguk dalam dekapan Aro.Setelah itu dia beranjak dari sofa ruang tamu dan menuju kamarnya,tidak lupa mengucapkan selamat malam kepada Aro.

"Ga,ini kok bau kamar lo nggak enak?Gue kenal deh ini bau apa," ucap Oji saat mereka sedang bermain PS,namun tiba-tiba ada bau menyengat yang sangat dihindari oleh cowok-cowok tampan itu kecuali Raga.Oji,Satya,dan Ujang mengendus-endus layaknya anjing.

"Lo tau lah itu bau apa," jawab Raga santai sambil memainkan gitarnya di sofa kamar bernuansa abu-abu itu.

"SAYTON LO!KALO NGENTUT DILUAR AJA SANA!" teriakan Ujang menggema seantero rumah mewah itu.

"GA BAUNYA GA ASTAGA,LO TAU BAU JIGONG HABIS BANGUN TIDUR?BAUNYA ENAK AN JIGONG DEH KAYANYA!" teriakan lebay itu berasal dari Oji.

"Lo nggak ngerasain sih Ga baunya gimana,mules deh gue jadinya," ucap Satya melas sembari memegangi perutnya.Entah kenapa setiap mencium bau kentut Raga,perutnya selalu mules.

"Alay lo pada," Raga melamun memikirkan kejadian saat dia bertemu Felita tadi.

"Udah nggak usah dipikirin,kan lo udah punya cewek garong," ucap Ujang saat bau kentut Raga sudah tidak mengendap didalam kamar.Ujang mengerti apa yang dipikirkan Raga.

Raga seakan tersadar,buru-buru dia meletakkan gitarnya dan mencari bendah pipih berjulukkan ponsel.Segera dia mencari kontak yang ingin dia hubungi.

'Halo?' Ucap suara diujung telfon.

'Gimana keadaan lo?'

'Baik,udah mendingan kok,santai aja.'

Diam menyeruak beberapa detik,Raga menelfon Ara.

'Tangan lo gimana,Ga?' Keheningan itu dipecahkan oleh Ara.

'Nggak kenapa-kenapa kata dokter.Oh iya Ra,besok lo gue jemput ya?' Kenapa Raga tiba-tiba seperti ini?

Ara diam diujung telfon,bingung mau menjawab apa.

'Oke,jam setengah tujuh?' Ahkirnya Ara menyetujui ajakan Raga.

'Iya,yaudah gue tutup ya,bye.'

'Bye.'

Telfonpun terputus,entah kenapa Raga senyum-senyum sendiri,ketiga sahabatnya yang menyaksikan itu hanya bisa saling pandang dan tersenyum penuh arti.Semoga Ara dan Raga jadi.

👟👟👟

Vote dan komen ya,terimakasih❤





ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang