KEDATANGAN TAMU

117 10 0
                                    

Keesokan harinya,seperti hari-hari sebelumnya membuat Raga bosan.Raga bukan tipe manusia yang hanya bisa diam di satu tempat.Dia harus selalu bergerak,kalau tidak pantatnya seperti terbakar.Seperti siang ini,dia sudah jalan-jalan santai mengelilingi sekolah,padahal jam pelajaran masih berlangsung.

"Cewek garong lagi ngapain ya?"

Raga bergumam pada dirinya sendiri,segera kakinya ia langkahkan pada kelas Ara.Ingin tahu Ara sedang apa.Apa ini salah satu dampak jatuh cinta?Ingin selalu tahu apa yang sedang diperbuat oleh orang yang kita suka.

"Kelasnya kosong?"Kepala Raga menyembul kedalam kelas Ara.Namun tidak ada orang sama sekali,mungkin sedang olahraga.Jadilah Raga memilih kembali ke kelasnya.Tidak ada yang bisa menjadi sasaran kejahilannya.

"Ra,"panggil Lisa.

"Apa?" Ara dan Lisa sedang dihukum karena tidak membawa seragam olahraga.Mereka tidak janjian,mungkin karena sahabat harus sehidup semati.

Keduanya sedang menyapu halaman belakang sekolah."Lo udah jadian ya sama Raga?"Lisa bertanya tanpa tahu situasi.

Ara lantas menoleh dan menghentikan kegiatannya.Dia berjalan kearah pohon besar yang rindang,lalu duduk dibawahnya.Meluruskan kedua kakinya sembari mengipasi wajahnya dengan telapak tangan.

"Arananta." Panggil Lisa sekali lagi.

Sekali lagi Ara menatap Lisa yang sudah duduk disampingnya,meluruskan kakinya juga.Kemudian Ara menghembuskan nafasnya pelan."Gue juga bingung sama perasaan gue,Lis."

"Bingung,kenapa?"

Ara memejamkan mata sembari menyandarkan tubuh pada batang pohon."Ada kala gue benci banget sama Raga.Rasanya pingin jauhin dia dari hidup gue.Tapi itu dulu,sebelum perasaan yang baru ini singgah dihati gue.Perasaan yang selalu menggelitik aneh waktu ada Raga.Perasaan yang buat gue nggak konsen waktu mikirin Raga."

"ITU JATUH CINTA,RA!" jawab Lisa ngegas.

Ara membuka matanya."Ah masa iya?Tapi gue ragu,Lis.Raga orangnya nggak pernah serius,gue takut kalau gue cuman bahan lelucon buat dia.Mungkin dia menganggap gue sebagai objek kepuasannya buat jahilin orang."

Lisa mendengus."Lo ragu atau lo gengsi?Gengsi punya pacar tukang bolos,ngerokok,suka balapan.Gengsi atau ragu?Dengerin gue,selama ini Raga nggak pernah kan deket sama cewek.Nggak pernah juga dia jalan atau pacaran.Selama ini,cewek yang selalu dia deketin itu lo,Ra.Saran gue,jangan terlalu jatuh dalam takut sama gengsi,Ra.Karena memang penyesalan di ahkir itu menyakitkan."

Lisa berdeham."Kalau dia nakal,rusak,bandel atau segala macam.Bukan berarti lo harus tinggalin dia,harus mengabaikan dia,justru sikap lo kaya gitu yang harus lo tinggalin.Lo harus bisa bawa perubahan baik dalam hidup Raga.Nggak semua yang buruk selamanya buruk."

Ara terdiam mencerna perkataan Lisa."Dan satu lagi,lo harus seimbang antara logika dan perasaan.Kalau salah satunya berlebihan,bisa karam hidup lo."

Ara menatap dedaunan yang jatuh ditanah."Lis,"ada jeda untuk sesaat."Sekarang perasaan itu semakin nyata,gue jatuh cinta sama Raga."
Dan Lisa tersenyum lebar penuh arti.

Siang itu saat pulang sekolah,SMA Gelora padat dengan siswa-siswi yang berhamburan keluar kelas.Buru-buru ingin keluar dari tempat yang seperti tahanan bagi mereka yang tidak.menikmatinya.Namun seperti surga bagi yang menikmati pelajaran.Dengan tidur misalnya.

Keempat cowok tampan SMA Gelora berjalan dengan gaya khas mereka.Raga yang merangkul pundak Oji sembari tertawa.Ujang yang tebar pesona dengan dede gemez.Satya yang kalem-kalem tai ayam.

"Ga,Ara tuh," tegur Satya.Seketika Raga langsung menjatuhkan pandang pada Ara.Asek!

"Itu orang,semakin hari makin bikin hati gue dag dig dug kaya speaker angkot." Ucap Raga sembari mengusap dadanya.Kemudian mereka berempat menghampiri Ara yang sedang bersama Lisa.

ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang