Ara masuk kedalam mobil Geo dengan wajah cemberut,kenapa sih dia harus ketemu sama si biang onar itu,ngerusak suasana banget.
"Kenapa Ra?Kok cemberut gitu?" Geo bertanya sembari melajukan mobilnya meninggalkan supermarket.
"Habis liat dedemit."
"Siapa?Cowok tadi?Raga kan?"
"Iya."
"Jangan deket-deket dia deh,Ra,nakal gitu,takutnya lo diapa-apain sama dia.Udah tengil,nakal,sok jagoan lagi."
Ara hanya diam menanggapi ucapan Geo,dirinya enggan berkomentar apa-apa,toh itu tidak terlalu penting untuk dipikirkan,sekarang yang diinginkannya hanya pulang dan segera tidur
Tadi saat Ara sedang menonton film kesukaannya,Maze Runner,dia mendapat notif line dari Geo untuk menemaninya membeli keperluan OSIS di supermarket.
Dan tidak disengaja bertemu dengan si cowok tengil,siapa lagi kalau bukan Raga.Ara memang kalem,tapi kalau sudah menyangkut tentang Raga semangat dan emosinya selalu meluap,ya semangat untuk menendang dan memarahi Raga.
"Makasih ya Ra udah nemenin beli kebutuhan OSIS," ucap Geo saat sudah sampai didepan gerbang rumah Ara.
"Iya,udah tugas gue juga kali sebagai wakil lo,gue masuk dulu ya."
"Oke,jangan lupa minggu depan ada rapat lagi."
"Siap bos,ati-ati dijalan." Setelahnya Ara keluar dari mobil Geo,melambaikan tangan lalu segera melangkah kedalam rumah.
Saat sampai dikamar dia segera berganti pakaian dan tidak lupa membasuh muka,tangan,dan kaki.Lalu setelah itu Ara berbaring dikasur memikirkan kembali kejadian yang terjadi hari ini.
Entah kenapa,setelah Raga mengantarnya pulang,cowok itu selalu hadir dalam pikirannya,tidak-tidak rasa itu tidak boleh datang.Ara sudah lelah untuk hari ini,dia memilih mulai memejamkan matanya dan berharap hari esok lebih baik.
*Kringg*
Alarm Ara berbunyi tepat pukul 6 pagi,segera cewek itu mematikan alarmnya dan merenggangkan otot-otot tubuhnya sesaat.
Setelah itu Ara mengecek notif ponselnya dan tak disangka notif dari Raga muncul,pesan itu masuk pada pukul 05.45 ,pagi sekali.
Lo gue jemput,stngh 7 udh didpn.
Ara terkejut,bagaimana bisa Raga mengambil keputusan secara sepihak,dia ingat kejadian saat Raga mengantarkannya pulang,cowok itu seperti ingin menerbangkan nyawanya saja.Segera Ara membalas pesan itu.
Gausah,gue bisa brngkt sendiri,lagian gue trauma digoncengin sama lo.
Ara menaruh ponselnya di nakas dekat kepala ranjangnya,segera ia mengambil handuk dan bergegas mandi,dia tidak ingin diomeli oleh bang Aro karena telat berangkat kesekolah.
"Duri duri dam dam duri duri dam..." Ara melantunkan lagu masa kecilnya,lagu itu tidak sempat selesai karena teriakan dari Aro.
"Ara,lo mandi apa nggali tanah?!Lama amat,kasian temen lo udah nunggu."
Seketika Ara berdiri dari kursi meja riasnya,jangan bilang Raga benar-benar datang menjemputnya.Dia segera memakai sepatu dan menyambar tas sekolahnya.
Terdengar suara gaduh yang dihasilkan oleh Ara,saat sampai dibawah dia melongo melihat Raga sedang membaca majalah milik mamanya yang sedang ada tugas kerja diluar negeri untuk beberapa minggu ke depan bersama Ayahnya.
"Ngapain lo disini?" Sapaan sinis dari Ara.
"Ini lagi liat majalah mama lo,bagus juga bajunya,gue bisa coba nih."
Ara menahan tawanya mati-matian,membayangkan Raga memakai baju koleksi perempuan,padahal disitu hanya terdapat dress pesta,Raga akan mengenakannya?Bukan ide buruk.
"Hey kalo mau ketawa,ketawa aja,lebih cantik daripada marah terus."
Ara tersadar dan kembali menjadi galak. "Kan gue udah bilang gausah jemput,ngeyel banget sih."
"Udah ayo berangkat,abang lo juga udah berangkat ada rapat mendadak lagi,dia nitip lo sama gue."
"Ogah,emang gue barang,gue bisa berangkat sendiri."
"Jahat lo Ra,gue udah nunggu lo dari jam 6."
"Bohong,lo bilang jam setengah 7."
"Tapi kenyataannya jam 6 gue udah nangkring didepan rumah lo,tanya abang lo aja kalo gapercaya."
Ara berpikir sejenak. "Lo kalo bawa motor kaya mau ngilangin nyawa anak orang,Ga.Takut gue."
"Janji deh nggak lagi,sumpah cowok kece gapernah ingkar janji."
Ara terdiam sesaat dan memilih mengiyakan dengan menganggukan kepala.
Setelah mengunci pintu rumah dan pagar,Ara segera naik ke motor besar milik Raga,Raga pun segera menjalankan motornya.
"Ga lambat banget sih,bisa telat nanti." ucap Ara ditengah perjalanan.
"Sesuai perintah tuan putri."
"Tapi nggak 20 juga kecepatannya astaga Raga."
"Okedeh,standar aja kalo gitu."
Dan motor Raga pun melaju dengan kecepatan 40,Ara menikmati perjalanan dengan melihat sekeilingnya,kalau pagi kota kelahirannya ini terlihat lebih sejuk dan nyaman.
"Thanks ya,gue ke kelas dulu." Kali ini Ara tersenyum pada Raga,Raga melihat itu tertegun,pasalnya ini pertama kali Ara tersenyum padanya.
"Oke,jangan kangen sama gue ya,soalnya gue ngangenin." Raga nyengir mengucapkan itu.
"Amit-amit." Ara pun meninggalkan Raga yang terkekeh menuju kelasnya.
Raga berharap,semoga setelah ini dia dan Ara akan menjadi teman,tidak lagi ada benci di diri Ara,tidak ada lagi kemarahan,dan tidak ada lagi sumpah serapah Ara,tapi kalau jahilnya Raga untuk Ara?Akan berlaku terus sampai Raga bisa menjadi bagian dari Ara.
👟👟👟
Vote dan komen ya,terimakasih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGA
Teen FictionAbraga Jagad Bagaskara. Cowok ugal-ugalan,yang kalo kentut,baunya minta ampun.Suka balap liar,nakal,ngerokok,tapi takut sama Tuhan. Arananta Elena Denira. Cewek kalem,tapi kalo udah deket sama Raga bawaannya ingin marah,wakil ketua OSIS,paling benci...