"Bi Atik cantik,Raga pesen Mie kuah satu diiris cabe lima,ayam goreng kremes sama nasi satu,es teh nya satu ya," pesan Raga saat sudah sampai di warung Bi Atik dan sudah duduk dengan tenang.
"Kalo Oji pesen Mie goreng dua jadiin satu,sama es kopyor satu deh bi," kini Oji yang memesan,dia duduk disamping Raga.
"Kalo Satya Sayur Lodeh pake nasi,lontong opor,sama es jeruk satu Bi," ucap Satya yang duduk didepan Raga.
Ujang diam."Ini Mas Ujang pesen apa?Kok dari tadi diem aja?" Bi Atik bertanya,karena daritadi Ujang hanya diam menyimak.
"Ujang makan sisa mereka aja,Bi."
Sontak tawa ke tiga cowok itu meledak melihat kegalauan Ujang karena makanan yang mereka pesan.
"Kita kalo makan nggak sisa kok,bro.Sans ae." Kata Raga disela tawanya."Yaudah,Ujang pesen nasi goreng diiris cabe lima belas ya,Bi."
"Buset Jang,nggak sekalian aja tuh cabe lo jadiin jus?" Tanya Satya kaget.
"Iya trus nanti gue siram ke muka lo."
"Santuy dong bro,lo kenapa sih kok kayanya sensi banget?Gara-gara nraktir kita ya?Yaudah kita bayar sendiri-sendiri aja,gamasalah kok,baperan amat dah," ucap Oji sambil menyomot pisang goreng yang baru saja dihidangkan.
"Bukan gitu ahhh," Ujang berteriak kesal sambil mengacak-acak rambutnya.
"Jang lo kenapa?Cerita aja dah,galauan banget kaya perawan PMS," kini Raga mulai menyimak sahabatnya itu.
"Lana jadian sama Geo."
Mereka berempat terdiam,belum mengerti apa yang dibicarakan oleh Ujang.Memang kenapa kalau Lana jadian sama Geo?Apa urusannya dengan Ujang sampai galau kaya gitu.Apa jangan-jangan...
"Lo suka ya sama Geo?" Tanya Oji minta dilempar dari puncak gunung.
"Ihh Oji bego lo ilangin dikit dong,mana mungkin gue suka sama Geo,gue sukanya sama Lana," ahkirnya pengakuan itu keluar dari mulut Ujang.
Lana adalah anak IPS,dia jago karate,susah dapetin hati dia,karena ilmu karate yang dia punya bukan sembarang ilmu.Selain itu dia juga tomboy dan terkesan anti pacaran.Lalu kenapa Geo bisa jadian semudah itu dengan Lana?Lana cantik dan manis,perpaduan yang serasi.Dan yang menjadi pertanyaan dalam pikiran mereka,kenapa mereka tidak tahu kalau Ujang suka Lana?
"Kok kita nggak tahu kalo lo suka sama Lana Jang?" Nada tidak suka itu keluar dari mulut Satya,dia memang paling anti jika ada rahasia diantara keempatnya.
"Santai dulu Sat,kita dengerin penjelasan Ujang.Tapi tadi dirumah gue lo keliatan biasa aja kok Jang.Malah ketawa-ketawa kaya orang stress," Raga menimpali.
"Gue nggak mau cerita karena gue sendiri belum yakin dengan perasaan gue ke Lana.Gue liat dia aja udah panas dingin,gimana mau ndeketin.Tapi pas tadi di mobil gue liat Geo upload foto berdua sama Lana di instagramnya hati gue sakit banget,baru pertama ini gue ngerasain sakit kaya gini,apa dong itu namanya?" Jawab Ujang dengan muka pasrah,bahkan sorot matanya yang biasanya jenaka kini sedang redup.
"ITU CEMBURU NAMANYA,BAMBANG!!" Teriak ketiga cowok tampan yang daritadi hanya menyimak cerita Ujang.
"Oh cemburu ya?Berarti gue beneran cinta dong ke Lana?" Tanya Ujang kepada sahabat-sahabatnya.
"Iya Ujang," jawab Oji sabar.
"Hehehehe,iya juga,gue jatuh cinta." Ujang meringis menampilkan giginya yang rapi.
"Nah meringis juga kan,kering tuh gigi."
"Sekarang gini aja Jang,kalo emang dia jodoh lo dia bakal balik ke lo kok,lo gausah galau Lana pasti bisa jaga dirinya baik-baik,ilmunya kan nyari di rawa-rawa dia." Ucap Satya seakan menjanjikan.
"Yaudahlah,tapi gue takutnya dia disakitin sama Geo,Sat."
"Langsung patah tuh tulang tangannya sama Lana,percaya deh," ucap Raga menenangkan hati Ujang yang gelisah.
"Semoga deh,makasih ya guys,kalian emang sahabat terbaik gue."
"Iya makasih,emang gue dari dulu keren kok,jangan dipuji mulu,malu gue," balas Oji sambil menyisir jambulnya sok keren.
"Ya in ajalah,biar anaknya Wawan seneng," sambar Ujang.
Mereka berempat tertawa,tak lama kemudian pesanan mereka datang.Tatapan keempat cowok itu seperti terbakar nafsu makan yang besar.Satya yang paling doyan makan tanpa aba-aba langsung melahap makanan yang dia pesan,ketiganyapun menyusul yang dilakukan Satya.
"Ini jadi kalian yang bayar kan?" tanya Ujang disela kegiatan menghancurkan makanan didalam mulutnya.
"Nggak lah,lagian lo galau bukan gara-gara itu,lo tetap traktir kita," jawab Raga setelah menggigit ayam goreng kremesnya.
Ujang hanya mengangguk pasrah,tak apalah untuk sahabat-sahabatnya ini apa yang tidak.Seengaknya besok dia harus memanfaatkan keadaan jika Raga yang mendapat bagian untuk mentraktir.
Mereka memang begitu,tidak harus Raga terus yang membayar.Biasanya mereka melakukan undian untuk menentukan siapa yang mentraktir,namun ujung-ujungnya tetap Raga yang kena.Kadang Raga membatin,apa jangan-jangan dalam undian itu adalah namanya semua?
"Oh ya habis ini kita mau ngapain lagi?" tanya Oji saat kurang dalam 15 menit makanan mereka sudah kandas dan berpindah kedalam perut.
"Gimana kalo kita cari cemilan lagi aja,gue deh yang bayar," usul Satya.
"Oke deh,cari dimana nih?" tanya Raga.
"Supermarket deket rumah lo aja Ga,sekalian jalan pulang kan?" Ujang mengusulkan setelah menghisap rokok yang baru saja ia nyalakan.
Mereka bertiga mengangguk lalu mengikuti Ujang untuk merokok,bagi mereka sehari saja tidak merokok rasanya bagai minum teh tanpa gula,pahit.Entah siapa yang mereka tiru hingga bisa merokok aktif seperti itu.
Mereka berbincang lagi sembari menghabiskan rokok,membahas tentang mau punya berapa anak kalau sudah menikah,tentang makanan apa yang disukai oleh Mang Dadang--Tukang Kebun sekolah--Bahkan yang paling tidak penting adalah kenapa lipatan leher Bu Rena bisa hitam dan berlipat-lipat seperti roti.
"Yuk cabut," ajak Raga sambil memakai jaket denim kesukaannya.Rokok mereka sudah habis dan tujuan selanjutnya adalah supermarket.
Keempatnya pergi meninggalkan warung tak lupa Ujang membayar lalu mereka berpamitan kepada Bi Atik.
"Ga lo ambil bagian makanan ringan ya sama Satya,gue sama Oji bagian minuman," usul Ujang saat mereka sudah berada dalam supermarket.
Raga hanya mengangguk lalu berjalan bersama Satya ke bagian makanan ringan,tidak lupa dia akan mengambil makanam coklat kesukannya,saat dia sudah menemukan makanan kesukaannya yang ternyata tinggal satu tiba-tiba dari arah berlawanan juga ada seseorang yang mengambilnya,jadilah tangan Raga berada diatas tangan orang itu.
"Felita," ujar Raga lirih saat pandangannya bertemu dengan pandangan orang yang juga mengambil makanan coklat itu,buru-buru Raga menyingkirkan tangannya dan dengan segera pula ia mengajak Satya untuk membayar dan segera pulang.
"Raga,tunggu!" Seru gadis yang ternyata bernama Felita itu,namun Raga tetap berjalan tak menghiraukan dia,cinta pertamanya.
👟👟👟
Vote dan komen ya,terimakasih❤
*Mulmed : RAGA*
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGA
Teen FictionAbraga Jagad Bagaskara. Cowok ugal-ugalan,yang kalo kentut,baunya minta ampun.Suka balap liar,nakal,ngerokok,tapi takut sama Tuhan. Arananta Elena Denira. Cewek kalem,tapi kalo udah deket sama Raga bawaannya ingin marah,wakil ketua OSIS,paling benci...