HARGA DIRI

162 12 0
                                    

"Oke,udah ngumpul semua kan?Inget ya kita berantem buat sekolah kita,biarin orang nilai kita rendah,negatif,brandal,terserah mereka.Yang penting harga diri sekolah kita harus tetap tinggi." Raga memeberikan wejangan kepada pasukannya.Setelah semua mengangguk mengerti,mereka menuju gang belakang sekolah.

"Uww,cowok ganteng dateng tuh,tumben bawa pasukan,takut kalah?" Ucap Andre,pemimpin pasukan SMA sebelah,si pengirim pesan alay.

"Kita?Kalah sama lo?Hahahaha,cucok meyong artinya," Ujang membalas dengan mengikuti gaya Anggun saat iklan shampo.

"Coba lo itung deh,berapa kali menang dari kita?1 kali kan?Itu juga gara-gara kepsek lo dateng." Kini Oji buka suara.

"Bacot lo semua!!Serang!!" Teriakan Andre menggema memimpin pasukannya,perkelahianpun tak bisa dihindari.

Adu jotos,tendang menendang,membanting,memukul dengan kayu,mereka lakukan dengan mudah seakan hanya merusak benda mati,padahal nyawa menjadi taruhannya.
Raga semakin beringas memukuli Raka,hanya ada sorot kebencian diantara keduanya.

Ara baru saja keluar dari kelasnya,selesai piket,tipikal siswi yang selalu mematuhi aturan,berbeda dengan teman-temannya yang memilih pergi secara diam-diam agar tidak disuruh piket.Untung masih ada Lisa dan beberapa siswi lain yang mau membantu.

"Pulang dijemput Bang Aro lagi,Ra?" Lisa bertanya diperjalanan menuju gerbang sekolah.

"Iya,tapi mungkin gue dapet es krim lagi nanti," mengingat kebiasaan Bang Aro suka rapat mendadak.

"Hahahaha,masih aja Bang Aro.Eh gue udah dijemput,gue tungguin lo dulu ya?" Mereka berdua telah sampai di gerbang sekolah.

"Nggak usah,kasian sopir lo nunggu lama nanti."

"Beneran nih?"

Ara hanya mengangguk sembari tersenyum. "Yaudah gue duluan,ati-ati Ra."

"Lo juga ati-ati." Keduanya saling melempar senyum dan melambaikan tangan karena Lisa semakin menjauh meninggalkan pelataran sekolah.

"Duh Bang Aro kemana sih?Pasti rapat mendadak lagi.Plis jangan sekarang," Ara bergumam sendiri,karena sampai 15 menit Bang Aro tak kunjung datang.

'Ara cantik ngalahin mimi peri,maafin abang lo yang ganteng ini ya,seperti biasa rapat mendadak,Ra.Nanti abang bawain es krim,hati-hati cantik."

Ya dugaannya tidak meleset,pesan dari Aro membuat Ara mendengus geli,besok-besok Ara tidak mau dijemput Aro lagi,menunggu itu tidak enak,apa lagi menunggu yang tidak pasti.

'Besok-besok nggak sama abang lagi."

Setelah pesan balasan itu terkirim,Ara mulai melangkah ke halte bus,menunggu bus jurusan daerah rumahnya.Cukup lama dia menunggu,bus berwarna merah itu juga belum datang,padahal hari sudah mau gelap.Kalau mau jalan terlalu jauh dari rumahnya.

"Loh,belum pulang,Ra?" Astaga mahluk ini masih ada?

"Menurut lo?!" Galaknya keluar.

"Belum dong,pasti nunggu gue ya?"

"PD banget!Sana pergi ngapain disini sih,Ga?!Ganggu pemandangan." Ya,orang yang mendatangi Ara adalah Raga.

"Lhah ini tempat umum,bebas dong gue mau dimana aja."

Ara hanya mendengus dan menatap sebal Raga yang masih nangkring dimotor besarnya,kenapa sih selalu ada Raga.Hidupnga menjadi tidak nyaman dan damai.

"Abang lo nggak bisa jemput lagi ya?" Raga membuka suara dikeheningan yang sempat tercipta.

"Hm,kepo."

"Judes banget cewek garong,mau bareng lagi nggak?" tanya Raga dibalik helm fullface nya yang hanya bagian kaca yang terbuka.

"Nggakusah,makasih."

"Beneran nih?Gue nggak mau nawarin 2 kali lho.Eh,denger-denger sekolah kita angker lho,biasanya di pohon mangga itu suka ada yang ketawa." Raga menunjuk pohon mangga tepat dibelakang halte menggunakan gerakan kepalanya.

Seketika muka Ara pucat,dia paling takut dengan hal-hal berbau astral.Pernah dia pingsan gara-gara menonton film Insidious.Terdengar lebay,namun itu kenyataannya.Dan menonton film Insidious  adalah yang pertama dan terahkir bagi Ara menonton film horor,sebenarnya dia tidak mau namun dia kalah ToD dengan Lisa dan tantangannya adalah menonton film horor.

"Woy,beneran nggak mau?Oke gue duluan ya?" Raga mulai menyalakan mesinnya dan hendak berlalu.

"Eh tunggu,gue ikut deh." Tersadar dari lamunannya,Ara segera naik ke motor Raga.

Raga tersenyum dibalik helmnya,ternyata Ara penakut.Dan untuk keangkeran sekolahnya Raga tidak mengarang cerita,itu memang benar adanya.

Motor Raga pun melaju dengan kecepatan standar,mengingat cewek garong yang sedang diboncengnya ini sangat cerewet,berbanding terbalik dengan penilaian orang bahwa Ara kalem.Kalem dari hidungnya!

"Ga,seragam lo kok ada bekas darahnya gini?" Ara mengomentari seragam belakang Raga.

Tubuh Raga menegang,bagaimana bisa dia lupa memakai jaket.Jangan lupa bahwa Ara adalah wakil ketua OSIS,kalau tahu Raga berantem bisa dilaporin ke BP,bukan dia takut dengan BP,namun malas saja berhadapan dengan Bu Rena.Wejangannya hanya itu-itu saja,kuping Raga sampai panas mendengarnya.

"Lo berantem ya?" Ara meneruskan pertanyaannya.

Raga diam. "Kalo diem berarti iya.Gue nggakjadi pulang dulu,anterin gue ke warung bakso Mang Uun." Ara berujar lagi,Raga hanya mengangguk.

"Mau ngapain kesini,Ra?" setelah sampai warung bakso yang diketahui Raga melalui penjelasan yang diberikan Ara dijalan,kini Raga ditahan oleh Ara diwarung itu.

"Mau njadiin lo daging bakso!" Seru Ara galak.Raga hanya menatap Ara kalem.

Dan Ara memakan bakso yang dipesannya dalam diam,tidak menawari Raga.Bahkan dia tidak mengajak Raga berbicara,apa mau cewek garong ini?Raga memilih memainkan ponselnya,memainkan game yang sempat didownload Ujang,Pou.

👟👟👟

Vote dan komen ya,terimakasih❤


ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang