ARA KEPLESET

188 16 0
                                    

"Ga,kayanya kita harus bawa pasukan deh,mereka rombongan kaya bawa satu sekolah," ke 4 cowok itu sedang berkumpul dikantin,dan Ujang membuka suara.

"Yaudah,terserah lo aja."

"Ok,nanti pulang sekolah kita hajar mereka." Kini Oji menimpali.

"Inget ya,jangan pada egois,ini harga diri yang jadi taruhannya,sekali kalian egois,bubar semuanya." Raga tampak serius jika sudah menyangkut harga diri sekolahnya.

"Siap grak kapten." Ujang memberi posisi hormat pada Raga.

"Dan jangan ketahuan sama orang sekolah selain kita dan mereka yang kita ajak."

Ke 3 cowok itu mengangguk paham atas perintah Raga,mereka harus melakukan secara sembunyi karena tidak mau dilarang oleh pihak sekolah.Apalagi OSIS,mereka selalu saja ikut campur urusan begitu,melapor ke BP lah,sok menasehati lah.Omong kosong kalau menurut Raga.

"Ga,Ara tuh." Raga pun menoleh dimana Ara sedang makan dengan sahabatnya.

"Bentar ya guys,tugas negara memanggil." Raga berpamitan pada ke 3 sahabatnya dan menghampiri Ara.

"Boleh gue gabung?" Raga duduk tepat disebelah Ara.

"Ngapain lo disini?" Ternyata Ara masih sinis,dasar cewek garong batin Raga.

"Cewek garong galak amat."

"Apa lo bilang?Cewek garong?Bilang sekali lagi,gue oles tuh mulut pake sambel."

"Cewek garong." Ternyata Raga benar-benar mengucapkan itu.

"Sini lo gue oles pake sambel!!!!" Muka Ara sudah merah padam karena kesal dengan Raga.

Raga lari menghindari serangan Ara,entah dorongan darimana Ara pun mengejar Raga,padahal gadis itu paling anti dengan yang namanya Raga.Terjadilah aksi kejar-kejaran itu,Raga dengan tenaga badak dan Ara yang terlihat seperti jalan cepat bukan berlari.

*Bruk*

"Awww!"

Raga menoleh ke sumber suara,Ara terpeleset lantai yang baru saja dipel oleh petugas kebersihan,Raga segera menghampiri Ara,dia tertawa ngakak melihat Ara.Yang ditertawakan hanya memasang muka melas dan marah.

"Lo ngeselin banget sih,ketawain aja terus sampe tuh gigi kering."

"Hahahaha,maaf-maaf habis muka lo kaya ayam kebelet kawin gitu,sini gue bantu."

"Lo itu yang kaya ayam,gausah gue bisa sendiri."

"Yakin gamau dibantu?"

"Nggak!" Namun berusaha bangkitpun Ara tak bisa,selalu berahkir dengan jatuh bersimpuh,entah kenapa lututnya benar-benar nyeri,berusaha dia menahan tangisnya.

"Ra,jangan nangis dong,tambah jelek tau nggak." Raga sempat-sempatnya mengejek Ara yang sedang kesakitan.

Dan tanpa aba-aba dan entah angin darimana,Raga menggendong Ara,menaruh Ara dipunggungnya,mengalungkan tangan Ara dilehernya.Ara yang terkejut belum bisa mencerna apa yang terjadi,ini beneran?Raga menggendong Ara?

"Nggak usah nangis dong,cengeng amat jadi cewek." Raga berucap dikoridor menuju UKS.

Ara tersadar dari keterkejutannya. "Raga turunin gue,malu diliatin orang banyak!" Ya,mereka berdua sekarang menjadi pusat perhatian.

"Dan biarin lo ngesot?Itu lebih memalukan dan tidak berprikemanusiaan."

Ara hanya meringis mendengar jawaban Raga,benar juga ya,Ara kan sedang kesulitan berjalan,otomatis dia hanya bisa ngesot.Ahkirnya perjalanan yang seperti berabad-abad itu terhenti,Raga mendudukannya di tepi ranjang UKS.

"Sini liat kaki lo."

"Gausah,gue bisa sendiri!"

"Bisa nggak lo ilangin kosakata gausah?Disaat kaya gini lo tetep masih mau sensi sama gue?"

"Ya siapa yang mau percaya sama lo,nakal,brandal gitu!"

"Bodoamat,siniin kaki lo,daripada lebih parah." Raga tidak tersinggung sama sekali dengan ucapan Ara,sudah biasa.

Terpaksa Ara menuruti perintah Raga. "Awas aja kalo sakit,gue langsung tendang!"

"Cerewet,mana kata orang Ara yang kalem?Garong kaya gini dibilang kalem."

"Garong sama lo doang,habisnya cari gara-gara mulu,udah cepetan,males gue disini,gerah."

Raga diam tidak menggubris perkataan Ara,dia sibuk memberi obat pada kaki Ara yang mengeluarkan darah,tidak lupa memijitnya pelan,tubuh Ara seperti tersengat listrik saat tangan Raga menyentuh lututnya.

"Gimana?Udah enakan?

"Hm,lumayan,thanks ya,gue balik kelas dulu,nggak enak udah mulai pelajaran."

"Udah disini aja,gue ijinin ke guru yang ngajar,daripada dipaksain tambah parah,nanti gue suruh Lisa bawain tas lo."

Ara hendak memprotes. "Ets,nggak ada kata penolakan." Raga lebih dulu berkata.

Ara memasang muka bete,bisa-bisanya Raga memerintahnya seperti itu,tapi bagaimana lagi,kakinya benar-benar sakit,untuk kali ini Ara merasa Raga ada gunanya juga.Ara memperhatikan Raga yang sedang mengetikam sesuatu diponselnya,jika diam dan tak banyak ulah begitu,Raga terlihat sangat tampan,bukan berarti biasanya dia tidak tampan,namun saat ini ketampanannya sungguh-sungguh membuat Ara dag dig dug sendiri.

Ara tersadar dari pikiran bodohnya,mana mungkin dia memuji si tengil,si brandal,si nakal ini,jelas tidak pernah terlintas dalam pikirannya."Sadar Ara,sadar!" Teriakan itu muncul dalam kepala Ara.

"Gausah ngliatin gue sampe kaya gitu,gue tau gue tampan.Ati-ati bisa bikin lo jatuh cinta nih." Suara berat dan dalam plus ngeselin itu ahkirnya terdengar,siapa lagi kalau bukan Raga.

"Amit-amit gue jatuh cinta sama lo,bawaannya pengen gue oles sambel aja tuh mulut." Ara melotot menahan kesal.

"Ngoles sambel tapi kok kepleset,ati-ati tuh mata nggelinding."

"Ragaaaa!!!!!Sana cepetan keluar sebelum gue timpuk pake kasur!" Ara teriak,sadis sekali ucapnnya dan mana kuat dia mengangkat kasur.

"Coba aja kalo bisa timpuk pake kasur." Raga senang sekali jika melihat Ara kesal,kecantikannya bertambah berkali lipat.

Dada Ara sudah naik turun menahan kesal,sebentar lagi akan terjadi ledakan besar dalam dirinya,sebelum Ara benar-benar marah Raga memilih berjalan mundur meninggalkan Ara namun tetap waspada mengawasi gadis itu jika tiba-tiba ia marah dan menimpuk Raga.

"Dasar cewek garong,muka kaya ayam kebelet kawin,untung gue sa..." Raga tersadar dia hampir kelepasan mengucapkan kalimat sakral yang selalu ia sembunyikan.

Dirinya pun memilih lari meninggalkan Ara karena muka Ara sudah benar-benar merah padam,tak urung jua Raga tertawa sebelum meninggalkan Ara.

Di UKS Ara sibuk meredakan kekesalannya,hanya Raga yang bisa membuatnya menjadi super galak.

"Oke Ara cantik,tenangin diri lo,nanti kalo ketemu tuh si tengil baru lo tendang,oke tenang." Ara menarik nafas dan membuangnya perlahan.Huh,berurusan dengan Raga memang melelahkan.

👟👟👟

Vote dan komen ya,terimakasih❤

ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang