PERTOLONGAN RAGA

146 14 0
                                    

"Eh ada anak Gelora tuh lagi sendirian,lumayan buat mancing Raga."

"Yaudah ayo,sebelum dia pergi."

Ara lagi-lagi menunggu Aro,sekolah sudah mulai sepi.Berulang kali ia menghela nafas,abangnya ini memang minta digetok pake sendok.

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore,artinya dia sudah menunggu selama satu jam setelah rapat OSIS tadi selesai.Saat sedang asyik bermain game tiba-tiba punggung Ara terhantam,ralat namun dihantam benda keras,bukan sendok tapi balok kayu.Seketika kesadaran Ara mulai hilang,dia mendengar suara orang tertawa sebelum ahkirnya pandangannya gelap.

"Ga,lo yakin gerbang sekolah belum ditutup?"

"Kalo udah ditutup tinggal manjat,motor tinggal disekolah."

Raga dan Satya baru saja selesai mengerjakan tugas tambahan dari guru BP karena ketahuan membolos,mereka disuruh membersihkan seluruh area lantai tiga.Dan itu sangat melelahkan,Oji dan Ujang?Mereka tidsk ikut membolos,karena ingin tobat.

"Lho Ga,ini tas nya Ara kan?Ada ponsel juga,Ga." Satya menunjuk tas berwarna putih tulang yang biasa dikenakan Ara tergeletak didepan gerbang sekolah.

Raga mematikam mesin motornya lalu mengernyit bingung,pasti sesuatu yang tidak beres telah terjadi pada Ara,cewek garong kesayangannya.
Dia berpikir cukup lama hingga sesuatu seperti menghantam kepalanya.INI PASTI RAKA.

"Ji,lo pulang duluan ya,gue masih ada urusan."

"Lhoh lo nggak nyari Ara dulu gitu?"

"Urusan gue itu Ara."

"Oh oke,good luck bro."

Raga tersenyum sambil mengangguk,dia memakai kembali helmnya,menyalakan motornya dan segera melaju mencari Ara.Pikirannya berusaha menebak dimana Ara.Ini pasti ulah Raka,dan dia tersadar bahwa ada tempat tersembunyi untuk kelompok Raka dan Raga tahu itu.

Ara mengerjapkan matanya,kepalanya pusing,punggungnya sangat sakit dan badannya...terikat?Ara lantas melihat sekeliling,dimana ini?Gelap sekali,Ara takut.

"Udah bangun,cantik?" sapa suara serak yang berasal dalam gelap itu.

"Siapa itu?" Ara sangat ketakutan sekarang,tiba-tiba lampu menyala,Ara cukup lega.

"Kenalin gue Raka."

"Nggak tanya!!Lepasin gue!!" Ara meronta di kursi tempat dirinya terikat.

"Ganas,gue suka." Raka berjalan mendekat ke Ara,di gudang tua itu sebenarnya banyak anak buahnya,namun Raka menyuruh mereka semua diluar,berjaga-jaga.

"LEPASIN GUE,ATAU GUE BAKAL TERIAK!" bentak Ara emosi.

"Silahkan teriak,cantik."

Ara memejamkan matanya,dia sebenarnya takut namun tak mau terlihat lemah.Dia berseru dalam hatinya supaya Tuhan menyelamatkannya.

"Main-main dikit boleh lah,ya?" Raka mengeluarkan pisau lipat dari saku celana sekolahnya.

"Mau apa lo?!Jangan deket-deket gue!!" Ara meronta ronta dikursi,hingga menghasilkan bunyi berdentum yang keras.

Raka mendekari Ara,menancapkan pisau itu ke rok sekolah Ara,menyobeknya hingga atas. "Wow,mulus juga lo ya?"

"JANGAN!!JAUH-JAUH DARI GUE!!" Raka tak mengindahkan teriakan Ara,dia akan beraksi lagi.

"Sekarang bagian perut ya,cantik.Lo seksi tapi pake seragam yang ukurannya besar,harusnya yang pas,biar tambah wow."

"Dasar cowok gila!!Stress!!Psikopat!!" Ara terus saja mengumpat,namun seragam putih bagian perutnya sudah sobek hingga menampakan dalaman Ara berwarna hitam.

"Yah pake daleman,gue kira bisa langsung liat perut lo."

Raka semakin mendekat,membekap mulut Ara.Ara takut setengah mati,tidak boleh!Apa yang dijaganya selama ini tidak boleh direnggut oleh pria brengsek ini!Kaki Ara tak bisa bergerak karena ditahan oleh Raka.

Cup

Ara menangis,cobaan apalagi ini,sekarang ciuman pertamanya direnggut!Secara tidak hormat,Ara berteriak dalam hati supaya Tuhan benar-benar menolongnya,Ara takut.

"Manis." Ucap Raka tak tahu diri saat melepaskan bibirnya dari bibi Ara.

"Bangsat!!" Teriakan itu menggema dalam gudang tak terpakai itu.

"Raga?" lirih Ara,pandangannya kabur tertutup oleh air mata yang terbendung di pelupuk mata.Saat pertama kalinya,Ara senang jika ada Raga.Ara aman saat ada Raga.

"Lo apain anak buah gue?!Mereka banyak diluar,kok lo bisa masuk?!" Raka emosi.

"Dasar nggak punya otak,kaya gitu lo bilang anak buah?Gue teriak Polisi aja dia udah ngacir,pasti ketuanya juga nggak punya otak." Sindir Raga.

Raga menatap Ara,astaga cewek garongnya."Lo apa in dia?" wajah Raga dingin menatap Raka.

"Baru mau mulai ,eh lo dateng,nggak papa sih udah dapet ciuman kok gue." Tanpa sepengetahuan Raka,dia membangkitkan sisi gelap Raga.

Raga mendekat ke Raka,tangannya terkepal kuat,matanya terlihat tenang namun membahayakan.Raka tahu bagaimana Raga saat marah dan sekarang anak buahnya pergi entah kemana.

"Mau apa lo?" Raka berusaha berani namun suaranya terdengar seperti cicitan ditelinga Raga.

"Lo juga udah nyobek rok sama seragam Ara kan?" suaranya tenang,namun tajam.

"Iya,kenapa?!"

"Gue juga mau ngelakuin itu,tapi bukan diseragam,tapi di kulit lo.Lo tahu gue kan?" Raga tersenyum sinis,sedangkan Raka menelan ludah dengan susah payah.

Raga menggenggam pisau lipat yang dia ambil didekat Ara tadi,dia membiarkan Ara duduk dulu,namun sudah melepaskan ikatannya.Tangan Raga berdarah karena menggenggam pisau terlalu kuat,Raka sangat takut sekarang.Sosok Raga yang tak pernah terlihat kini muncul lagi.

"Lo bakal ngerasain rasanya,Rak.Lo salah cari gara-gara sama gue,apalagi lo rusak milik gue,cinta gue."

"Sini kalo berani!" Raka takut namun sok berani.

Raga semakin menyudutkan Raka kedinding,hantaman tangan Raga tepat mengenai dinding samping kepala Raka,retak.Seperti hati Raga saat melihat Ara tadi.

"RAGA SOMPLAK SIAPA SURUH KAYA GITU?!" Teriakan Oji menggema saat Raga hendak menancapkan pisaunya ke Raka.

Oji,Satya,dan Ujang berlari menahan Raga,jangan sampai bagian gelap Raga membuat kesalahan,jangan sampai.Sudah cukup kejadian saat dulu yang sangat mengerikan.

"LEPASIN GUE!DIA NGERUSAK ARA!" Raga meronta karen ditahan Oji,Ujang,dan Satya.

"HEH ANAKNYA BAMBANG CUCUNYA SLAMET,BISA DIEM NGGAK LO?!" kini Satya berteriak lebih kencang.

"LO BISA BUNUH DIA KALO KAYA GITU!!BUKANNYA NYELESAIIN MASALAH,LO MALAH TAMBAH MASALAH!!BERHENTI GUE BILANG ABRAGA JAGAD BAGASKARA!!" Oji membentak Raga,disaat inilah peran Oji diperlukan karena Raga langsung menghela nafas kasar dan mengalah lalu menuju Ara.

"Ra lo nggak papa?Hey,jangan nangis," Raga berujar lembut sembari menghapus air mata Ara.

"Tangan lo luka,Ga."

"Gausah mikirin gue,ayo pulang,Ra," Raga mengulurkan tangannya yang terluka ke Ara,Ara menerima uluran tangan itu.Saling menggenggam.

"Gue balik." Raga berpamitan ke tiga sahabatnya dan mereka serempak mengangguk.

"Dan lo,urusan kita belum selesai." Raga menatap Raka dingin,Raka membuang muka.

Setelahnya Raga membawa Ara kemotornya,memberikan seragamnya untuk Ara pakai,karena sobekan diseragam Ara yang cukup besar dan memberi Ara jaket untuk menutupi pahanya.

"Makasih,Raga." Ara berucap dari balik punggung Raga.Raga mengangguk dan segera melajukan motornya,mengantar gadis rabies kesayangannya pulang.

👟👟👟

Vote n komen ya,terimakasih❤

ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang