"Raga,selamat datang di Istana!"
Ujang berteriak histeris saat Raga memasuki rumahnya setelah pulang dari Rumah Sakit.Raga hanya mendengus geli melihat kelakuan Ujang.Segera dia berjalan menuju kamarnya dilantai dua bersama ketiga sahabatnya.
"Lo nggak nyapa Bi Inah dulu,Ga?" tanya Oji bingung.
Raga mendengus."Bi Inah kan tadi telfon lo baru beli bahan makanan."
Oji hanya meringis geli."Oh iya,lupa."
"Dasar tua!"
"Yang penting ganteng,"Oji berujar.
"Sekata-kata Bambang ae lah."
Keempat cowok tampan itu terkekeh,lalu mulai sibuk dengan urusan masing-masing.Raga yang hanya rebahan di kasur.Satya yang bermain game dengan Oji.Ujang yang sibuk bermain gitar diatas sofa.
"Lo sama Feli gimana,Ga?" tanya Ujang sembari memetik senar gitar.
"Besok baru gue mau ngomong."
Raga yang baru memikirkan tingkah dan sikap Ara di Rumah Sakit kemarin ahkirnya tejeda.Digantikan perasaan yang aneh saat mendengar nama Feli.Bukan karena dia suka dengan gadis itu,justru Raga sangat membenci gadis berlabel Feli.
Ujang hanya mengangguk,setelahnya dia berucap lagi."Lo di Rumah Sakit cuman dua hari,padahal luka lo parah.Lo main dukun ya?"
"Kok lo tau,Jang?Padahal kemarin Raga minta dukunnya sekalian guna-guna lo." Satya yang terlampau gemas dengan pertanyaan Ujang ahkirnya membuka suara.
"Sialan lo Bang!"
"Ara lucu ya?" pertanyaan nggak nyambung dari Raga terdengar.
Oji mengangguk."Iya,mau gue jadiin dedek gemes."
"Bilang sekali lagi Paijo!Gue semen lo hidup-hidup!"
Ketiga cowok itu tertawa,kecuali Raga."Ampun,dijah!" Oji menjawab saat tawanya reda.
"Lo kapan ngresmiin si Ara,Ga?" tanya Satya,kini dia sibuk menonton TV.
"Adalah nanti waktunya."Raga mencari posisi nyaman dalam rebahannya."Nggak sekarang,mengingat gue sama dia baru aja jadi teman."
"Buruan dah pokoknya,gue takut Ara digondol Geo." Ujang membuka suara.
"Nggak mungkinlah,orang dia udah nggak suka sama Geo," Oji yang selalu kalah saat main game memilih bergabung dengan Satya menonton TV.
Raga berdeham."Bener kata Ujang Ji,lo liat kan nekatnya si grandong sama gue kemarin gimana?Kalo dia aja berani kaya gitu,pasti dia juga berani bermain licik dibelakang kita.Justru orang yang berpura-pura baik lebih mematikan."
"Dia ular.Diam namun cepat,manis namun beracun,menarik namun berbisa." Raga melanjutkan ucapannya.
Kini mata ketiga lelaki itu menatap Raga serius,ada kerutan samar di dahi mereka.Benar juga yang dikatakan Raga,tak ada yang tahu setelahnya Geo akan bertindak apa.Mereka hanya harus selalu siaga,bertindak cepat untuk menghalangi dan menghentikan tindakan buruk dari seorang grandong,yaitu Geo.
"Otak lo jadi bener gitu,Ga,kecelakaan lo ada gunanya juga ya," Ujang tiba-tiba berceloteh.
Raga hanya nyengir,setelahnya dia bangkit dari kasur menuju lemari baju.Mengganti celana santainya dengan celana jeans selutut dipadukan dengan kaos hitam dengan diberi luaran jaket denim.Tak lupa ia meraih sepatu Converse kesukaannya.
"Mau kemana lo?Baru sembuh juga,luka lo juga belum terlalu kering,"Satya bertanya sekaligus mengingatkan.
Raga hanya meringis geli."Ada tugas negara yang belum selesai Bang Sat."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGA
Teen FictionAbraga Jagad Bagaskara. Cowok ugal-ugalan,yang kalo kentut,baunya minta ampun.Suka balap liar,nakal,ngerokok,tapi takut sama Tuhan. Arananta Elena Denira. Cewek kalem,tapi kalo udah deket sama Raga bawaannya ingin marah,wakil ketua OSIS,paling benci...