Setelah acara makan selesai,Raga mengantar Ara pulang.Karena hari yang sudah semakin gelap.Keduanya diliputi persaan bahagia,ahkirnya permusuhan mereka berahkir.Status mereka berubah menjadi teman.Raga dengan harapan teman hidup.Dan Ara yang belum mengenali persaannya.
"Ra,besok lo gue jemput ya," ucap Raga yang diberi anggukan oleh Ara didepan rumahnya.
"Yaudah,sana lo pulang,udah mau malem," Ara tersenyum sembari memegangi tas sekolahnya.
Raga tersenyum jahil,"Ngusir nih ceritanya?" tangannya ia lipat didepan dada.
Ara gelagapan,"Eh bukan gitu,maksudnya ini udah malem.." Ara menjeda kalimatnya karena sibuk meredakan detak jantungnya yang siap meledak,"Anginnya nggak baik."
Raga terkekeh,"Cie Ara perhatian sama gue,cie,"Raga menusuk nusuk lengan Ara.
Ara melotot,"Raga!!Pulang sekarang nggak?Timpuk pake tas nih," Ara sudah siap menimpuk Raga.
"Eh jangan,ok deh gue pulang.Jangan rindu ya,Milea," Raga mengucapkan itu sembari menjalankan motornya lalu tertawa meninggalkan Ara yang mencak-mencak saking kesalnya.
"RAGA!!" setelahnya dia memilih masuk rumah,dia ingim segera mandi,badannya benar-benar lengket.Setelah menutup pagar rumah,dia baru sadar akan apa yang membalut tubuh mungil bagian atasnya.Jaket Raga.
Ara baru ingat tadi Raga meminjamkannya jaket,karena kebiasaan gadis itu yang selalu lupa bawa jaket.Bukan lupa sih,namun karena Ara malas membawa jaket.Dia segera masuk kedalam rumah dan berinisiatif mengembalikkan jaket milik Raga besok.Sekarang dia hanya ingin mandi lalu istirahat.
"Bi,Raga pulang," Raga baru saja membuka pintu rumahnya yang sepi.
"Iya Den,Bibi baru masak.Jangan lupa bersihin badan dulu baru makan malam ya," ucapan sedikit teriak itu berasal dari dapur.
Raga tersenyum yang tak bisa dilihat oleh Bibi,"Iya Bi,Raga mandi dulu."
"SELAMAT DATANG DEN RAGA!" teriakan alay itu berasal dari tiga sahabat Raga yang alay juga.Tidak lupa bahwa 3 orang kambing itu pasti menginap dirumahnya.
"Eh babu,lagi pada ngapain?" Raga merebahkan tubuhnya dikasur,"Udah pada nyapu,kan?Oji udah bersihin kolam renang?Ujang udah kasih makan hamster gue kan?"Raga berdeham sebentar,"Bang Sat udah bersihin kebun?"
"Sudah semua,ndoro," ucap ketiganya serempak.
Raga bertepuk tangan,"Bagus," setelahnya Raga melepas sepatu dan kaos kaki,kemudia melanjutkan perkataannya,"Sekarang tolong pijetin kaki gue."
Buk!Sebuah bantal mendarat dimuka Raga,"Kampret lo!Dikira babu beneran."Keempatnya terkekeh mendengar ucapan Ujang.
"Gimana Ga sama Ara?Enak?" tanya Oji setelah meminum minuman kesukaannya,susu.
Raga melempar muka Oji dengan kacang yang akan dimakannya,"Lo kira Ara makanan."Raga memasukan kacang kedalam mulutnya,"Enak kok."
Ketiganya menjitak kepala Raga,"Ye si Bambang!"
"Tadi Felita kesini,"suara Satya yang terkesan hati-hati itu mampu membuat tubuh Raga menegang.
Raga berekpresi datar,"Ngapain?"
"Ngitungin ubannya Bibi lo," jawab Ujang asal."Ya nyariin lo lah!" lanjutnya.
Raga seketika menepuk pelan jidatnya,dia lupa belum mengabari Felita untuk bertemu besok."Mampus!Gue belum bilang Felita."
"Udah jelek,nakal,pikun lagi."Candaan dari Ujang itu membuat Raga terkekeh.
Raga mengeluarkan ponselnya dan segera mengetikan sesuatu pada kontak yang hanya bernomor itu.Tidak ada nama,tidak ada inisial,tapi Raga selalu ingat,itu nomor Felita.
Setelah selesai,Raga melempar ponselnya asal,"Gue tambah cinta deh sama Ara."Mata Raga menatap langit-langit kamar,jelas ada binar bahagia dimata Raga.
"Jangan tinggalin gue,Ga."Oji menghapus airmatanya yang transparan.Drama.
"Cup cup cup,sini sama abang,dek,"Ujang merentangkan kedua tangannya bersiap memeluk Oji.
"Ogah!Lo bau,"ketiganya tertawa kecuali Ujang,selalu dia yang kena.
Raga menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang,menghadap ketiga sahabatnya yang sedang duduk di sofa,"Oh iya,tadi Ara liat Geo ciuman."
Oji dan Ujang yang sedang jitak-jitakkan serta Satya yang sedang bermain game diponselnya seketika menoleh manatap Raga,"Serius?!Ara kepingin?"pertanyaan yang tak perlu dijawab dari Oji.
"Wawan,serius!" Satya menimpali.
Oji hanya meringis sembari mengangkat dua jarinya membentuk huruf V,kemudian dia bertanya,"Terus Ara gimana reaksinya?"
Raga meminum air mineral,kesukaannya,lalu menjawab,"Dia nggak kagum lagi sama Geo.Gue seneng banget deh."
"Raga alay," cibir Satya.
"Biarin.Jomblo diem aja!"
"Enak!Dihina orang ganteng.Gimana perasaannya Bang Sat?" tanya Oji sembari merangkulkan tangan pada pundak Satya.
"Aku rapopo."("Aku nggak papa.")Ucap Satya dengan wajah melas dibuat-buat.
Raga mendengus malas,"Udah pada makan belum kambing-kambingku?" tanya Raga pada ketiga sahabatnya.
"Kampret,dia bilang kita kambing." Balas Oji.
Raga terkekeh,"Udah,ayo makan dulu,nanti mau balapan harus siap tenaga banyak."
Ujang mengerutkan alisnya,"Kan lo tinggal tarik gas,Ga,kenapa harus makan?"
Raga berdiri lalu menatap Ujang,"Siapa tahu motor gue mogok waktu balapan,kan bisa pake kaki buat dorong,jadi harus butuh tenaga."
Oji dan Satya yang lebih dulu paham memasang tampang kesal,"Terserah kucing jantan ae lah!"
Ujang masih menautkan kedua alisnya,"Maksudnya gimana sih?"
"Otak lo nggak nyampe Jang,sekarang makan dulu aja,nunggu lo mikir bisa mati kelaparan."Satya menyeret tangan Ujang keluat dari kamar,menyusul Oji dan Raga yang sudah lebih dulu menuju ruang makan.
"SELAMAT MALAM,BIBI!"teriakan alay Oji menggema di ruang makan itu.
Bi Inah tersenyum sembari menggeleng pelan menyaksikan tingkah Oji,"Selamat malam Den Oji."
Raga dan Oji duduk berdampingan,didepannya ada Satya dan Ujang dengan tatapan sama buasnya melihat banyak makanan lezat terhidang diatas meja makan.
"Den Raga udah bebersih diri kan?"tanya Bi Inah,mengingat sifat Raga yang pelupa.
Raga meringis sembari menggeleng,"Belum,hehe."
"Kebiasaan,ayo cuci tangan dulu."Raga bangkit dan menuju kamar mandi dapur,mencuci tangan,kaki,dan muka.
Satya sudah cemberut,dia menunggu untuk makan,"Slamet,cepetan dong!Gue laper nih!" teriaknya pada Raga.
Tiba-tiba suami Bi Inah datang,"Ada apa,Den?Kok teriak-teriak panggil nama saya?"
Satya terkejut,"Eh Mang Slamet,maaf salah sebut." Satya cengengesan,sedangkan Oji,Ujang,dan Raga menahan tawanya mati-matian.
"Oh yaudah,saya tinggal dulu ya," ucap Mang Slamet sopan sembari berlalu pergi.Bi Inah sudah kembali ke dapur.
"Mampus!" Ahkirnya tawa ketiga orang yang sedari tadi tertahan meledak juga.Satya hanya meringis salah tingkah sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Udah ayo makan,laper banget gue,"Ujang mengomando ketiga sahabatnya.
Raga berdehem,"Doa dulu,Bambang!"
Keempatnya berdoa sebelum menyantap makanan yang sangat lezat buatan Bi Inah.Setelahnya dalam waktu 20 menit,seluruh makanan diatas meja habis,berpindah ke dalam perut keempat cowok itu.Selamat berproses menjadi tai,makanan.
Jam sudah menujukan pukul 21.00 WIB,sembari menunggu waktu untuk balapan,keempat cowok tampan itu memilih bermain PS diruang tamu,memainkan game kesukaan mereka.Rumble Racing.
👟👟👟
Jangan lupa vote dan komen ya,terimakasih❤
![](https://img.wattpad.com/cover/147058044-288-k209167.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGA
Teen FictionAbraga Jagad Bagaskara. Cowok ugal-ugalan,yang kalo kentut,baunya minta ampun.Suka balap liar,nakal,ngerokok,tapi takut sama Tuhan. Arananta Elena Denira. Cewek kalem,tapi kalo udah deket sama Raga bawaannya ingin marah,wakil ketua OSIS,paling benci...