"Beb,kenapa diam aja?"
Ujang memperhatikan Raga yang sedaritadi hanya menghisap dan menghembuskan asap rokok dalam diam.Keempat lelaki tampan sedang berada di markas kebanggan mereka,rooftop.Namun berbeda dengan Raga,badannya ada disana,namun pikirannya melayang pada kejadian semalam.
"Delapan belas tahun yang lalu,"Mira duduk disamping Raga yang sedang bermain gitar."Ada sepasang remaja yang menjalin kisah asmara.Keduanya sangat mencintai satu sama lain.Mereka masih anak SMA kelas tiga."
Raga menatap wajah Mira dari samping.Wanita berumur 37 tahun yang menjadi Ibunya."Hubungan mereka sudah tiga tahun berjalan,tidak ada masalah besar.Hingga hubungan mereka menyimpang dari jalur dan norma.Mereka berhubungan layaknya orang dewasa."
Mira mebalas tatapan Raga,ada cairan bening menetes dari kelopak mata indahnya."Mereka menyesal melakukan itu,terlebih sang wanita hamil.Keduanya tak bisa berpikir jernih,sang lelaki yang belum siap secara mental maupun materi.Sang wanita hanya bisa menangis,dia tidak berani jujur terhadap orang tuanya."
Raga mulai khawatir akan kejadian selanjutnya,akan pikiran-pikiran buruknya."Hingga kandungan sang wanita semakin besar,disaat itulah semua terbongkar.Wanita dan lelaki itu dikeluarkan dari sekolah,mereka berdua diusir dari rumah masing-masing.Tidak ada yang peduli terhadap mereka."Mira sudah menangis terisak,hatinya sakit."Pasangan itu adalah Mira dan Fino,orang tua kamu,Raga."
Dan segala pikiran buruk Raga terjadi,kekhawatirannya terbukti.Raga ikut menangis,dia memeluk Mira,menenangkan Ibunya."Itu sebabnya Papa sangat benci sama kamu,nak.Karena kamu adalah hasil dari hubungan yang kami lakukan dulu.Dia mengancam Mama akan membuang kamu kalau Mama tidak mengikuti perintahnya.Maafkan Mama Raga,maafkan.Mama janji,Mama akan selalu ada disamping kamu.Mama janji."
"Raga," Oji menepuk pelan bahu Raga,sebuah cerita menyakitkan baru saja Raga sampaikan.
"Gue emang selalu nggak diinginkan,gue sadar itu." Raga berucap datar."Gue emang manusia brengsek,pembawa sial,nggak ngerti aturan,beban buat semua orang.Gue emang pantas dibuang."
"Bodoh!Jaga ucapan lo!"Satya yang sedari tadi diam,ahkirnya membalas ucapan Raga dengan suara rendah dan penuh penekanan.
"Siapa bilang lo nggak berguna?Lo brengsek?Kalau lo brengsek,Bokap lo apa?Tega nelantarin nyawa yang bahkan nggak tahu apa-apa.Apa itu namanya?Keparat?Biadab?"
Dada bidang Raga naik turun menahan emosi yang siap meledak kapan saja.Oji dan Ujang menenangkan Raga,mereka tahu betul perasaan Raga bagaimana.Si petakilan yang tiba-tiba berubah menjadi diam dan murung.
"Raga," panggil Satya."Dengerin gue.Lo nggak salah,lo bukan pembawa sial,lo bukan beban.Kalau lo adalah pembawa sial,beban,dan segala macam,gue,Ujang,dan Oji nggak bakalan mau sahabatan sama lo.Mau seburuk apapun lo,lo nggak pernah buat kita ikutan buruk.Lo selalu kuat sendirian ngadepin masalah,lo selalu menghindarkan kita dari masalah-masalah lo.Gue aja jadiin lo panutan gue,masa iya gue njagoin orang brengsek?Sinting kali gue kaya gitu."
Raga terdiam,dia menatap ketiga sahabatnya secara bergantian."Yaampun sayang-sayangnya aku,jangan pada sedih gitu dong.Sini peluk babang Raga aja."Raga merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.Mereka bertiga menyerbu Raga,jadilah aksi tindih menindih terjadi.Untuk kesekian kalinya,persahabatan mereka selalu diisi dengan tawa.
"RAGA!SATYA!OJI!UJANG!"Teriakan mahadasyat yang menggemparkan eban benua dan lima samudera itu terdengar memekakkan telinga.Siapapun yang mendengarnya akan terkena serangan ayan.
"KENAPA PADA DISINI?!BALIK KELAS SEKARANG ATAU SAYA TENDANG KE BAWAH?!"Teriak Bu Rena tanpa ampun.
"Eh Bu Rena sayang,hati-hati matanya copot kalau melotot terus,"Ujang berseru dengan banyolannya yang garing.Keempatnya berlari menuju pintu rooftop,bersiap turun.
"Ibu Rena seksi minggir dong,gimana kita mau lewat kalau ditutupin papan triplek?" tanya Raga yang menahan tawa bersama ketiga sahabatnya.
"RAGA BAGASKARA!"
Raga langsung berlari turun bersama ketiga sahabatnya,namun Ujang kembali lagi,kepalanya ia longokkan melalu pintu."Bu Rena,di sela giginya ada sambal,hehe"Setelahnya Ujang benar-benar menyusul sahabat-sahabatnya sebelum terkena amukan Bu Rena.
Bu Rena langsung mengecek giginya melalui cermin kecil yang selalu ia bawa kemana-mana untuk mengecek dandanannya yang badai menurut dia,namun seperti rainbow cake bagi murid-murid.Dan tidak ada sesuatu apapun di giginya,beliau menahan kesal setengah mati saat menghadapi siswa-siswanya yang nakal dan jahil.
"ADAW!PANTAT AING,"Oji berteriak,ketiga lelaki itu terjatuh saat Raga berhenti mendadak.Sedangkan Raga hanya meringis tidak berdosa.
"Kalian ngapain ngesot dibawah?Mau ngepel?"tanya Raga sok polos.
"Gundulmu!Cengengesan lagi lo!Lagian lo ngapain ngerem nggak bilang-bilang sih Ga?Kalau bilang kan,gue bisa sein ke kanan atau kiri,biar nggak kecelakaan."Cerocos Ujang nggak mutu.
"Depan gue ada bidadari,masa iya gue tabrak,"Raga beralih menatap kedepan.Sedangkan Ara berusaha memasang wajah biasa saja,namun jantungnya tak karuan dibilang Raga bidadari.Niatnya mau bisik-bisik,namun Ara juga dengar.
"Pipi lo kenapa merah,Ra?Gue kan belum nembak lo,"ucap Raga santai seakan hanya mengatakan bahwa dirinya ganteng.Sedangkan Ara mati-matian menahan malu dan meredakan debar jantungnya.
Ara berdeham."Mulut lo Ga,amit-amit deh."Ara memasang wajah galaknya yang justru terlihat imut dimata Raga.
"Muka lo nggak usah sok galak gitu,bawaan pingin cium nih gue."Pipi Ara memerah lagi."Cium pake setrika."
Brak!Seperti dibawa terbang tinggi ke angkasa,lalu dihempaskan dengan cepat ke tanah.Sakitnya menjalar sampai DNA lalu mengeruak sampai ubun-ubun.Dan meretakkan segala tulang yang ada pada tubuh.
"Nggak usah dengerin omongan Raga,Ra!Nggak waras dia,biasanya dirumah dia galau in lo mulu kok."Sip!Satu rahasia terbongkar dari mulut embernya Ujang.Sontak Raga,Satya,dan Oji melotot penuh ancaman pada Ujang yang malah asyik menyisir rambutnya dengan tangan.
"Ngapain pada liatin gue?Gue emang ganteng kali."Ucap Ujang belum menyadari kesalahannya.
"Lo bilang apa tadi,Jang?"tanya Ara memastikan.
"Ujang bilang,dia suka rabies mendadak,kalau ngomong jadi nglantur,"jelas Satya berbohong.
Ara memicingkan matanya,berusaha mencari kebenaran dimata Satya.Sedangkan Satya malah mengalihkan pandangan,sikapnya seperti salah tingkah.Tadi Ara baru selesai urusan di ruang OSIS saat keluar dari ruang OSIS malah bertemu Raga.
Dulu,hati Ara selalu meluap penuh dengan amarah saat bertemu Raga.Dalam dirinya hanya ada nafsu ingin menendang Raga.Namun sekarang,entah kenapa hatinya selalu bergembira saat melihat Raga.Degupan jantungnya juga selalu melebihi batas normal saat didekat Raga.
Ara memajukan wajahnya mendekati wajah Raga,dia bisa merasakan hembusan nafas Raga.Disisi lain,ingin sekali Raga memajukan wajahnya,supaya bibirnya bisa menyentuh milik Ara.Mesum!Ara mengamati Raga,dan benar degupan jantungnya sangat cepat.Ara benar-benar jatuh cinta pada Raga!
"Mundur,atau gue cium lo sekarang,"ucap Raga berbisik,nafas Raga menyapu permukaan kulit wajah Ara.Bulu kuduk Ara meremang dibuatnya.Sontak Ara memundurkan kembali wajahnya.Sekarang jantungnya semakin tidak normal,segera dia berlalu dari sana.Berdekatan dengan Raga membuat jantungnya tidak sehat.
"CEWEK GARONG,KALAU MAU CIUM GUE BILANG AJA!GUE KASIH DENGAN SENANG HATI."Teriak Raga tak tahu malu di koridor sekolah.
👟👟👟
Haloo kawan-kawannnn!
Jangan lupa vote dan komen ya,terimakasih💜
Semoga hari kaliam ceria❤

KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGA
Fiksi RemajaAbraga Jagad Bagaskara. Cowok ugal-ugalan,yang kalo kentut,baunya minta ampun.Suka balap liar,nakal,ngerokok,tapi takut sama Tuhan. Arananta Elena Denira. Cewek kalem,tapi kalo udah deket sama Raga bawaannya ingin marah,wakil ketua OSIS,paling benci...