MALAM MINGGU

119 10 0
                                    

"Ayo,Ga!"

Gadis manis itu berseru semangat saat sudah sampai ditempat tujuan.Raga membawa Ara ke pasar malam,bahagia tidak harus mewah,kan?Meskipun tadi Ara sempat canggung dengan Raga karena cowok itu berubah lembut dan berperilaku manis.Namun ahkirnya Ara berpikir itu hanya bercanda.

"Sabar dong!Jaket gue nyangkut di stang motor,Ra," Raga berujar frustasi.Denim ripped yang salah satu lubangnya tersangkut distang tak kunjung terlepas juga.

"Sini gue bantu,"Ara menjawab lalu mendekat ke arah Raga.

Orang-orang yang lewat memandang mereka dengan tatapan geli sekaligus iri.Posisi mereka bisa dikatakan sangat dekat,bahkan Raga dapat mencium aroma rambut Ara yang wangi.Ara tidak sadar jika dirinya terlalu dekat dengan Raga.

"Udah,"Ara menengadahkan kepalanya menatap Ara,tatapannya terkunci oleh tatapan Raga.

Raga tersenyum,"Makasih,cewek garong."Aroma mint nafas Raga memenuhi indra pembau milik Ara.

"Sama-sana,"Ara menjawab polos tanpa ada niat menjauh.Bukannya dia genit,namun tubuhnya seketika kaku saat menatap mata Raga.

"Lo emang nggak bisa jauh dari gue,ya?" Raga tersenyum kecil.

Ara gelagapan dan segera memberi ruang yang sedikit jauh diantara keduanya."Apaan sih lo?!"Ara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Raga terkekeh,lalu membuka suara,"Lucu ya lo kalo salting?Yaudah ayo masuk,banyak makanan.Gue udah laper banget."

Ahkirnya dua insan anak manusia itu berjalan beriringan,menjelajahi pasar malam itu.Raga yang sudah sangat lapar memilih berhenti disebuah kedai makanan.Dia memesan beberapa makanan yang tersedia,sedangkan Ara hanya duduk sembari memakan gula-gula yang dibelinya tadi.

"Ga,lo kecelakaan gara-gara apa sih?"tanya Ara disela kunyahannya.

Raga terdiam sebentar."Emang sahabat gue nggak ada yang kasih tahu lo?"

"Oji bilangnya lo lupa letak rem dimana."

"Iya,itu alasannya."Raga tidak akan mengungkap sekarang,belum ada bukti yang kuat.

"Kok bisa sih?Lo kalo gila jangan sampe ubun-ubun dong!"

Raga terkekeh."Lo juga,kalo manis jangen sampe ubun-ubun dong."

"Idih!Jayus!"

Raga nyengir lebar lalu melanjutkan makannya,dia tidak sadar bahwa wajah Ara memerah karena malu.Raga juga tidak tahu bahwa Ara sedang mati-matian meredakan detak jantungnya yang melebihi normal berpacu.

"Habis ini mau kemana lagi?"tanya Ara saat detak jantungnya sudah normal,Raga juga sudah selesai makan.

"Jalan-jalan dulu lah,lo nggak kangen apa sama gue?"

"Ngapain kangen sama cowok pedes kaya lo!"

"Ati-ati jatuh cinta sama gue," Raga tersenyum jahil.

"Nggak akan!"

"Yaudah ayo jalan,gue mau cobain wahana yang ada disini."

Ara berjalan terlebih dahulu karena Raga masih membayar.Gadis itu nampak sangat antusias melihat berbagai wahana yang ada.Dia ingin menaiki semuanya,namun ketakutannya pada ketinggian mengurungkan semua itu.

"Lo cepet amat sih jalannya?Diculik baru tau rasa deh,"omel Raga saat dia sudah bertemu Ara,yang sebelumnya bingung mencari Ara.

Namun setelahnya Raga terdiam.melihat raut wajah Ara yang tidak ceria seperti tadi."Lo kenapa?Baru gue tinggal bentar aja udah nggak ceria gitu."

ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang