"Ujang,cepetan dah!Lama banget sih!"teriakan itu berasal dari Satya yang sudah duduk diatas motornya.Ada Raga dan Oji juga yang sudah siap dengan motornya masing-masing.Tinggal Ujang yang belum.
Ujang datang dengan tergesa,"Sabar kenapa?Sahabat lagi mencret malah dimarah-marahin." Salahkan sambal Bi Inah yang pedasnya minta ampun,tapi enak.Ujang jadi ketagihan dan nggak bisa berhenti makan.
"Terus kita harus gimana?Bantuin lo cebok,gitu?Ih ogah banget!Bisa infeksi tangan gue,"jawaban itu berasal dari Oji.
"Udah deh,ayo berangkat aja.Waktunya udah mepet,"Raga mengomando ketiga sahabatnya,setelah itu dia berlalu dari halaman rumahnya disusul Oji,Ujang,dan Satya.
Hari ini tantangan dilaksanakan,Raga benar-benar tidak sabar untuk mengetahui siapa lawannya nanti.Pasalnya,lawannya adalah orang baru di balapan itu.Dia tidak ambil pusing memikirkannya,toh nanti disana rasa penasarannya akan terbayar.
"Weis,ini dia jagoan datang," sapaan dari Ardi,teman Raga dan ketiga sahabatnya di area balap.
Raga membalas pelukan Ardi ala cowok,"Weis,ada kuda lumping."
Ardi menggeplak kepala Raga,"Sialan lo!"Kelima cowok itu tertawa ringan.
"Didi,cowok yang mau nantang Raga mana?" suara berat itu berasal dari Ujang,entah darimana julukan Didi itu berasal,Ujang memang aneh.
Ardi memutar bolamatanya malas,risi dipanggil Didi,berasa seperti suami istri,"Stop panggil gue Didi,Ujang!"
Ujang meringis,"Nggak janji deh."
Ardi mendengus sebal,"Yang nantang lo belum dateng,Ga.Mungkin bentar lagi,tunggu aja."
Raga hanya mengangguk sebagai jawaban.Tak lama mereka berbincang sembari menunggu lawan Raga,ahkirnya yang ditunggu-tunggu datang.Menunggangi motor besarnya berwarna hijau mencolok.Jaket kulit berwarna hitam.Raga seperti mengenal perawakan ini.
Pria itu turun dari motor setelah mesin ia matikan.Berjalan pongah kearah Raga,helm fullface,wajahnya tersembunyikan.Hingga ia berhenti didepan Raga,lalu melepas helm yang tadi melindungi kepalanya.
"Geo?!" seru keempat cowok itu,kecuali Ardi yang memang sudah tahu.Dia bingung,mereka sudah saling mengenal?
Geo menyeringai,"Halo semua.Kejutan."
"Ouch,gue sangat terkejut," ucap Oji lebay,berusaha membalas Geo.
Geo tetap menyeringai,"Gimana,Ga?Lo akan tetap melaksanakan tantangan ini kan?" Geo bertanya tanpa mengacuhkan komentar Oji.
Raga tersenyum sinis,"Gue nggak pernah pulang,sebelum gue membawa kemenangan."
Geo bertepuk tangan lalu tertawa,dasar gila!Benar saja,selama ini perasaan Raga dan ketiga sahabatnya benar.Geo itu brengsek,dia jadi ketua OSIS itu supaya menutupi keburukannya.Pilihan yang tepat saat Ara tak lagi mengagumi Geo.
Raga menampakkan wajah datar,tak ada ekspresi,"Nggak usah ketawa dulu,biasanya orang sombong kalah."
Geo terdiam,rahangnya mengeras,"Bacot!Kita bukti'in di arena."
Ardi yang sedaritadi menyimak,ahkirnya menengahi perdebatan itu,"Udah!Kok malah pada berantem?Ayo langsung ke arena aja."
Keenam cowok itu menuju ke arena balap,kelompok Raga yang tampak santai dengan candaan yang banyak nggak lucunya dan Geo dengan raut wajah seperti menahan boker,begitu kata Ujang.
"Ga,lo pasti bisa ngalahin dia,kalo nanti lo kalah..."bisikan Satya membuat Raga merinding,ucapannya menggantung,otomatis Raga menoleh pada Satya dan horornya Satya membuat gunting dengan kedua jarinya lalu seolah memotong jari telunjuk sebelah kiri.Raga meneguk ludahnya susah payah.Sunat lagi?!
"Rese lo,Bang Sat!" Raga mengomel sewot,masa iya dia sunat lagi?
Sontak ketiga sahabatnya tertawa,lalu Oji membuka suara saat tawanya mereda,"Udah sana siap-siap.Bebeb gue pasti menang.Cemungut ea!"Oji mengedip-ngedipkan matanya genit.
Raga membalas dengan mencolek dagu Oji.Seketika Oji melotot jijik,Raga segera berlari menuju arena,menghampiri motornya yang sudah berada disana,sekaligus menghindari serangan Oji.Siapa suruh genit?
Raga menaiki motor kesayangannya,menatap datar kedepan lalu menyalakan mesin.Menghiraukan manusia laknat disampingnya yang sibuk memainkan gas untuk menantang Raga.Lepas kendali aja nanti baru tau rasa!
Raga menoleh,lalu membuka suara,"Lo ngapain Ge?Ngucek baju?Kok tangan sampe mluntir-mluntir gitu?"Raga berusaha memancing emosi Geo,dan sepertinya berhasil.
Geo menutup kaca helmnya,fokusnya kembali kedepan,demikian juga Raga.Ardi berada didepan keduanya,memberi aba-aba untuk memulai menjalankan motor.Dan pada saat topi itu jatuh motor besar milik Raga dan Geo melesat.
Malam itu,desir mesin motor besar milik Raga dan Geo saling bersahutan.Memecah kesunyiam malam yang semakin larut,tak peduli apa resiko yang diterima nanti.Mereka hanya akan membuktikan siapa yang paling hebat.
Dia tidak mau gegabah untuk menanggapi segala cacian dan hinaan Geo.Baginya bertarung seperti ini lebih adil.Terserah orang mau menilainya bagaimana.Mereka tidak mengerti apa yang dirasakan Raga.Bahkan Raga tidak peduli jika dikatakan badboy,karena memang itu tujuan awalnya.Memberi label badboy pada dirinya.
Raga fokus kedepan,dalam kecepatan maksimal dia tetap merasa waswas agar tidak terjatuh.Sedangkan Geo tersenyum sinis dibalik helm full facenya.Raga memimpin didepan,sedangkan Geo dibelakang tetap menyeringai.
Garis finish didepan sana seperti surga bagi Raga,senyumnya terbit melihat kawan-kawannya berteriak alay untuk menyemangati.Raga semakin menarik gas dalam,kemenangan ini harus menjadi miliknya dan ketiga sahabatnya.
Dan sebentar lagi motor Raga akan melewati garis finish,senyumnya sudah berubah menjadi kekehan kecil melihat ketiga sahabatnya yang masih saja alay.Namun tak disangka Geo menjajarkan motor dengan milik Raga.Dan yang lebih mengejutkan kaki Geo menendang keras motor Raga.
Raga yang tidak siap menerima serangan itu kehilangan kendali.Motornya oleng ke kiri.Didepan sana,Ujang,Oji,Satya,dan Ardi berubah pucat.Wajah mereka tegang melihat tulang itu beradu dengan kerasnya aspal.Melihat bagaimana tubuh tegap itu kini meringkuk.
Segera mereka berempat lari menuju Raga yang sudah melemah,dengan kondisi tubuh yang tidak bisa dikatakan baik.Motor samping milik Raga tak berbentuk,terseret beberapa meter hingga menyentuh garis finish.
"BANGSAT LO!ANJING!LO APAIN SAHABAT GUE ANJING!!" Ujang membentak Geo yang sudah di garis finish,senyum licik terukir diwajah Geo.
Ujang menangis,lalu berkata lagi,"Cuman cowok pengecut dan nggak punya harga diri yang bisanya main curang!"Perkataan Ujang datar,tak ada ekspresi,namun airmata mengalir deras dari kelopak mata.
Geo tertawa,lalu menjawab,"Peduli apa gue sama itu semua!Semua orang taunya kalo gue itu baik!"
"Udah Jang,mending sekarang lo ambil mobil gue!Nggak ada gunanya lo marah-marah gitu!Raga parah!" Ardi berteriak ke Ujang,Ujang segera mengambil kunci yang disodorkan Ardi dan berlari menuju mobil Ardi.
"Eh monyet bertahan ya lo!Emak Bapak lo nggak ada,nyet!Jangan buat gue susah!"Satya membentak Raga,dia tidak mau terlihat lemah disaat sahabatnya tak berdaya.Dia harus berguna.Raga sudah tak sadarkan diri.
"Malam ini lo pulang nggak bawa kemenangan,Ga," Geo bergumam setelahnya tersenyum sinis,sesaat setelah mobil Ardi pergi membawa Raga.
Malam itu,keempat cowok tampan membawa seorang Raga yang pecicilan dalam keadaan tak berdaya.Seringaian jahil Raga tak terlihat pada malam itu.Celotehan tak bermutunya tertahan,tak mampu berujar.Malam itu juga Ujang,Oji,dan Satya menangis.
👟👟👟
Vote dan komen ya,terimakasih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGA
Teen FictionAbraga Jagad Bagaskara. Cowok ugal-ugalan,yang kalo kentut,baunya minta ampun.Suka balap liar,nakal,ngerokok,tapi takut sama Tuhan. Arananta Elena Denira. Cewek kalem,tapi kalo udah deket sama Raga bawaannya ingin marah,wakil ketua OSIS,paling benci...