UNTUK RAGA YANG PATAH

112 7 0
                                    

*Cewek Garong Gemezh is calling*

Raga tersenyum melihat apa yang menyebabkan ponselnya bergetar.Dia memposisikan diri menjadi duduk,sekarang ia sedang berada di pantai yang pernah ia kunjungi bersama Ara.Berharap segala bebannya bisa hilang bersama angin.

"Kenapa beb?" Raga berujar jahil.

"Bebek lo!Lo dimana,Ga?" Meskipun begitu,Raga tahu Ara sedang tersenyum.

"Di pantai.Kenapa,Ra?"

"Oh...ngapain disana?"

"Cari cewek cantiklah."

Lalu keheningan menyeruak,Ara tidak menjawab Raga.Bisa terdengar ada kesunyian diujung panggilan tersebut.Raga mengerutkan dahi bingung,ada apa dengan Ara?

"Halo?Arananta?Cewek garong?" ahkirnya Raga membuka suara lagi.

"Iya?Maaf habis pipis bentar,oh iya...tadi lo disana cari cewek ya?"

"Oh,ok.Enggak jadi deh,gue udah nemu."

"Cepet banget?Udah lo ajak kenalan?"

"Udah lah,siapa yang nggak mau sama coganz." Raga terkekeh.

"Pede banget!Siapa namanya,Ga?Kirim foto dong," Ara berseru semangat.

"Namanya Arananta,nanti deh gue kasih fotonya."

Lalu diam lagi,Raga menunggu Ara berbicara.Namun sang pemilik senyum yang indah itu belum juga bersuara.Raga melihat layar ponselnya,panggilan itu masih terhubung.

"Ra?"

"Hm?"

"Kok diem aja?"

"Gue malu,Raga!!!" Ara berseru gemas sembari tersenyum,meskipun Raga tidak dapat melihatnya.

Raga tertawa mendapati tingkah laku Ara.Dia sangat senang bisa menjatuhkan hatinya pada gadis seperti Ara.Bagaimana cara Ara tersenyum,bagaimana cara Ara tertawa,bagaimana saat Ara sedang malu dan galak.Ingatan-ingatan manis itu terulang kembali.

"Ra,gue tutup dulu ya?Gue mau balik,nih."

"Oh yaudah iya.Hati-hati,jangan ngebut!Mata dipakai,jangan oleng!Keselamatan nomor satu!Inget!"

"Iya tuan putri dan sayangnya Raga,dadah,muah."

"Bisa aja lo cogan," balas Ara saat panggilan tersebut sudah terputus.
Tak urung,dirinya menjadi senyum-senyum sendiri.Entahlah,jatuh cinta memang sebahagia ini,namun pasti sakitnya juga perih.

Malam sudah datang,hari ini tidak ada ketiga sahabat Raga yang ayan dikamar.Mereka sebenarnya ingin menemani Raga,namun ada keperluan yang tidak bisa mereka tinggalkan.Jadilah,Raga sendiri dalam kamar yang luas dan nyaman.

Duduk di balkon kamar dengan secangkir kopi,ditemani satu bungkus rokok dan memainkan gitar yang berada dipangkuan.Itulah apa yang sedang dilakukan Raga.Dia merokok lagi,suasana hatinya sedang tidak baik.Namun bukan suasana hati,tubuh Raga juga merasa kurang nyaman.Dia sadar bahwa dia demam karena terlalu lama di pantai.

Sudah empat batang rokok disesap oleh Raga,memikirkan ulang kejadian disekolah,perilaku orangtuanya,hukuman,dan cinta.Masalah silih berganti,membuat Raga semakin kuat dan tabah.Namun tentang orangtua,hatinya masih sakit dan galau.

"Anjrit!" Raga mengumpat pelan,karena kepalanya pusing dan perutnya mual.

Raga memilih masuk kedalam kamar,memadamkan sebentar kegelisahan dan ketakutannya.Dia butuh istirahat.Dan dia juga membutuhkan Ara,namun Raga tidak mau mengganggu Ara.Gadis itu pasti sudah terlelap dan tidak mungkin juga menghubungi di waktu setengah dua pagi.

ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang