"Besok,gue mau nembak Ara."
JDAR!Seperti tersambar keperawanan abadi mimi peri,ketiga cowok itu sontak menoleh ke arah Raga.Memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.Sedangkan Raga hanya memasang wajah kalem sembari memetik senar gitar.
"Lo serius?" tanya Satya meyakinkan.
"Apa gue pernah main-main dengan keseriusan gue?"
Mereka bertiga terdiam,memikirkan sesuatu dalam kepala.Memang,Raga tidak pernah main-main dengan tekad dan keseriusannya.Bahkan dulu,Raga sempat dibutakan oleh cinta karena seriusnya dia pada Felita.Oh iya Felita?!
"Emang masalah lo sama Feli udah kelar?" tanya Oji.
Raga mengangguk."Udah,kemarin dia datang kerumah.Maksa gue buat balik lagi sama dia.Tapi gue tolak dan gue lurusin semuanya."Raga menghela nafas lalu meletakkan gitarnya disamping."Lagian,orang mana yang mau balik ke pasangan yang pernah mengingkari kesetiannya?Gue udah cukup sengsara dengan perselingkuhan dia yang dulu."
Ketiga cowok itu mengangguk setuju mendengar ucapan Raga.Dulu,tepatnya satu tahun yang lalu,hidup Raga menggelap.Raga yang sudah hampa dengan kehidupan keluarganya harus menelan kembali kehampaan yang semakin nyata.
Felita,wanita yang dulu Raga cintai,yang Raga jaga mati-matian mengkhianati Raga.Feli berselingkuh dengan teman SMAnya.Raga dan Feli tidak satu sekolah,karena memang Ayah Feli sering berpindah tugas.Dan saat itu Feli berada di Malang.Jarak yang memisahkan mereka,membuat kesetiaan Feli pada Raga goyah.Dan jadilah saat itu Feli berpacaran dengan orang lain.
Raga yang saat hari libur gembira ingin memberi kejutan pada Feli di Malang.Bagaimanpun juga,Raga tetaplah laki-laki yang ingin melihat orang yang disayang bahagia.Dan menurut Raga dengan memberi sedikit kejutan,Feli akan bahagia.
Namun hari itu,Raga terjatuh dalam kegelapan.Dia melihat Feli sedang bergelayut mesra dengan seorang lelaki dirumahnya.Mereka terlihat sangat mesra,Feli mengecup pipi pria itu.Raga tahu,Feli tidak memiliki kakak ataupun adik.Raga yang saat itu membawa gula-gula kesukaan Feli,menjatuhkannya lalu menginjaknya sampai hancur tak berbentuk.Seperti hatinya.
Feli yang menyadari keberadaan Raga terkejut,dia hanya diam,tidak mampu memanggil apalagi menjelaskan.Karena bagi Raga semua sangat jelas.Jadi ini penyebab Feli sering membalas chat Raga sangat lama,Feli yang selalu beralasan saat diajak bertelfon.Semua jelas,semua nyata.Dan saat itu juga,Raga menjauh dari Feli.Mengganti akun line nya,memblockir akun Feli.
Disaat itu,sosok hitam Raga muncul,sosok yang tidak pernah diharapkan oleh siapapun.Raga menjadi orang yang pendiam,tatapannya dingin dan menusuk.Dia tidak mau berinteraksi dengan siapapun.Raga selalu berkelahi dengan preman-preman dibelakang sekolah.Menghajar mereka tanpa ampun,Raga pernah hampir membunuh mereka.Raga brutal,namun semuanya terhenti karena kedatangan Oji,Ujang,dan Satya.
Oji yang kebetulan lewat jalan belakang sekolah melihat Raga sedang berkelahi,Raga menghajar tanpa ampun,seakan lawannya tidak bernyawa.Oji berteriak mencari bantuan,datanglah Ujang dan Satya.Mereka bertiga lari lalu menahan Raga,agar Raga tidak menghabisi nyawa preman itu.Sejak saat itulah kisah mereka tertera.Keempatnya menjadi sahabat yang selalu kompak.Dan perlahan Raga bangun dari gelapnya dan menjadi Raga yang sekarang.
"Ey,Bambang!Ngalamun aja lo?Lo serius kan sama Ara?" Satya duduk disamping Raga.
Raga mengangguk."Seriusan gue,monyet.Bunuh adek bang kalau adek nggak serius."
"Najis!" Keempatnya tertawa ringan.
"Besok lo mau nembak Ara dimana,Ga?" tanya Ujang saat tawanya mereda.
"Dimana-mana hatiku senang," jawab Raga dengan nyanyian.
"Kecebong bintilan lo!Serius gue."
"Ih mau banget aku seriusin," Raga semakin gencar menggoda Ujang.
"Bodo amat,sableng!"
"Bercanda beb,gitu aja marah.Rencananya gue mau nembak Ara di rumahnya."
"Nggak romantis banget,"ucap Oji sembari melempar kacang ke arah Raga.
"Apa perlu ngungkapin perasaan dengan hal yang selalu romantis?Yang mau gue tunjukkin rasa sayang gue ke dia,bukan pamer kalau gue adalah cowok yang romantis.Ara itu unik,perasaannya kaya wafer,ratusan lapis.Jadi gue mau kaya air,tenang namun bisa buat hatinya luluh.Wafer juga kan?Dicelupin ke air dia akan melunak."
Ketiganya kembali terdiam mendengar jawaban Raga."Kok tumben sih otak lo bener,Ga?" Celetuk Oji.
"Baru ganti oli." Jawab Raga seadanya.
"Sialan!" Keempatnya kembali tertawa."Ortu lo kemana deh,Ga?" tanya Satya.
"Ada acara rekan bisnis,biasalah." Ketiganya mengangguk sebagai jawaban.
"Doa'in gue ya ayam-ayaman SD ku,"ucap Raga sembari menatap ketiga sahabatnya.Ketiganya hanya mengangguk lalu sibuk pada kegiatan masing-masing.
"HAYO ARA!MIKIRIN JOROK YA?"Suara lantang Bang Aro menggema di ruang tamu.
Ara menoleh ke samping,menatap kakak laki-lakinya dengan kesal."Apaan sih Bang?Kuping Ara masih sehat."
Aro hanya terkekeh."Lagian Ara,kenapa diam aja?Biasanya udah sibuk cari makanan di kulkas."
Ara mendengus lesu.Jujur,Ara memikirkan Raga.Entah sejak kapan,bayangan Raga selalu mengikuti dirinya.Membuat hati Ara risau,bukan karena Ara tak suka.Justru Ara sangat suka bahkan cinta pada Raga.Yang membuat Ara risau adalah perasaan Raga.
Raga itu misterius bagi Ara.Sikapnya yang pecicilan yang justru membuat Ara penasaran.Penasaran bagaimana kehidupan Raga.Bagaimana perasaan Raga terhadap Ara.Bagaimana jika cinta Ara hanya bertepuk sebelah tangan?Semua itu tercampur dalam otak Ara.Ketakutan yang sebenarnya tak ada,terbentuk alami dalam diri Ara.Karena pikiran Ara yang menjelajah jauh.
"TUH KAN NGALAMUN LAGI!"Lagi,suara berat dan besar milik Bang Aro menggema.Tepat ditelinga kanan Ara.
Ara melirik kesal Abangnya,lalu menyandarkan kepala pada pundak Aro.Aro membelai lembut rambut adik perempuan yang sangat ia cintai.
Gadis SMA yang selalu Aro lindungi,yang selalu Aro sayangi.Karena Aro tahu,dibalik semua sikap manja dan senyum Ara,ada kesedihan.Sedih karena rindu pada orang tuanya."Ara bingung,Bang,"ahkirnya gadis manis itu membuka suara.
"Bingung kenapa?Masalah cowok?Raga?" tepat mengenai sasaran kegelisahan Ara.Bang Aro memang cenayang!
Ara mengangguk lesu,mendengar nama Raga membuat dirinya senang sekaligus bingung.Raga terlalu sulit untuk digapai.Seakan semuanya hanya angan.Namun sikap Raga ahkir ini membuat Ara tersipu malu.Sikap Raga ahkir-ahkir ini jugalah yang membuat debaran tak wajar itu hadir dalam ritme jantung Ara.
"Raga kenapa,Ra?"Ara masih saja diam,namun dia mendengar apa yang dikatakan Aro.
Aro berdeham pelan."Dengerin Abang,Ra.Kamu gadis yang cantik,manis,dan cerdas.Kamu gadis yang kuat,kalau kamu ada masalah atau kamu gelisah kamu harus selesaiin semua.Kalau kamu bingung dengan perasaan Raga ke kamu,itu saatnya kamu harus bertindak lebih dulu.Buat apa Ibu Kartini berjuang mati-matian,kalau wanita jaman sekarang masih takut memperjuangkan hak dan perasaannya?"
Ara mulai menyimak lebih dalam."Kamu tunjukkin ke dia kalau kamu sayang sama dia.Perasaan kamu juga butuh kepastian.Tapi kamu harus ingat juga,jangan sampau sikap kamu membuat turun harga diri kamu.Bilang yang wajar dan tidak terkesan memaksa.Kamu ngerti,Ra?"
Ara menatap Bang Aro,beruntungnya dia memiliki Kakak seperti Aro.Selalu mengerti segala situasi hati Ara."Ara ngerti Bang.Makasih ya."Ara memeluk Aro dari samping.
"Bang?" Ara menatap Aro sembari nyengir."Es krim coklat kayanya enak."
"Kebiasaan deh,"Aro mengacak rambut Ara."Sana pakai jaket,kita ke toko ujung komplek."
Malam itu,Ara merasa perasaannya sedikit tenang.Alasannya adalah Aro yang selalu mengerti keadaannya.Dan yang utama adalah dia mendapat lima es krim coklat dari Aro.Bang Aro memang terbaik!
👟👟👟
Hallooo kawan-kawan!!
Jangan lupa vote dan komen yaa??
Terimakasihh❤
Semoga hari kalian ceria💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGA
Novela JuvenilAbraga Jagad Bagaskara. Cowok ugal-ugalan,yang kalo kentut,baunya minta ampun.Suka balap liar,nakal,ngerokok,tapi takut sama Tuhan. Arananta Elena Denira. Cewek kalem,tapi kalo udah deket sama Raga bawaannya ingin marah,wakil ketua OSIS,paling benci...