MASALAH

231 18 0
                                    

"Halo penggemar Raga,apa kabar semua?Semoga sehat lahir batin ya," sapa Raga saat sampai diwarung.

Namun ke 3 sahabat nya berekspresi sama,cemberut.Raga bingung dengan raut wajah mereka.Udah jelek,cemberut,tambah kaya lipatan leher Bu Rena.

"Eh,lo pada kenapa muka ditekuk kaya gitu?Tambah jelek." Raga benar-benar bingung.

"Urusin aja tuh si Ara,urus terus sampe mampus," balas Satya sinis,mukanya gemas-gemas minta disemen.

"Oh,kamu cemburu,say?Maaf deh tadi gue nganter dia pulang dulu,abangnya nggak bisa jemput,kasihan kan udah mau malem pulang sendiri naik angkot,kalian nggak kasihan?"

"Nggak." Ke 3 cowok itu kompak menjawab,membuat mulut Raga terbuka lebar,Raga hanya mengelus dada sabar,kalo bukan sahabatnya udah dia santet dari dulu.

"Ayolah,maafin gue ya cowok cowok kesayangan aku."

"Hahahahaha iya Ga,kita cuman bercanda,lo deket sama cewek garong itu juga nggak papa,cocok gitu," balas Ujang.

Sialan,ternyata dirinya hanya dikerjai oleh sahabatnya.Raga hanya tersenyum sembari menciprati muka ke 3 nya dengan kuah bakso milik Oji.

"Ga jangan dicipratin,kegantengan gue bisa ilang nanti," kata Oji tak terima.

"Ganteng?Muka kaya keong-keong an SD aja ganteng," Ujang pun menyahut.

Mereka kemudian tertawa,memang benar mulut Ujang yang paling bisa mengeluarkan banyol-banyolan yang mengakibatkan tertawa hingga meneteskan air mata.

Disela tawa mereka Raga teringat tentang ucapan Ujang,dia ingin mengatakan sesuatu,sepertinya penting.

"Jang lo tadi mau ngomong apa?Katanya serius," Raga berucap saat tawanya selesai.

"Oh itu,kaya biasa diajak berantem lagi sama anak SMA sebelah,emang hobi tuh orang cari gara-gara,lo tahu nggak dia ngeline gue kaya gimana?"

"Emang gimana?"

"Gini nih,lo bilang tuh sama Raga yang katanya ganteng,suruh duel sama gue yang lebih ganteng,tapi berantemnya pake tutup mata,takut Raga naksir sama gue." Ujang mengucapkan itu dengan suara yang dibuat-buat.

"PD gila dia,radius 1 kilo aja perut gue bawaannya mules,okedeh terima aja Jang," jawab Raga tanpa ragu dan takut.

"Bawa anak-anak lain nggak nih?"

"Nggak usah,kalian kan kuat-kuat, super hero aku," Raga mengedip-ngedipkan matanya,ke 3 sahabatnya hanya menatap miris.

Mereka ber 4 tergabung dalam kelompok bela diri,sudah bisa dikategorikan dalam senior,kemampuan mereka sebagai anak SMA tidak bisa diremehkan.

"Iya deh kita super hero,lo babunya ya?" kata Satya yanh daritadi hanya diam menyimak.

"Sialan emang ya Bang Sat,minta dicium pake setrika panas."

Kemudian mereka kembali bercerita,mengundang tawa,merokok,makan mie instan buatan Bi Atik yang sangat lezat.

"Ga,liat tuh,seksi banget ya," ucap Satya dengan pandangannya mengarah ke sebrang warung sembari meneruput kuah mie.

"Hooh,seksi bener,kaya bentukan guci antik dirumah gue."

Sosok berbadan seksi itu membelakangi Satya dan Raga,membuat mereka yakin pasti itu cewek cantik dengan badan yang seksi geboy.

Dan siluet yang dibilang seksi itu menoleh,tepat menatap mata Raga dan Satya bergantian,dan saat itu Raga dan Satya menyesal telah berucap seperti tadi.

Mereka berdua merasakan hawa panas menjalar diseluruh tubuh.Hawa panas itu tiba-tiba membuat mereka merinding.Bagaimana bisa sosok seksi itu ternyata....

Banci.

Ujang dan Oji tertawa sampai tersedak mie instan,mereka segera meminum apa saja yang ada dimeja asalkan cair.

"Anjir noh makan body seksi,anak lo kira-kira keluar dari mana ya?" tanya Oji disela tawanya.

"Dari lubang idung." Ujang menjawab sembari terus tertawa.

Yang dihina hanya memasang muka melas,bagaimana bisa seorang laki-laki tidak bisa melihat sesama jenisnya?Tapi memang benar,body banci itu sangat elok.

Raga dan Satya hanya bisa berdoa untuk dijauhkan dari zinah mata,zinah mata sesama jenis maksudnya,kalo lawan jenis mata mereka malah sudah melotot kegirangan.

"Eh bentar,kok lidah gue rasanya asem ya?" tanya Ujang saat tawa sudah bisa dikendalikan.

"Habis jilat keteknya Bu Rena kali lo," jawab Raga asal,terlampau kesal.

"Eh anjir gue tadi minum apa ya pas keselek?"

"Bentar deh Jang,kok air vas bunga bisa kurang gitu?Padahal tadi penuh." Oji menatap Ujang dengan ekspresi mau muntah sekaligus geli.

"ANJIR,GUE MINUM AIR VAS BUNGA.BI ATIK YANG NARUH VAS BUNGA DISINI SIAPA?" Ujang heboh sendiri,menimbulkam suara gaduh,untung keadaan warung tidak terlalu ramai.

Vas bunga itu hanya berisi air tanpa ada setangkai bunga,mungkin hanya sebagai hiasan saja,takut jika diberi bunga,akan cepat layu.

"Kenapa den?" Bi Atik datang dengan tergopoh-gopoh,dirinya yang sedang mencuci piring sembari bergoyang bang jali kaget mendengar Ujang berteriak.

"Siapa yang naruh vas bunga disini?" Ujang bertanya dengan wajah nelangsa ,ekspresinya benar-benar minta digilas pake papan seluncur.

"Itu udah ada dari dulu kok den,kenapa emangnya?"

"Tadi Ujang minum air vas bunga bi,kapan terahkir air diganti bi?" tanya Satya.

"Baru 2 bulan yang lalu."

"Oh yaudah 2 bulan ya,mungkin tai lo nanti cuman warna ijo aja Jang,gausah panik." Ucap Raga enteng-enteng tai burung.

"Yaudah,bibi balik ke dapur dulu ya,mau goyang lagi."

Ke 3 orang terkecuali Ujang mengacungkan ibu jarinya dan kembali menatap Ujang prihatin,sial sekali nasib sahabatnya ini.

"Udah Jang,itu balasan gara lo ngetawain gue,dinikmatin aja," Raga mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak lagi.

"Gue cabut dulu deh,perut gue mules," hanya itu yang terucap dari mulut Ujang.

"Ati-ati,jangan sampe keluar di jalan dah tuh ampas lo yang warna ijo-ijo seger," teriak Satya dari dalam warung karena Ujang sudah berlalu.

"Bacot," balas Ujang tak kalah keras.

Ke 3 cowok yang masih dalam warung itu hanya tertawa tak urung juga setelah itu berdoa agar ampas Ujang tidak keluar dijalan.

Apalagi Ujang masih memakai seragam sekolah.Kan nggak elit ada berita 'Seorang murid SMA Gelora ditemukan mencret-mencrer ditengah jalan'

👟👟👟


ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang