KEDUA KALINYA

80 9 0
                                    

Ketiga lelaki tampan itu memindahkan isi botol kaleng ke dalam perut mereka masing-masing.Mata mereka tertuju ke titik yang sama,dimana seorang cowok sedang menyamar menjadi banci.Siapa lagi jika bukan Ujang.

Konsekuensi jika bermain dare or dare diantara mereka memang mengerikan.Semua tantangannya dapat membuat kadar ketampanan dan harga diri mereka tiba-tiba turun drastis.

Ujang berkali-kali mengumpat dalam hati atas perlakuan teman-temannya.Bagaimana tidak,sekarang seorang Ujang sedang menjadi 'cewek' dengan menggunakan rok abu-abu yang diambil Raga dari ruang UKS.

"Aduh neng geulis,anak baru?" Raga sangat gencar menggoda Ujang,wajah cowok itu memerah.Menahan marah dan malu.

"Neng,roknya kependekan,nanti kalau ada yang colek-colek gimana?" kini Satya menimpali.

"Jangan digituin ah,perasaan cewek sensitif bro," Oji merangkul Raga dan Satya,sedangkan Ujang mengucap Istigfar berkali-kali dalam hatinya.

"Anjir emang lo semua!Seneng banget lihat sahabat susah," Ujang menatap tajam seluruh murid yang menatapnya geli.Sedari tadi mereka berjalan disepanjang koridor menuju kelas,meninggalkan lapangan dimana mereka tadi duduk.

"Bukannya gue seneng kalau lo susah,ya gimana ya?Nolak hiburan itu emang susah," Raga tergelak bersama Oji dan Satya.

"Ga,itu si Ara sama si Geo," tunjuk Ujang saat matanya tiba-tiba menatap siluet dua orang yang tidak asing.

Raga menaikkan satu alisnya melihat pemandangan itu.Raga memaklumi,karena mereka satu organisasi,jadi maklum jika mereka terlihat dekat.Raga segera menghampiri Ara yang juga sedang berjalan kearah Raga.

"Ara,lo mau kemana?" tanya Raga saat dia sudah disamping Ara.Ara kaget,dia tidak tahu jika Raga sudah berada didekatnya.

"Mau ke ruang OSIS,ada rapat buat acara baksos,Ga.Kenapa?" Ara mengerjapkan matanya,selalu saja saat dekat Raga perasaan menggelitik itu selalu timbul.

"Oh,nanti gue kerumah lo bisa nggak?" ternyata Raga masih bersemangat untuk itu.

Ara nampak terdiam dan memandang ragu kedua bola mata Raga.Senyum dipaksakanpun terukir dibibirnya."Maaf Ga,hari ini gue nggak bisa lagi.Gue mau cari bahan buat baksos sama Geo."

Geo yang dari tadi hanya diam menyimak ahkirnya mengangguk.Namun ada wajah puas saat Raga memasang raut gelisah dan marah.Aura yang dapat Geo rasakan saat Raga mendengar Ara dan Geo akan pergi bersama.

"Oh yaudah.Lo nanti hati-hati ya?Gue ke kelas dulu.Bye." Raga menjauh sebelum mendengar jawaban dari Ara.Dia segera menuju ke sahabat-sahabatnya yang daritadi masih asik menggoda Ujang.

"Gimana?Berhasil?" pertanyaan semangat dan penuh harapan itu terlontar dari Ujang.

Raga menggeleng lesu,untuk kedua kalinya perasaan besar itu terbendung lagi.Ada kekecewaan dihati Raga,namun Raga tidak boleh egois.Dia sadar Ara bukan siapa-siapanya dan Ara perlu bertanggung jawab untuk organisasinya.Namun,haruskah dengan Geo?

Dari kejauhan,Ara memandang Raga yang semakin jauh dengan pandangan pias.Dia merasa tidak enak hati dan marah pada dirinya sendiri.Dia sudah menjadi seorang pengecut yang hebat.

"Ra,kenapa lo nggak bilang kalau kita akan makan malam bareng?" suara Geo semakin menampar keras hati Ara.Ara pecundang,dia tahu itu.

"Nggak papa,ayo ke ruang OSIS,rapat bentar lagi mulai," Ara melangkahkan kakinya lebih dulu meninggalkan Geo yang masih terdiam namun ada pancaran mengerikan dari wajahnya.

"Udahlah Ga,sabar aja.Muka lo kalau lagi galau pingin gue tempelin pake jigongnya si Afop." Satya mengomentari sikap Raga yang daritadi hanya diam.Afop adalah teman sekelas mereka yang jarang mandi dan memilikki bekas makanan yang terselip di gigi.

"Najis banget lo Bang Sat!" Raga memang paling geli dengan jigongnya Afop.Baunya amit-amit,banyaknya melejit.Raga menghembuskan nafasnya lelah.

"Gue yang kena tantangan kenapa lo yang galau,lesu,dan tak bergairah?Maklumin aja,Ara kan punya peran penting di OSIS.Nanti malem kita bakal temenin lo main PS sampe pagi," ujar Ujang bersemangat.

Raga hanya diam,belum ada niat untuk menanggapi.Hingga beberapa detik kemudian suaranya keluar."Gue gelisah dan takut kalau Ara sama Geo.Lo tahu sendiri gimana sikapnya si brengsek itu!"

Mereka bertiga mengangguk mengerti dengan ucapan Raga.Bagaimanapun,mereka harus selalu waspada dan siap sedia.Ara adalah sesuatu yang berhasil membuat seorang Raga begitu jatuh cinta.Ara spesial.

"Aey aey Captain," Oji mengucapkan dengan nada yang lucu bahwa dia mengerti apa yang dimaksudkan Raga.

Keempat lelaki tampan itu sedang berkumpul di singgahsana kebanggan mereka,dimana lagi kalau bukan rooftop.Menghabiskan dua jam mata pelajaran terahkir di satu-satunya tempat yang tidak membosankan disekolah.

Oji yang sibuk dengan game di ponselnya.Satya yang sibuk menulis PR untuk besok,terkadang Satya bisa menjadi orang yang sangat rajin jika dia sedang dalam mood yang baik,seperti sekarang.Ujang yang sibuk mengurus Pou nya yang kehabisan energi dan kekurangan makan.

Dan Raga,dia menyumpal kedua telinganya dengan earphone.Mencari lagu yang cocok untuk menaikkan suasana hatinya menjadi baik dan ringan seperti biasanya.Mengatur tingkat kekerasan volume dan lalu mulai memejamkan mata.Raga mencoba tidur.

"Kenapa lo nggak kasih tahu yang sebenarnya ke Raga?" Geo masih mengungkit kejadian di koridur beberapa jam yang lalu.Mereka baru saja selesai rapat.

Ara sibuk menata kertas diatas meja,dia terlihat sedang sibuk namun dia memikirkan pertanyaan Geo."Bukan urusan lo,nanti mau makan dimana?Tolong jangan buang-buang waktu gue."

Geo tersenyum simpul."Lo akan tahu tempatnya,tapi nanti.Gue janji,waktu lo yang berharga nggaka akan sia-sia sama gue."

"Ok,gue balik," Ara hendak meninggalkan ruangan OSIS,namun sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Gue harap lo nggak jatuh cinta dengan Raga.Gue harap lo dapat buka mata lo yang lebar untuk melihat semua kebenaran yang ada."

Ara tidak mengerti dengan maksud perkataan Geo.Namun dia memilih untuk tetap melanjutkan langkahnya.Dia ingin makan,perutnya sangat lapar.Dan yang menjadi tujuan utama Ara adalah ingin segera bertemu Raga.

Ara mencari bangku kosong di kantin,tidak butuh waktu lama untuk menemukannya.Karena memang jam pelajaran sedang berlangsung dan anak-anak OSIS baru saja selesai melaksanakan kegiatan sehingga tidak mengikuti jam pelajaran normal.

Ara makan bersama teman-teman perempuannya di OSIS.Matanya beredar mencari Raga,biasanya jam-jam segini adalah waktu Raga keluar kelas.Namun Ara tidak melihat batang hidung Raga sedikitpun.Bahkan ketiga sahabat Raga juga tak terlihat.Padahal Ara sangat ingin bertemu dengan Raga.

"Yuk pulang," Oji mengajak ketiga sahabatnya untuk turun dari rooftop karena bel tanda pulang sudah dibunyikan.Mereka mengemasi barang bawaan masing-masing.Memakai jaket dan membersihkan sisa makanan mereka.

Ahkir-ahkir ini Raga jarang merokok dan jarang balapan .Raga rindu dengan balapan,mungkin nanti malam dia akan datang ke arena balap untuk menyalurkan rindu pada balap dan rindu pada Ara.Ya,nanti malam Raga akan ke arena balap.

👟👟👟

ALOOHAAAA TEMAN-TEMAANN
JANGAN LUPA KLIK TOMBOL BINTANG⭐
TERIMAKASIH❤❤❤
HAVE A NICE DAY!!💜💜



ARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang