Chapter 1

8.5K 549 95
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

"Permisi. Boleh saya melihat boneka singanya khun? Anak saya ingin boneka yang sama seperti kepunyaan anak khun", tanya seseorang sambil menepuk pelan pundak Arthit. Arthit menoleh ke belakang. Arthit termenung saat melihat siapa pria itu.

"P'Arthit khap?", ucap pria itu kaget saat melihat arthit. Arthit semakin panas dingin mendengar suara pria itu.

"P'Arthit khap", panggil pria itu lagi karena tidak mendapatkan tanggapan dari Arthit. "P'Arthit", panggilnya lagi.

"Mama", panggilan Bian menyadarkan Arthit. Arthit langsung menoleh pada Bian.

"Ada apa sayang?", tanya Arthit lembut pada anaknya.

"Paman itu memanggil mama", ucap Bian sambil menunjuk pria yang memanggil Arthit tadi.

"Mama?", gumam pria itu terkejut dengan panggilan gadis kecil yang imut itu pada Arthit. Arthit mendengar ucapan itu. Arthit menoleh pada pria yang berdiri di sampingnya.

"Maaf. Ada apa? Ada yang bisa saya bantu, khun?", tanya Arthit pada pria itu.

"Phii ini aku, Kongpob. Apa kau lupa padaku?", tanya pria yang mengaku bernama Kongpob itu.

"Kongpob? Maaf. Tapi aku tidak mengenalmu", jawab Arthit. Kongpob terdiam mendengar ucapan Arthit barusan.

"Ada apa khun memanggilku?", tanya Arthit.

"Ah... Itu. Boleh saya lihat boneka singa itu, khun? Anak saya ingin meminta di belikan boneka seperti itu", jawab pria bernama Kongpob itu sambil menunjuk boneka singa yang di pegang Bian.

"Oh", Arthit hanya ber-oh ria lalu memandangi boneka Bian. Bian menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

"Bian, sayang. Mama pinjam bonekanya sebentar, boleh? Paman itu mau melihat bonekanya sebentar", ucap Arthit lembut pada Bian.

"Ini boneka Bian", ucap Bian masih menyembunyikan boneka itu di belakang tubuhnya.

"Paman itu cuma mau melihat sebentar, sayang", bujuk Arthit lagi.

"Baiklah. Tapi mama yang pegang bonekanya. Nanti di ambil P'Kit", ucap Bian. Arthit menganggukkan kepalanya.

"Iya, sayang. Mama yang akan memegangnya", ucap Arthit sambil meminta bonekanya. Bian memberikan boneka itu pada Arthit.

"Ini. Khun boleh mengambil fotonya saja", ucap Arthit sambil mengarahkan boneka itu pada Kongpob. Kongpob merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto. Kongpob sengaja mengambil beberapa foto.

"Terima kasih, khun", ucap Kongpob. Arthit hanya menganggukkan kepalanya lalu mengajak Bian untuk berpamitan dengan guru yang menjaga Bian. Arthit dan Bian pun pergi meninggalkan taman anak-anak itu. Kongpob terus memperhatikan kepergian Arthit yang menjauh.

"Daddy....", ucap Kit sambil menarik ujung baju Kongpob. Kongpob tersadar dan langsung menoleh pada Kit. Kongpob berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Kit.

"Daddy, belikan boneka seperti itu", ucap Kit. Kongpob menganggukkan kepalanya.

"Iya, sayang. Nanti daddy akan membelikan boneka seperti itu", ucap Kongpob lembut. "Sekarang ayo kita pulang. Mommy sudah menunggu dirumah", ajak Kongpob. Kit menganggukkan kepalanya. Kongpob berpamitan dengan guru yang menjaga Kit.

--------

Di sebuah rumah bercat putih.

Kongpob memarkirkan mobilnya di halaman rumah yang memiliki halaman cukup luas. Kongpob turun dan membukakan pintu lalu menggendong Kit. Mereka masuk kedalam rumah yang tidak terkunci itu karena ada pembantu rumah tangga yang membukakan pintunya.

After One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang