Chapter 14

3.3K 322 49
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

"Paman.... Bian lindu paman", ucap Bian sambil memeluk Kongpob. Kongpob memeluk Bian dengan hati-hati. Takut infusnya melukai tangan Bian.

"Khap. Ini paman. Bian sangat merindukan paman, hm?", tanya Kongpob sambil mengurai pelukannya. Bian mengangguk antusias.

"Paman juga sangat merindukanmu", ucap Kongpob sambil membelai pipi Bian yang tampak sedikit tirus.

"Paman kemana saja? Bian sangat melindukan paman. Paman janji akan datang, tapi paman tidak datang. Bian jadi sedih. Bian kila, paman tidak jadi datang", ucap Bian kembali memeluk Kongpob.

"Bian benar-benar merindukan paman?", tanya Kongpob lagi.

"Sangat. Bian sangat lindu paman", jawab Bian. Kongpob mengurai pelukan Bian dan menangkup wajah Bian.

"Kemana hilangnya pipi Bian?", tanya Kongpob.

"Ini. Pipi Bian masih disini, paman", jawab Bian.

"Maksud paman, pipi Bian yang chubby", ucap Kongpob.

"Cabi? Cabi itu apa, paman?", tanya Bian.

"Chubby itu....", ucap Kongpob sambil berpikir. "Seperti ini", ucap Kongpob sambil menggembungkan kedua pipinya.

"Oh, itu cabi ya paman?", tanya Bian polos. Kongpob menganggukkan kepalanya.

"Dia merindukanmu, sampai dia susah makan. Dia mau kau yang menyuapkan dia makan. Makanya jangan berjanji jika tidak bisa menepatinya", ucap Arthit lembut tapi menusuk hati Kongpob.

"Maafkan paman ya, Bian. Maaf paman baru bisa datang. Paman banyak pekerjaan, jadi paman baru bisa datang sekarang", ucap Kongpob tulus.

"Bian, papa tinggal sebentar ya. Papa mau beli sarapan", ucap Arthit pada Bian. Arthit turun dari tempat tidur Bian dan memasang sendalnya.

"Kau mau makan apa? Kau pasti belum makan, bukan?", tanya Arthit lembut pada Kongpob.

"Apa saja, phii", jawab Kongpob.

"Baiklah. Jagakan Bian. Aku akan pergi membeli sarapan", ucap Arthit lalu hendak pergi, namun bu Lee datang membawa rantang. Bu Lee datang bersama Mook yang langsung tersenyum malu-malu saat melihat Arthit.

"Ibu? Mook? ", ucap Arthit saat melihat kedatangan bu Lee dan Mook.

"Sawatdee kha, phii", ucap Mook sambil memberi salam pada Arthit.

"Ibu datang membawakan kalian sarapan", ucap bu Lee. "Aww, ada nak Kong?", ucap bu Lee saat melihat Kongpob.

"Sawatdee khap, bu. Lama tidak bertemu", ucap Kongpob sambil memberi salam pada bu Lee.

"Sawatdee. Iya, sudah lama kita tidak bertemu. Bian sangat merindukanmu", ucap bu Lee sambil tersenyum. Kongpob tersenyum senang mendengar ucapan bu Lee.

"Ibu membawakan sarapan", ucap bu Lee sambil menunjukkan rantang yang dibawanya.

"Awww, bu. Ibu datang di saat yang tepat. Terima kasih, bu", ucap Arthit tulus. Bu Lee memberikan rantang yang dia bawa pada Arthit. Arthit mengambilnya dan meletakkannya di meja di samping tempat tidur.

"Itu bubur untuk Bian", ucap bu Lee saat melihat Arthit membuka rantang pertama.

"Maaf ibu tidak banyak membawa sarapan. Ibu tidak tahu akan ada Kongpob dan juga Mook", ucap bu Lee yang memang tidak banyak membawakan sarapan. Tadinya hanya untuk Arthit. Untung saja lauk dan nasinya cukup untuk dua orang.

After One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang