Chapter 17

3.2K 302 57
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

Keesokan paginya.

Hari ini dua pria tampak kembali tidur dalam posisi berpelukan. Namun hari ini, kedua tangan pria tampan itu tampak melingkar di perut pria manis yang tertidur pulas di dalam pelukannya.

Sebenarnya pria tampan itu sudah terbangun dari tadi, tapi berpura-pura tidur. Tangannya semakin memeluk pria manis itu. BUK. Pria manis itu langsung menyikut pria tampan itu.

"Awww....phii...sakit", ucap pria tampan yang tak lain adalah Kongpob itu.

"Jangan mencari kesempatan. Menyingkir dariku", ucap Arthit sambil bangun, namun Kongpob malah menariknya kedalam pelukan.

"Morning kiss ku mana, phii?", tanya Kongpob berbisik di telinga Arthit. Arthit meremang dengan bisikan dan hembusan nafas Kongpob. Arthit berbalik menghadap Kongpob.

"Kau mau kiss dariku?", tanya Arthit. Kongpob langsung saja menganggukkan kepalanya. BUK. Arthit menyundulkan kepalanya ke wajah Kongpob.

"Aaarrrgghh... Sakit", teriak Kongpob sambil memegang hidungnya yang terkena sundulan kepala Arthit.

"Rasakan itu", ucap Arthit sambil tertawa puas. Arthit pergi meninggalkan Kongpob yang kesakitan.

"P'Arthit..... Awas kau", teriak Kongpob kesal. Arthit semakin tertawa dan keluar kamar.

"Mama, kenapa daddy belteliak?", tanya Bian saat melihat Arthit datang.

"Mama tidak tahu. Mungkin ada kecoa dan daddy takut", ucap Arthit tanpa sadar menyebut Kongpob dengan daddy. "Aish...", ucap Arthit saat menyadari ucapannya barusan. "Mengapa aku jadi ikutan memanggilnya daddy?", ucap Arthit kesal dengan mulutnya.

"Memangnya daddy takut kecoa, ma?", tanya Bian.

"Daddy sangat takut kecoa", jawab Arthit.

"P'Arthit.... Awas dikakimu ada kecoa", teriak Kongpob dari belakang Arthit. Arthit yang memang geli itupun langsung terperanjat. Dia refleks memeluk Kongpob yang berada tepat di belakangnya. Kongpob tentu sangat senang karena Arthit memeluknya. Kongpob semakin memeluk Arthit yang masih kaget.

"Ternyata senior galak sepertimu takut sama kecoa ya, phii? Aku tidak masalah jika kau takut pada kecoa, asalkan setiap kau ketakutan, kau selalu berlari dan memelukku seperti ini. Aku rela", bisik Kongpob di telinga Arthit. Arthit yang mendengar ucapan Kongpob itu langsung mendorong Kongpob cukup kuat dan membuat Kongpob terduduk di lantai.

"Mama..... Kenapa dolong daddy Bian? Kasihan daddy", ucap Bian menghampiri Kongpob. Kongpob memasang wajah sesedih mungkin di hadapan Bian.

"Bian.... Mama jahat sama daddy. Daddy di pukulnya. Daddy juga di dolongnya", ucap Kongpob sambil menirukan suara anak kecil yang sedang mengadu pada mamanya.

"Mama.... Mama tidak boleh begitu. Mama nakal. Bian malah sama mama", ucap Bian sambil memalingkan wajahnya dari Arthit. Arthit mendekatinya.

"Bian, sayang. Jangan marah sama mama na. Mama sedih kalau Bian marah sama mama", ucap Arthit sambil memasang wajah sedih.

"Mama jahat sama daddy. Bian tidak suka", ucap Bian masih marah pada Arthit.

"Bian... Mama mohon. Jangan marah na.... Nanti kalau Bian marah sama mama, mama sakit bagaimana? Bian mau kalau mama sakit karena Bian marah sama mama?", ucap Arthit sambil memasang wajah sesedih mungkin. Bian langsung mengelus wajah Arthit.

After One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang