Chapter 23

3.1K 321 26
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

Usai memakai baju, Kongpob keluar dari kamar Arthit. Dia menuju dapur dimana hanya ada Arthit saja yang sedang sarapan.

"Ayo sarapan", ucap Arthit saat melihat Kongpob.

"Khap", jawab Kongpob. "Dimana Bian?", tanya Kongpob sambil mencari keberadaan Bian.

"Bian baru saja pergi sekolah", jawab Arthit. Arthit tampak mengambil makanan.

"Ini. Makanlah", ucap Arthit sambil memberikan piring pada Kongpob. Kongpob menerimanya sambil tersenyum.

Arthit kembali memakan sarapannya. Kongpob hanya memandangi Arthit yang memakan makanannya dalam diam.

"Jangan memandangiku", ucap Arthit yang merasa kalau Kongpob memperhatikannya melalui ekor matanya.

"Aku tidak memandangimu", ucap Kongpob berpura-pura sinis. Kongpob mengalihkan pandangannya dari Arthit dan mulai memakan makanannya. Namun seulas senyum tercetak diwajah tampannya.

"Ayo kita menikah", ucap Arthit di sela sarapan mereka. Ucapan Arthit sontak membuat Kongpob tersedak oleh makanannya. Arthit segera memberikan air minum padanya.

"APA?", ucap Kongpob kaget.

"Ayo kita menikah", Arthit mengulang kembali ucapannya. Kongpob memandanginya.

"Hahaha....kau pasti bercanda, bukan?", ucap Kongpob tak percaya.

"Tidak. Aku serius", ucap Arthit. "Tapi....", ucap Arthit sengaja menjeda ucapannya. "Aku mengajakmu menikah bukan karena aku menyukai apalagi mencintaimu. Aku mengajakmu menikah karena Bian. Dia sangat membutuhkanmu", ucap Arthit sambil membereskan piring kotor miliknya. "Jadi ayo kita menikah", ucap Arthit lalu pergi meninggalkan Kongpob yang masih terdiam mencerna ucapan Arthit.

"Jika sudah selesai makan, kemarikan piringnya. Aku akan mencucinya", ucap Arthit dari tempat mencuci piring yang berada tak jauh dari ruang makan kecil rumah orang tua Arthit. Kongpob tersadar dan segera menghabiskan sarapannya. Dia membersihkan meja makan dan membawa piringnya ke wastafel. Arthit menerima beberapa piring kotor dari Kongpob.

Kongpob hanya berdiri di samping Arthit. Dia memperhatikan Arthit yang sedang mencuci piring.

"Mengapa tiba-tiba kau mengajakku menikah? Memangnya kau pikir aku mau menikah denganmu?", ucap Kongpob penasaran.

"Aku sudah memikirkannya dari beberapa hari lalu saat Bian sakit. Bian sangat membutuhkanmu", jawab Arthit.

"Oh. Tapi sayangnya, aku sudah tidak mau lagi menikah denganmu. Aku memang tetap akan bertanggung jawab tentang Bian. Aku akan tinggal disini bersama kalian, tapi aku tidak mau menikah denganmu. Aku tidak mau menikah dengan orang yang sudah mengabaikanku dan keluargaku. Aku juga sudah tidak mencintaimu lagi", ucap Kongpob. Arthit menghentikan kegiatannya mencuci piring.

"Terserah kau saja. Aku sudah menawarkanmu. Lain kali aku tak akan lagi mengatakan hal itu. Lagipula, aku mengajakmu menikah bukan karena aku mulai mencintaimu. Semua aku lakukan hanya untuk Bian", ucap Arthit lalu mencuci tangannya dan meninggalkan Kongpob dengan cucian piring yang masih belum di bilas. Arthit berjalan menuju kamarnya.

"Shit... Percuma saja aku mengatakan hal itu. Sungguh memalukan", ucap Arthit kesal. Dia berjalan mendekati lemari pakaiannya dan mengambil baju dan celana.

Arthit keluar kamarnya dan melewati Kongpob yang berpapasan dengannya di dapur. Arthit sama sekali tak mempedulikannya. Dia mengambil peralatan berkebun dan langsung keluar rumahnya melalui pintu dapur. Arthit mulai sibuk berkebun.

After One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang