SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.================================
Keesokan harinya.
Hari ini Kit pergi ke taman anak-anak di antar oleh mommynya. Kit tampak senang. Dia memeluk boneka singa berwarna pink yang akan dia berikan pada Bian.
"Mommy, Bian pasti senang Kit membelinya boneka, bukan?", tanya Kit pada mommynya.
"Tentu saja, sayang. Bian pasti akan senang menerima boneka darimu, sayang", jawab wanita berambut pendek itu sambil tersenyum pada Kit. Keduanya berjalan bersama menuju sekolah Kit.
"Sawatdee kha P'Anna. Selamat pagi Krist", ucap guru Kit pada mommynya Kit dan Kit.
"Sawatdee kha", jawab wanita yang di panggil Anna itu yang merupakan mommy Kit.
"Pagi ibu gulu", ucap Krist atau yang lebih sering di panggil Kit itu.
"Wah... Kit hari ini membawa boneka ya?", tanya guru Kit. Kit menganggukkan kepalanya.
"Iya ibu gulu. Kit mau membelikannya pada Bian. Cantikkan bu gulu bonekanya?", jawab Kit sambil menunjukkan bonekanya pada gurunya.
"Wah... Bonekanya cantik. Itu untuk Bian ya? Untuk ibu guru mana?", tanya guru Kit.
"Untuk ibu gulu tidak ada. Ini Kit beli untuk Bian saja. Memangnya ibu gulu mau juga bonekanya?", jawab Kit.
"Tidak sayang. Bu guru hanya bercanda. Oh iya. Itu Biannya sudah datang", jawab guru Kit sambil menunjuk ke pintu. Saat ini Kit, mommynya dan gurunya ada di dalam kelas Kit.
Kit dan mommynya langsung menoleh ke belakang. Kit langsung berlari mendekati Bian, sedangkan mommynya terdiam saat melihat Arthit.
"P'Arthit?", batin Anna kaget saat melihat Arthit datang bersama gadis kecil yang bernama Bian itu. Selama dua minggu Kit masuk sekolah, dia sama sekali belum pernah bertemu dengan pria itu.
"Sawatdee P'Arthit. Selamat pagi Bian", ucap guru Kit pada Arthit dan Bian. Anna tersadar saat guru Kit menyapa Arthit dan Bian.
"Sawatdee khap", ucap Arthit sambil memperhatikan wanita berambut pendek di hadapannya. "Jadi dia istri dari pria brengsek itu? Mengapa wanita cantik ini mau dengan pria brengsek seperti dia? Masih banyak pria baik lainnya", batin Arthit sambil membalas senyuman wanita di hadapannya yang tersenyum padanya.
"Bian. Ini untukmu", ucap Kit sambil memberikan boneka pada Bian.
"Mama....", panggil Bian pada Arthit sambil menunjuk Kit. Arthit melihat kearah Kit.
"Ada apa, sayang?", tanya Arthit pada anaknya.
"P'Kit membelikan Bian boneka, mama", jawab Bian. Arthit melihat boneka yang Kit pegang.
"Paman, ini boneka untuk Bian. Bolehkan?", ucap Kit pada Arthit.
"Tentu saja boleh, sayang", jawab Arthit sambil membelai kepala Kit.
"Ini untukmu", ucap Kit lagi sambil menyerahkan boneka berwarna pink itu pada Bian. Bian mengambil boneka itu setelah melihat Arthit menganggukkan kepalanya.
"Telima kasih, P'Kit", ucap Bian sambil tersenyum manis dan menerima boneka pemberian Kit.
"Ayo kita main", ajak Kit sambil menarik Bian. Bian pun mengikuti Kit. Mereka berdua duduk dan bermain bersama.
"Nong, phii pulang duluan ya. Masih banyak yang harus phii urus dirumah", ucap Anna pada guru Kit.
"Iya phii berhati-hatilah. Salam untuk P'Kongpob. Kemarin sempat melihatnya namun tidak sempat menyapanya", ucap guru Kit.
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night Stand
Fanfiction"I hate him", - Arthit - "I really like him. But after that night, he disappeared" - Kongpob -