Chapter 5

4.3K 404 40
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

Rumah mewah.

Saat ini ada beberapa orang sedang bersenda gurau bersama. Dua anak juga tampak bermain bersama di atas permadani diruang keluarga.

"Oh..... Jadi ini yang kalian semua lakukan di belakangku? Kalian bahkan sama sekali tidak mengunjungiku selama di sel", ucap seseorang yang baru datang. Semua orang menoleh.

"Oh.... Kau sudah keluar? Kenapa sudah keluar? Cepat sekali?", tanya pria yang wajahnya mirip dengan wajah pria yang baru datang itu.

"Cepat? Kau pikir seminggu di dalam sel itu adalah waktu yang sebentar, huh? Enak saja kau ini", ucap pria yang tak lain adalah Kongpob pada Singto, kembarannya. Kongpob mendekati Singto dan langsung memiting leher kembarannya itu. Jelas saja Singto memberontak, namun Kongpob malah semakin memiting leher kembarannya itu.

"Rasakan itu", ucap Kongpob penuh kemenangan setelah Singto benar-benar sudah menyerah. Pletak. Singto langsung menjitak kening adik nakalnya itu.

"Aww... Sakit, P'Sing", rengek Kongpob sambil mengelus keningnya yang dijitak kembarannya.

"Memang enak? Rasakan itu", ucap Singto dengan wajah polosnya. Kongpob hanya menyengir.

"Ini juga. Kau senang jika sahabat tampanmu ini mendekam di sel?", tanya Kongpob Em. Kongpob juga memiting leher Em.

"Rasakan itu", ucap Kongpob setelah puas.

"Kalian juga. Senang ya jika sahabat tampan kalian ini mendekam di sel?", tanya Kongpob pada ketiga temannya yang lain.

"Hahaa... Iya. Senang. Selama seminggu kami hidup tenang tanpa kejahilanmu", ucap pria berkaca mata.

"Jadi kau senang, Oak? Dasar kau ya", ucap Kongpob pada pria berkacamata itu.

"Tentu saja kami senang", sahut pria lainnya.

"Tiw. Kau juga? Awas kau", tanya Kongpob sambil menunjuk pria itu.

"Bagaimana denganmu Wad? Apa kau senang jika sahabat tampanmu ini di penjara?", tanya Kongpob pada pria yang berambut agak panjang.

"Tentu saja kami senang. Kau kan paling jahil dan paling nakal di antara kita semua", ucap pria yang di panggil Wad itu.

"Bagus. Bagus... Kalian semua senang jika pria tampan ini di penjara. Kalian semua sahabat yang sangat baik, huh. Menyebalkan", Kongpob merajuk. Namun dia baru menyadari ada pria lainnya. Dia langsung mendekati pria yang sedari tadi hanya diam.

"Aww.. Ada istriku disini. Phii pasti datang untuk menyambutku, bukan?", ucap Kongpob saat melihat pria manis yang kini memandangi Kongpob dengan tatapan ingin menjauh.

"Tidak. Aku kesini karena ingin melihat anak Singto", jawab pria manis yang tak lain adalah Arthit itu.

"Oh. Kukira kau datang khusus untuk menyambut kedatanganku. Tapi tidak masalah. Yang penting aku bisa melihatmu lagi disini. Aku sungguh merindukanmu", ucap Kongpob menggoda Arthit.

"Cih... Menjijikan sekali kata-katamu, teman", ucap Tiw.

"Aku setuju. Menggelikan", ucap Em setuju.

"Jangan dengarkan dia P'Arthit. Dia memang selalu menggoda siapapun", ucap Em. Arthit hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku tidak menggoda siapapun selainmu, P'Arthit", ucap Komgpob pada Arthit. "Dan kalian kesini pasti karena ingin menyambutku, bukan?", tanya Kongpob pada teman-temannya.

After One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang