Chapter 13

3.1K 330 60
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

"Paman harus minta izin dulu sama papa kamu kalau mau tinggal disini", ucap Kongpob.

"Papa... Izinkan paman tinggal disini ya. Bian mau paman tinggal sama kita. Bian sayang paman", ucap Bian pada Arthit. Kongpob mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum. Arthit memandangnya tajam.

"Papa.....", panggil Bian yang melihat Arthit hanya terdiam. "Mama..... Boleh ya. Bian mau paman tinggal disini. Bian sayang paman", ucap Bian setengah merengek pada Arthit. Arthit berjongkok dan menggendong Bian.

"Bian, kenapa menangis?", tanya Arthit sambil menghapus air mata Bian.

"Bian mau paman tinggal disini sama kita", jawab Bian menghapus air matanya yang kembali turun.

"Bian, sayang. Paman ini kan punya pekerjaan di kota sana, jadi paman tidak bisa tinggal bersama kita", ucap Arthit mencoba menenangkan Bian.

"Kalau begitu kita pindah lagi saja ke kota. Bian juga lindu P'Kit dan bibi Anna. Jadi paman juga bisa tinggal sama kita di kota", ucap Bian masih tetap mau Kongpob tinggal bersamanya.

"Bian, papa disini ada pekerjaan. Jadi papa tidak bisa pergi ke kota. Bukankah Bian tahu jika papa harus merawat kebun milik papa? Kalau kita pergi ke kota, lalu siapa yang akan menjaga dan merawat kebun kita?", ucap Arthit yang juga masih tetap mempertahankan agar Kongpob tak tinggal bersama mereka.

"Papa bisa meminta bantuan dali paman Bank. Dia kan yang biasanya membantu papa melawat kebun papa", ucap Bian.

"Tidak bisa, sayang. Kasian paman Bank jika harus menjaga kebun sendirian", ucap Arthit. Bian tampak berpikir.

"Paman kelja sama papa saja kalau begitu. Jadi paman bisa tinggal sama kita", ucap Bian sambil tersenyum. Arthit kaget dengan perkataan Bian barusan. Dia tahu Bian adalah anak yang cerdas, tapi dia tidak menyangka jika Bian akan mengatakan hal itu.

"Hm... Bian. Sepertinya paman tidak bisa kerja sama papa kamu. Paman ada pekerjaan lain dan sekarang paman harus kembali ke kota", ucap Kongpob mencoba membuat Bian mengerti.

"Tapi Bian mau paman tinggal sama Bian. Bian sayang paman... Hiks... Hiks...", ucap Bian kembali terisak. Kongpob mengambil alih Bian dan menggendongnya.

"Bian, sayang. Paman memang tidak bisa bekerja sama papa kamu, tapi paman berjanji akan main lagi kesini. Paman juga akan membawa P'Kit dan juga bibi Anna kesini", ucap Kongpob lembut sambil menghapus air mata Bian. "Jadi Bian jangan menangis lagi na. Paman pasti akan kesini lagi", ucap Kongpob.

"Paman janji?", tanya Bian sambil tersenyum senang.

"Iya, paman janji", ucap Kongpob. Bian mengacungkan jarinya membentuk janji. Kongpob menautkan jarinya dengan jari Bian untuk mengikat janji. Bian tersenyum senang.

"Bian, ayo kita pergi sekolah", ucap bu Lee yang berdiri di depan kamar Arthit sambil membawa tas Bian.

"Iya, nenek. Paman, Bian pelgi sekolah dulu na. Paman halus datang lagi. Paman sudah janji", ucap Bian pada bu Lee lalu pada Kongpob.

"Iya. Paman janji. Bian di sekolah belajar dengan baik ya, biar Bian jadi anak yang pintar", ucap Kongpob. Bian menganggukkan kepalanya dan mencium kedua pipi Kongpob bergantian. Kongpob membalas mencium pipi Bian bergantian. Lalu menurunkan Bian.

"Papa.... Bian pelgi sekolah dulu ya", ucap Bian pada Arthit. Arthit berjongkok dan mencium kedua pipi Bian.

"Belajar yang benar ya, sayang", ucap Arthit. Bian menganggukkan kepalanya.

After One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang