Chapter 16

3.2K 329 56
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

Usai makan malam dan sedikit bersenda gurau, Arthit masuk ke dalam rumah. Dia hendak menidurkan Bian. Bian sudah mengantuk.

"Papa... Bian mau tidul sama papa dan paman lagi na....", ucap Bian saat Arthit berjalan melewati kamarnya.

"Bian mau tidur sama papa dan paman lagi?", tanya Arthit kaget. Bian menganggukkan kepalanya.

"Boleh ya, papa", bujuk Bian.

"Baiklah", ucap Arthit menyerah. Malam ini dia akan tidur bersama Kongpob lagi. Tadinya dia berencana mengusir Kongpob dari kamarnya jika Bian tidak tidur di kamarnya.

"Asyik.... Bian bisa tidul dengan daddy Kongpob", teriak Bian senang.

"Dad.... Daddy Kongpob?", Arthit kaget mendengar ucapan Bian.

"Iya. Paman bilang, mulai sekalang, Bian boleh memanggilnya dengan panggilan daddy, papa dengan panggilan mama. Papa eh mama juga halus memanggil paman dengan panggilan daddy", ucap Bian.

Flashback dua jam yang lalu.

Arthit sedang mengobrol dengan Bank dan dua pemuda lainnya di teras rumah. Kongpob membantu bu Lee memasak. Bian berada di dapur bersama bu Lee setelah mandi sore.

"Paman.... Sedang main masak-masakan sama nenek ya? Bian juga mau ikut main", tanya Bian polos.

"Bian juga mau ikut main masak-masakan?", tanya bu Lee. Bian menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana kalau Bian dan paman main boneka-boneka di kamar saja. Atau mewarnai buku gambar saja bersama paman?", usul bu Lee.

"Tapi Bian mau ikut main masak-masakan, nenek", ucap Bian polos.

"Nanti tangan Bian bisa terluka. Bian tidak mau kan tangannya terkena pisau lagi?", tanya bu Lee.

"Tidak mau. Sakit, nenek", jawab Bian.

"Makanya, Bian dan paman main boneka saja ya. Biar nenek yang main masak-masakannya. Nanti kita makan bersama", bujuk bu Lee.

"Baiklah", ucap Bian. Bu Lee membelai kepala Bian dengan sayang.

"Nak, lebih baik kau temani saja Bian. Ibu bisa masak sendiri", ucap bu Lee pada Kongpob.

"Tapi P'Arthit...", ucap Kongpob.

"Tidak apa. Nak Arthit tidak akan marah. Sana temani Bian main saja", ucap bu Lee.

"Baiklah, bu", ucap Kongpob.

"Ayo, sayang. Kita bermain bersama", ajak Kongpob. Bian menganggukkan kepalanya. Kongpob menggendong Bian ke kamar Bian.

"Kita mewalnai saja ya, paman", ucap Bian saat menuju ke kamar. Kongpob menganggukkan kepalanya. Bian dan Kongpob pun langsung mewarnai buku gambar milik Bian saat mereka sudah di kamar Bian.

"Paman....", panggil Bian.

"Iya, sayang. Ada apa?", tanya Kongpob lembut.

"Mengapa P'Kit memanggil paman daddy? P'Kit kan punya papa", tanya Bian yang memang sangat penasaran.

"Bian pernah lihat papanya Kit, kan?", tanya Kongpob. Bian menganggukkan kepalanya.

"Wajah paman dan papanya Kit sama, bukan?", tanya Kongpob lagi. Bian kembali menganggukkan kepalanya.

After One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang