Chapter 18

2.9K 305 28
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

================================

Seminggu kemudian.

Sebuah mobil fortuner berhenti di depan sebuah rumah. Seorang pria keluar dari bangku disamping kemudi dan membuka pintu belakang. Seorang wanita sambil menggendong anak keluar dari dalam mobil. Setelah itu, pria tampan itu kembali mendekati pintu mobil yang masih terbuka itu dan menggendong anak lelaki kecil. Sepasang suami istri itupun berjalan ke arah pintu. Pria tampan itu mengetuk pintu rumah itu.

Tak lama kemudian, seorang anak perempuan kecil tampak membukakan pintu. Anak kecil itu langsung berteriak senang saat melihat mereka semua.

"Bibi Anna? Papa... Daddy...", teriak anak perempuan kecil itu saat melihat tamunya.

"Bian....", ucap Anna sambil berjongkok dan membelai kepala Bian.

"Bian, ada apa berteriak?", tanya Arthit yang datang dari belakang.

"Sawatde kha, P'Arthit", ucap Anna sambil tersenyum.

"Sawatdee. Kalian datang? Ayo masuk", ucap Arthit kaget karena kedatangan keluarga kecil itu. Mereka semua masuk dan duduk di kursi ruang tamu Arthit.

"Bian, panggilkan daddy na", ucap Arthit pada Bian. Bian menganggukkan kepalanya dan berlari ke belakang.

"Daddy?", tanya Anna binggung.

"Ah.... Itu... Bian memanggil Kongpob dengan panggilan daddy", ucap Arthit merasa telah salah memanggil Kongpob. Dia sudah mulai terbiasa memanggil Kongpob dengan sebutan daddy. Anna hanya menganggukkan kepalanya.

Tak lama kemudian Kongpob datang bersama Bian yang berada di dalam gendongannya. Bian tampak senang.

"Ah... Akhirnya kalian datang juga. Aku sudah menunggu kalian dari beberapa hari yang lalu", ucap Kongpob saat melihat kembarannya itu.

"Daddy.... Kit rindu, daddy", ucap Kit sambil mendekati Kongpob. Kongpob berjongkok dan menggendong Kit juga.

"Kit.... Ayo turun", ucap Singto lembut.

"Tidak mau. Kit rindu daddy Kong. Papa jahat, suka memarahi Kit kalau Kit makan ice cream", ucap Kit.

"Papa memarahi Kit?", tanya Kongpob. Kit menganggukkan kepalanya.

"Papa tidak bolehkan Kit makan ice cream daddy. Kit kan suka ice cream", adu Kit pada Kongpob.

"Nanti daddy belikan Kit ice cream na...", ucap Kongpob pada Kit.

"Bian juga mau ice cleam daddy", ucap Bian.

"Daddy juga akan membelikan Bian ice cream", ucap Kongpob pada Bian. Kongpob mendekati semua orang dan duduk di samping Anna dan mendudukkan Kit di samping Anna dan memangku Bian.

"Kalian mau minum apa? Aku akan membuatkan minuman untuk kalian", tanya Arthit.

"Terserah saja", jawab Singto lalu melihat Anna dan Kongpob yang tampak sedang berbincang pelan. Kongpob juga tampak membelai Arra yang ada di gendongan Anna.

"Ah... Baiklah. Tunggu sebentar. Saya akan ambilkan minuman", ucap Arthit yang merasakan ada nyeri saat melihat Kongpob tampak akrab dengan iparnya.

"Ehm.... Kalian melupakan keberadaanku disini?", sindir Singto pada Anna dan Kongpob. Anna dan Kongpob langsung menoleh pada Singto sambil menyengir.

"Kalian ini. Kalau sudah bertemu, selalu melupakan keberadaanku. Yang sebenarnya suamimu aku atau dia?", rengut Singto tak terima melihat kedekatan Anna dan Kongpob.

After One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang