"Papa, ibu akan menikah".
"Kalau begitu selamat atas pernikahannya".
Sontak Bai Luoyin terbangun dengan keringat di mukanya. Musim panas itu belum berlalu, mengakibatkan dia selalu terbangun di setiap malamnya, dia menyeka keringat dengan tangannya sampai menetes ke tempat tidur.
Pagi baru saja dimulai, dan dia sudah dibakar amarah.
Dengan setengah kantuk, beralas sandal, Bai Luoyin menyeret kakinya menuju kran air. Air yang dingin langsung mengalir di wajah dan lehernya mencairkan api amarah, mencerahkan suasana hatinya.
Bai Hanqi, ayah Bai Luoyin, saat itu sedang menyapu halaman, terbiasa setiap harinya menangani pekerjaan rumah tangga. Meski begitu terkadang ia selalu ceroboh dalam pekerjaannya.
Setelah menyikat gigi, Bai Luoyin berkumur lewat aliran air kran, sementara kran itu terus terbuka, sampai akhirnya ia menyadari bahwa saluran air itu tidak mengalir seperti biasa, ada seperti tersumbat sesuatu.
Kemudian Bai Luoyin mengangkat sesuatu yang menyebabkan saluran air itu tersumbat dengan menggunakan ranting pohon yang tergeletak.
"Papa... Papa sengaja ya membuang celana dalam ke saluran air lagi?".
Bai Hanqi yang sedang menyapu setengah berjalan mendengar teriakan anaknya, kemudian berhenti dari pekerjaannya untuk melihat jemuran pakaian, ternyata satu celana dalam sepertinya telah hilang.
Celana dalam itu pasti terbawa arus air saat mencuci, kemudian hanyut bersama air kotor.
"Hei, jangan membuangnya, kamu masih bisa memakainya setelah dicuci kembali".
Bai Luoyin sangat marah sampai ujung hidungnya berkeringat.
"Sudah. papa pakai saja sendiri".Bai Luoyin kemudian berangkat menyusuri gang, secara tak sengaja bertemu Yang Meng di jalan.
Di masa muda, ayah Yang Meng sangat terkenal di desa ini, dia begitu tampan, saking tampannya hingga terlihat cantik, bahkan lebih cantik dari wanita-wanita di sekitarnya. Namun sangat disayangkan penduduk desa pada waktu itu tidak punya pikiran terbuka, mengakibatkan dia merasa terpuruk tumbuh di lingkungan seperti itu. Oleh karena itu, ia terpaksa menikahi wanita kuat. Ketika Yang Meng lahir, berharap dapat menaruh harapan besar pada anak tunggalnya itu, maka anak itu diberi nama Meng, yang berarti sangar.
Tapi Yang Meng seperti ayahnya. Di waktu kecil, ketika anak-anak lainnya bermain lumpur dan memanjat pohon, Yang Meng lebih suka diam di rumah sambil menjahit. Itulah alasan ayahnya yang selalu memarahi dan memukul Yang Meng, tapi setelah ayahnya memarahi Yang Meng, ia selalu menyeka air mata Yang Meng, walau tak berhenti menceramahinya.
"Ada apa dengan rambutmu?".
Yang Meng mengusap kepalanya sendiri, ada kesedihan di wajahnya yang tampan. "Cukup, jangan bertanya lagi. Ketika saya bangun pagi, rambutku sudah hilang seperti ini".
"Ayahmu diam-diam mencukur rambutmu tadi malam?".
"Tentu saja, siapa lagi kalau bukan dia".
Bai Luoyin tertawa lepas. "Ternyata nasib kita sama".
Tiba-tiba Yang Meng teringat sesuatu lalu memukul punggung Bai Luoyin,
"Ketika kau menghubungiku kemarin, tapi ditengah perbincangan kau menutup telepon, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?".Bai Luoyin diam sejenak, dengan samar menjawab "Ibuku akan menikah".
Yang Meng terkejut, "Kau punya ibu?".
Bai Luoyin menghela napas, "Kau pikir ayahku itu cacing tanah yang menghemat energi di fase ke lima, dan mengubah kelamin di fase ke enam, lalu membuahi sendiri?!".
Yang Meng terkekeh sampai bahunya bergetar, "Sudah, jangan bercanda. Sejak saya mengenalmu, saya tidak pernah melihat ibumu".
"Dasar! Tahun lalu ibuku datang dan menginap selama seminggu di rumahku, apa kau lupa? Ibuku sering parkir di dekat rumahmu".
"Oh. Saya ingat sekarang, ternyata itu ibumu? Tapi kenapa terlihat lebih muda dari keponakanku ya?".
"Jangan bercanda".
"Saya tidak bercanda, keponakanku baru lahir beberapa hari yang lalu, dan kepalanya penuh keriput".
"Setiap bayi yang baru lahir, ya memang seperti itu".
Yang Meng terdiam setelah melihat ekspresi datar dari Bai Luoyin, seolah paham menyapu pikirannya. Sejak kecil tumbuh dalam kemiskinan yang tak ada habisnya, dan sekarang ibunya akan menikah lagi, tak bisa dibayangkan apa yang ada di dalam pikiran Bai Luoyin.
"Bagaimana kalau saya mengirim sekelompok orang untuk pergi ke pesta pernikahan ibumu, dan mengacaukan semuanya, setuju?".
"Kau!!". Bai Luoyin meremehkan. "Orang macam apa yang dapat kau temukan? Sekumpulan laki-laki cantik untuk melawan tentara?".
"Petugas bersenjata?". Yang Meng terkejut, wajahnya menjadi pucat. "Memangnya pria macam apa yang akan dinikahi ibumu?".
"Jenderal besar".
Yang Meng terdiam, "Apa... Apa itu pangkat tertinggi dalam militer?".
"Astaga...".
"Katakan cepat, orang seperti apa yangmau kau cari?". Wajah Yang Meng yang terkena sinar matahari, seolah mempercepat kepucatannya.
"Mau menemukan beberapapun tidak ada bedanya, itu sama saja dengan menggali kuburanku sendiri".
Bai Luoyin tiba-tiba menatap Yang Meng, tekanan api seolah membakar matanya, nyala api itu seakan ditekan kuat, dan bisa meledak kapan saja.
"Tidak masalah, sekarang apa yang ada di dalam pikiranmu?".
Napas Yang Meng sekejap terhenti, dan memudarkan sedikit kepercayaan dirinya. "Pamanku adalah seorang direktur ratapan. Awalnya saya ingin meminta dia mengerahkan orang-orangnya untuk menangis di pesta pernikahan ibumu, tapi....".
"Bagus sekali". Tiba-tiba Bai Luoyin menyela. "Bagaimana saya bisa menghubungi pamanmu?".
"Jangan berani membawa masalah, kita hanyalah warga biasa".
"Jangan khawatir". Bai Luoyin menyeringai. "Pamanmu tidak akan mendapat masalah".
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 1. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 1 - Bab 79 (Bersambung ke buku 2) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan :...