Sudah pukul enam pagi waktu Beijing.
Pagi-pagi Gu Hai terbangun oleh suara alarm. Biasanya dia akan bangun pukul lima pagi. Tapi hari ini dia terlambat karena harus pergi ke pasar malam, juga mencari tempat sewaan hingga tengah malam. Setelah menemukan tempat baru, dia tidak bisa tidur, telinganya sangat terganggu oleh suara jangkrik. Hingga menjelang fajar akhirnya dia bisa tertidur.
Gu Hai segera turun dari tempat tidur kayunya, memakai sepatu yang dia beli seharga 30 yuan, mencuci sedikit mukanya, kemudian segera naik sepeda dan berangkat.
Dia dapat merasakan kesenangannya sendiri.
Sebaliknya dengan Bai Luoyin.
Pagi hari dia terbangun dengan rasa sakit kepala, juga tidak ada nafsu makan. Hanya memikirkan kenangan samar tadi malam, dia tidak ingat bagaimana dia pulang, dia hanya ingat makan satai, bertemu Gu Hai, lalu berbincang sebentar, selain itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Ketika melihat jam, sudah menunjukan pukul enam lewat. Yakin, hari ini pasti terlambat ke sekolah lagi.
Setelah makan semangkuk dòufu nǎo (susu tahu) di warung bibi Zou, dia merasakan kembali nafsu makannya. Sambil membayar, "Bibi, apakah anda tahu cara menghilangkan noda darah dari pakaian?".
"Oh... Mula-mula rendam terlebih dahulu dalam air dingin selama beberapa waktu, kemudian gosok dengan sabun belerang. Jika kamu tidak bisa, berikan padaku, bibi akan mencucikannya untukmu".
"Tidak usah, saya bisa melakukannya sendiri".
Setelah membayar makanannya, Bai Luoyin bukan langsung pergi ke sekolah, dia kembali pulang ke rumah, dan mulai merendan jaket seragam Gu Hai, setelah selesai dia bergegas berangkat ke sekolah.
Belum seberapa jauh Bai Luoyin pergi, tiba-tiba Gu Hai muncul dari arah belakang dan menghadangnya.
Sepeda Gu Hai sama sekali tidak ada loncengnya, tapi hanya ada suara derit kerangka sepeda saat dikayuh. Remnya tidak bagus, tapi untungnya kaki Gu Hai cukup panjang, sehingga dia bisa menghentikan sepeda dengan kedua kakinya dengan lancar.
"Saya datang.... Saudara, ayo. Saya akan mengantarmu ke sekolah".
Bai Luoyin mengabaikannya, dia terus berjalan, "Sepedamu begitu memperihatinkan, jika saya harus ikut naik sudah pasti ambruk".
"Jangan memandang rendah yang memakai sepeda, kamu sendiri jalan kaki".
Gu Hai kembali mengayuh sepedanya, sambil menyeimbangkan kecepatan langkah Bai Luoyin.
"Hei, saya sedang mengikutimu, tapi kau berjalan begitu cepat. Kau berjalan atau bersepeda?! Jika berpapasan dengan orang di jalan kau harus menyapanya".Bai Luoyin terdiam sesaat, tanpa sadar dia melirik Gu Hai, dan terlihat Gu Hai sedang menatapnya.
"Bagaimana bisa orang mengendarai sepeda tapi pandangannya terus kesamping bukannya melihat ke depan". Bai Luoyin mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 1. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 1 - Bab 79 (Bersambung ke buku 2) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan :...