55. 被拆穿的大海-Pengakuan Dahai

2.3K 171 5
                                    

Di bawah tempat tidur yang sempit itu ada dua pasang sepatu yang sama. 

Gu Hai yang terlentang melihat Bai Luoyin yang sedang tengkurap di sampingnya, tangan dan kakinya terlentang bebas terlihat begitu nyaman. Bajunya yang tersingkap membuat punggung mulusnya terbuka. Sinar bulan yang menyinari memamerkan kulit punggungnya seperti dòufu nǎo'r (susu tahu) buatan bibi Zou yang terlihat halus dan lembut, mengundang Gu Hai tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuhnya. 

Bai Luoyin memutarkan kepalanya ke samping, matanya sayu, wajahnya sendu dan ekspresinya acuh tak acuh. 

Gu Hai menarik napas dan tangannya mengulur tanpa sadar. 

Bai Luoyin seperti menyadari apa yang akan dilakukan Gu Hai, dia pun tiba-tiba memegang tangan Gu Hai. 

"Apakah kamu tahu kenapa hari ini saya memarahimu?". 

Baiklah, sidang akhirnya dimulai. Gu Hai tahu bahwa tidak akan semudah itu lepas dari Bai Luoyin. 

"Karena saya tidak memberi tahumu dalam dua hari terakhir ini?".

Bai Luoyin membuka matanya tampak seperti bunga malam yang mekar dengan tenang di malam hari. 

"Ketika kamu dalam posisi suasana hati yang buruk, kamu tidak memilih datang kepadaku".

Satu kalimat yang sangat sederhana. Namun dapat menyentuh hati Gu Hai sampai ke dasarnya. Dia tidak menyangka bahwa Bai Luoyin diam-diam memikirkannya, sama seperti perasaannya terhadap Bai Luoyin. Mungkin hanya terlihat emosi di matanya, tapi dia dapat melihatnya dari sudut yang paling tersembunyi, mungkin itu hanya senyuman, tapi dia dapat mempengaruhi suasana hati... Jenis pemahaman diam-diam ini tampaknya sudah ada, terlepas dari lamanya waktu yang jelas dari awal sudah menyala dan berkobar seperti api. 

Setelah akhirnya menenangkan diri, Gu Hai berkata, "Saya takut memengaruhi suasana hatimu".

"Inilah alasan saya marah kepadamu". Bai Luoyin memutar alisnya, dan tangannya meremas seprai. "Kau tidak menganggapku sebagai orang terdekatmu, kamu seolah melihat saya sebagai orang asing!".

Ketika Gu Hai melihat wajah murung Bai Luoyin, kedua matanya bersinar, dia menyadari bahwa Bai Luoyin telah benar-benar mengungkapkan dirinya yang sebenarnya. Setiap ekspresinya terlihat begitu hidup dan mempesona. 

"Kamu terlalu banyak pikiran. Saya tidak memandangmu sebagai orang asing".

"Lantas?".

Gu Hai ingin berkata, bagaimana bisa aku membuatmu menjadi khawatir?! Tapi rasanya ini tidak sesuai, masihkah bisa diucapkan?  Dia takut kalau dia mengatakannya, tiba-tiba jam tua itu akan menimpanya lagi. 

"Sudah, jangan bertanya lagi, mulai sekarang jika ada apa-apa maka saya akan menceritakannya kepadamu, tanpa melihatmu sebagai apa".

Sebenarnya Bai Luoyin orang yang sangat peduli, setelah dia mendengar perkataan Gu Hai, tidak ada reaksi apapun, itu menunjukan bahwa dia telah sepakat. 

Mereka terdiam cukup lama, Gu Hai tiba-tiba merasa bahwa dia harus membuka jatidirinya. Sebelumnys dia tidak berani mengatakannya karena dia belum bisa melihat perasaan Bai Luoyin, hari ini dia benar-benar tersentuh oleh Bai Luoyin, akhirnya dia segera mengambil inisiatif untuk membicarakan kebenaran dirinya. 

"Sebenarnya, saya ada sesuatu yang belum kuceritakan padamu".

Bai Luoyin tersenyum dan berkata, "Kamu ingin mengatakan bahwa hidupmu bukan seperti ini kan? Begitu juga dengan rumahmu, sewa kan?".

"Ah...". Gu Hai terkejut, "Bagaimana kamu bisa tahu?".

"Pasangan tua di sebelah halaman rumah sewamu itu, yang satu paman saya, yang satu adalah bibi saya". 

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang