79. 怎么可以是他-Bagaimana Mungkin Bisa Dia

5.4K 193 2
                                    

"Kenapa ke sini?". Tanya Bai Luoyin dingin. 

Hati Jiang Yuan seakan runtuh, "Nak, ibu...".

"Jika hanya mau mendatangkan masalah, silakan kembali. Hari ini tidak akan ada yang melayanimu". Bai Luoyin menyela kata-kata Jiang Yuan. 

Wajah Jiang Yuan menunjukkan ekspresi kaget dan terluka, dia tidak menyangka kalau Bai Luoyin, sebagai anaknya akan tega berkata seperti itu. Kalaupun dia memiliki kesalahan di masa lalu, bagaimanapun juga dia itu masih ibu dari Bai Luoyin, dan seorang ibu akan banyak membutuhkan daya tahan psikologis untuk menerima serangan dari anaknya.

"Kenapa menyuruh seseorang untuk menggusur kios sarapan?".

Jiang Yuan meremas tasnya. "Luoyin, dengarkan ibu, dia itu tidak tulus kepadamu, kamu masih muda, jadi belum paham hati orang-orang, dan dia pasti punya maksud lain kepadamu. Ibu ini seorang wanita, dan ibu sangat paham tentang isi hati wanita. Jika dia tidak memiliki tujuan, dia tidak mungkin bisa menuangkan semuanya". 

"Kalau begitu coba katakan apa tujuannya? Uang? Pengaruh? Memangnya keluargaku punya semua itu? Jika dia menginginkan papa, itu sudah cukup bagiku untuk menerimanya".

Jiang Yuan menarik napas dalam-dalam, dan bertanya, "Kamu bisa menerima pernikahan papamu, kenapa kamu tidak dapat menerima pernikahan ibumu? Apa dalam pikiranmu ibu ini tidak punya hak untuk mengejar kebahagiaan? Apa kamu berpikir bahwa kebahagiaan wanita itu terbatas?".

"Saya tidak berkata tidak menerima". Bai Luoyin mencibir," Kapan saya berkata seperti itu? Katakan, kapan saya tidak menerimanya?".

"Mengapa kamu selalu bersikap begitu terhadap ibumu?".

"Karena kita tidak sejalan". 

Jiang Yuan sangat sakit hati, wajahnya meredup bagai lapisan tanah, bahkan diapun tidak sadar akan kedatangan Gu Hai. 

"Kenapa anda ke sini?".

Tiba-tiba suara lain datang. 

Pikiran Bai Luoyin berbalik, dia tidak mengerti bagaimana bisa Gu Hai akan bersikap seperti itu. 

Gu Hai langsung menghadap Jiang Yuan, mata dingin itu menatapnya.

"Apa yang anda lakukan di sini?".

Dengan pemahaman dan dugaan Bai Luoyin terhadap Gu Hai, dia hanya bisa berpikir kalau kedatangan Jiang Yuan memang sengaja untuk mencari gara-gara. 

Mata Bai Luoyin tertegun, dan menoleh ke arah Gu Hai. "Kamu... kamu kenal dia?".

"Iya". Lengan Gu Hai menggantung di pundak Bai Luoyin, dan bibirnya menempel di telinga Bai Luoyin. Sepertinya dia sedang berbisik, tapi sebenarnya semua orang di jalan dapat mendengar jelas, "Dia adalah istri baru ayahku, seorang wanita sok suci yang dibalut mantel indah. Dia tidak mampu membujukku, jadi dia harus mencari target lain. Jangan abaikan, ayo pergi".

Gu Hai sedikit mendorongnya, tapi Bai Luoyin tidak bergerak. 

Jiang Yuan tidak tahu lagi apakah harus menangis atau tertawa. 

"Kamu... Kalian... Sudah saling kenal?".

Di sisi lain Bai Luoyin sudah mengerti, sementara Gu Hai masih dalam kebingungan. 

Jiang Yuan meraih tangan salah satunya, dan dengan semangat berkata. "Bagus sekali kalian sudah saling kenal, awalnya ibu khawatir kalau kalian tidak bisa akur. Sebenarnya ibu selalu ingin mengundang kalian makan malam bersama, tapi ibu selalu merasa takut setelah kalian bertemu jadi tidak merasa  nyaman. Tapi coba lihat! Ini bagus, ini sangat bagus...".

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang