65. 你觉得可能么-Kau Pikir Itu Mungkin

1.8K 165 1
                                    

Dalam ruang VIP di sebuah klab malam Sanlitun, Gu Hai mengajak Bai Luoyin  bertemu dengan sahabatnya.

"Kenalkan ini teman baruku di sekolah, Bai Luoyin".

Zhou Sihu tertawa sambil menepuk pundak Bai Luoyin. "Tampan!".

Gu Hai menunjuk temannya, "Dia Li Shuo".

Li Shuo mengangkat gelasnya tanda bersulang.

"Namaku Zhou Sihu".

Bai Luoyin tersenyum padanya.

Keempat orang itu duduk bersama dan berbincang bahagia, mereka semua sebaya, meskipun dari latar keluarga yang berbeda tapi hobi mereka sana. Mereka membicarakan tentang kehidupan sekolah yang berantakan sampai membahas mobil favorit mereka, setelah membahas tentang mobil, mereka mulai membicarakan perempuan, sampai kepada sesuatu yang vulgar.

Li Shuo menepuk pundak Bai Luoyin dan bertanya, "Apa Dahai tidak pernah membicarakan gadis-gadis lain di sekolah?".

Bai Luoyan berkata dengan jujur, "Tidak".

"Apa kubilang?". Zhou Sihu memasang wajah percaya diri, "Dahai itu hanya setia kepada Jin Lulu. Ini sungguh hebat".

Awalnya Li Shuo mengira kenapa Gu Hai menghilang dalam waktu yang lama, dia memiliki pacar baru. Tapi setelah dia mendengarkan penjelasan dari Bai Luoyin, ternyata dugaannya salah. Li Shuo benar-benar dalut terhadap Gu Hai, kalau orang lain mungkin sudah berganti sampai tujuh atau delapan kali, tapi dia masih bisa bertahan.

"Hei, apakah kamu tahu Jin Lulu?". Zhou Sihu menatap Bai Luoyin.

Bai Luoyin mengangguk, "Tahu, saya pernah bertemu dengannya sekali".

"Kuberi tahu ya, perlakuan Dahai kepada Jin Lulu benar-benar berbeda. Kau tidak pernah melihat mereka bersama kan? Jika kau melihatnya, pasti kau merasa itu bukan Dahai".

Memang saya berpikir itu bukan Gu Hai, tapi saya tidak merasa kalau dia baik kepada Jin Lulu.

Mulut Zhou Sihu seperti senapan, terus mengoceh, dia merasa ingin memuntahkan semua cerita Gu Hai kepada Bai Luoyin

"Kukatakan padamu, Meskipun dia  selalu menampakan wajah dingin, tapi saat dia melihat Lulu, senyumnya tidak akan hilang selama tiga hari. Jika kita ngobrol, mulutnya penuh dengan Jin Lulu, kita yang mendengarkannya hampir mau tuli. Bahkan jika kita ada sesuatu padanya, orang yang pertama kita temui adalah Jin Lulu, begitu Jin Lulu membuka mulutnya, Gu Hai langsung tidak bisa berkutik......".

Setelah Zhou Sihu berbicara panjang lebar, Bai Luoyin hanya membalas satu kalimat.

"Rasanya Gu Hai tidak seperti itu?".

"Hmm?".

Zhou Sihu masih belum bereaksi. Tiba-tiba Gu Hai sudah datang dan meletakkan tangannya di pundak Bai Luoyin diiringi senyuman samar.

"Sedang membicarakan apa?".

Bai Luoyin meneguk anggur dan berkata dengan santai, "Tidak membahas apa-apa".

Gu Hai membawakan segelas anggur ke tangan Bai Luoyin. "Coba ini. Bagaimana rasanya?".

Kemudian Bai Luoyin meneguknya sambil mengerutkan alisnya. Setelah menelannya dia merasakan bau asap samar.

"Ini membuat saya tersendak".

Segera Gu Hai mengambil gelas anggur itu, lalu meminumnya tanpa mengubah mulut gelasnya yang bekas bibir Bai Luoyin tanpa rasa jijik, bahkan dia merasa senang seakan rasanya menjadi berbeda lebih nikmat.

"Kurasa rasanya sangat enak!".

Li Shuo terlihat heran, dia segera mendorong tubuh Zhou Sihu.

"Bukankah Dahai selalu tidak mau berbagi gelas?".

Zhou Sihu tertawa. "Kau tidak tahu bagaimana kehidupan Dahai sekarang, betapa sulit kehidupannya sekarang, jadi mungkin dia sudah terbiasa dengan hal itu".

".....".

Suara musik dari luar merangsang gendang telinga mereka, kemudian empatnya beralih ke luar, duduk di kursi bar untuk menikmati suasana yang lebih hidup. Laki-laki dan perempuan berdansa, lampu yang kelap-kelip menyapu wajah-wajah mereka yang kesepian.

Li Shuo menyentuh Bai Luoyin dan bertanya, "Apakah kamu punya pacar?".

 "Ada, tapi sudah putus".

Li Shuo tertawa, "Gadis itu dari menatapmu terus loh".

Bai Luoyin tidak mengangkat kepalanya tapi bertanya pada Li Shuo masalah pribadi.

"Gu Hai... Apa dulu pernah masturbasi denganmu?".

Pertanyaan ini membuat Li Shuo terdiam cukup lama.

"Tunggu sebentar...". Li Shuo melewati Bai Luo Yin untuk menuju Gu Hai. Kemudian Li Shuo mengusap pahanya, seketika wajah Gu Hai menjadi gelap. "Menyingkir!".

Li Shuo segera kembali mendekati Bai Luoyin, matanya mengisyaratkan sesuatu, "Apa kamu pikir itu mungkin?".

Bai Luoyin yang melihat reaksi Gu Hai, sekejap dia tahu jawabannya.

Li Shuo melanjutkan, "Dahai, dia paling anti kalau ada orang lain menyentuhnya, jadi kalaupun benar seperti apa yang kamu katakan itu, pasti yang kau lihat sekarang ini jasad kita".

".....".

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang