74. 幽默的白老爹-Ayah Bai Yang Lucu

1.9K 146 1
                                    

"Nenek, ada apa?".

Nenek Bai yang sedang duduk di mǎzhá (sejenis bangku kecil yang bisa dilipat) bergumam sambil meremas-remas sisi kasur. "Aku ingin makan pīlìbǎo...".

"pīlìbǎo?". Apa? Bai Luoyin berpikir keras, "Tomat?".

[西红柿 - xīhóngshì (tomat)]

"Bukan!" Nenek Bai mengoreksi pelafalannya dengan perlahan dan tegas berkata. "pī—lì—bǎo!"

Bai Luoyin masih belum bisa paham.

Nenek mulai cemas dan memberi isyarat dengan tangannya. "Ini... Pi ... Aduh ... Aku tidak bisa mengucapkannya dengan baik!".

"Nenek, jangan khawatir!".

Bai Luoyin segera mengalihkan pandangannya ke Gu Hai. Hari ini Gu Hai telah menjadi penerjemah nenek Bai. Sebelumnya jika orang-orang di rumah tidak mengerti, mereka selalu meminta pertolongan Bai Luoyin untuk menerjemahkan perkataan nenek. Tapi saat ini Bai Luoyin juga menyerah dan dia harus bertanya kepada Gu Hai.

Gu Hai merenung sejenak dan matanya bersinar.

"Nenek, apakah anda berbicara tentang buah?".

[果 - guǒ (buah). Sebenarnya nenek Bai ingin mengatakan 苹果 - píngguǒ (buah apel)]

Nenek Bai menyeringai bahagia.

"Ya ... Ya ... itu, pīlìbǎo...".

Bai Luoyin hampir jatuh ke tanah. Kenapa jauh sekali? Untungnya, otak Gu Hai sedang tidak berada di jalur manusia. Seandainya kau berubah menjadi orang lain, pasti tidak akan bisa berpikir sejauh itu!

"Ayo makan!".

Keluarga itu duduk mengelilingi meja untuk makan dan berbincang-bincang. Dapat dilihat suasana hati Bai Hanqi saat ini sangat baik, tanpa disadari dia sudah menghabiskan setengah botol anggur putih, dia terus mengoceh tentang prestasinya di masa muda dahulu sampai air liurnya habis. Bai Luoyin hanya bisa jadi pendengar dalam kebisuan, sudah lama dia tidak pernah melihat lagi ayahnya yabg seperti ini. Meskipun Bai Hanqi dalam suasana ceria, dia tidak bisa tidak mengerutkan keningnya selama lebih dari sepuluh tahun terakhir ini, sampai dimana hari ini tiba, akhirnya dia bisa menarik napas lega.

Sebenarnya Bai Luoyin merasa tersentuh oleh usaha Gu Hai, tapi dia hanya merasa sedikit tidak enak hati.

"Dahai! Dahai! Yinzi kami adalah yang paling beruntung... Mempunyai teman sepertimu...". Bai Hanqi mengulurkan tangannya dan menepuk bahu Gu Hai. "Paman benar-benar berterima kasih karena kamu begitu baik kepada keluarga Yinzi".

Kemudian, Bai Hanqi menuangkan segelas anggur kepada Gu Hai.

Gu Hai segera bangun dan meminumnya.

Ketika Gu Hai akan duduk, Bai Hanqi menepuknya lagi.

"Gu Hai! Paman juga memikirkanmu! Hari ini saya sudah membelikanmu tempat tidur, saya selalu merasa bersalah padamu, selama ini saya membiarkanmu merasa tersiksa karena harus berbagi tempat tidur dengan Yinzi, maka dari itu saya memberimu tempat tidur agar kamu bisa lebih nyaman dan leluasa, tidak harus lagi berdesakan satu tempat tidur dengan Yinzi.

Ada rasa menggelitik ketika Bai Luoyin mendengar hal itu.

Wajah Gu Hai tiba-tiba berwarna hijau, seketika lidahnya menjadi kelu, di dalam tenggorokannya seperti ada duri panjang uang sangat sulit untuk mengeluarkan kata-kata.

"Paman, anda tidak usah repot-repot, kembalikan lagi kasurnya, saya merasa nyaman kalau tidur dengan Yinzi"

Bai Hanqi mengernyitkan alisnya dan mendesah, "Bagaimana bisa nyaman? Kamu telah menjadi bagian dari keluarga kami, saya tidak bisa memerlakukanmu dengan buruk. Tidak usah sungkan, sudah seharusnya dari dulu membelikannya untukmu tapi kondisi keuangan kemarin sangat ketat. Hari ini saya sudah menerima uang, tanpa berpikir apa-apa lagi saya langsung berlari ke toko furnitur. Saya selalu memikirkan anak baik ini! ha ha ha......".

Kata-katanya begitu menyentuh, tapi tidak bisa menembus hati Gu Hai.

"Paman, dengarkan saya, lagipula saya  tinggal di sini untuk waktu sementara. Bisa jadi besok saya harus pulang. Bukankah itu akan menjadi sia-sia untuk menambah tempat tidur?".

Kali ini, Bai Hanqi tidak berbicara.

Gu Hai begitu sangat berharap, sampai nasipun tidak mampu untuk dimakannya, dia hanya berharap agar Bai Hanqi segera menghubungi toko furnitur untuk mengembalikan kasur itu.

Jari-jari Bai Hanqi mengetuk meja makan beberapa kali dan kemudian menoleh ke arah Gu Hai. "Begini saja... Malam ini kau tidurlah di tempat tidur itu, dan bila waktunya kamu harus pulang, tempat tidur itu bisa menjadi milik Yinzi, lagipula tempat tidur Yinzi sudah bertahun-tahun belum pernah diganti".

Gu Hai, ".....".

Bai Luoyin yang sedang menahan tawanya hampir saja menyemburkan makanan yang ada di mulutnya, dan segera meletakkan sumpitnya.

"Gu Hai, karena ayahku sudah membelikannya untukmu, jadi kamu tidak usah sungkan".

Gu Hai sangat kesal, dia menggertakan giginya. Apa karena aku tidak tidur satu tempat tidur denganmu, kau merasa bahagia? Kenapa kamu bisa merasa seperti itu?... Dasar anak kecil, tunggu saja, aku tidak akan pernah membiarkanmu berhenti sampai di sini!

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang