41. 不小心谈崩了-Roboh Karena Ceroboh

1.7K 137 0
                                    

"Bagaimana kamu bisa datang?".

"Kamu pikir saja sendiri kenapa aku bisa datang? Dua hari ponselmu tidak aktif! Aku tidak bisa menghubungimu. Kupikir kamu diculik orang!".

"Lihat, aku baik-baik saja kan?. Ponselku jatuh terkena air, dan saya tidak punya uang untuk membeli yang baru, jadi saya tidak bisa menghubungimu......".

Gu Hai dengan penuh kesabaran menjelaskan, Jin Lulu terkejut, matanya menyapu tubuh Gu Hai, pakaiannya yang begitu sederhana, sepatunya yang terlihat murah seharga 30 yuan, membuat hati Jin Lulu merasa petihatin.

"Bagaimana bisa ayahmu melakukan hal ini?. Kalaupun kamu kabur, kamu tidak bisa membiarkanmu menjadi seperti ini... Eh ...".

Gu Hai segera menutup mulut Jin Lulu sambil menyeretnya hingga ke sudut yang sepi.

"Pelankan bicaramu, bagaimana kalau semua mendengarnya".

Jin Lulu merasa heran, jika dia tidak menempatkan Gu Hai dalam hatinya, dia tidak akan percaya bahwa sosok yang didepannya itu adalah pacarnya. Bukankah Gu Hai tidak pernah takut terhadap apspun?. Sekalipun Tiānhuáng lǎozi memberinya jalan hidup, dia akan berani menentangnya menggunakan caranya sendiri, bagaimana mungkin dia tidak berani berbicara di depan kelas?.

"Bagaimana bisa ayahmu mengusirmu hingga seperti ini". Jin Lulu tidak bisa menahan rasa sedihnya. Dia terus menarik pakaian Gu Hai, Jin Lulu tidak tahan melihat dia berpakaian seperti ini.

"Sudahlah, jika terus seperti ini kau bisa merobek bajuku".

Jin Lulu menariknya lebih kencang lagi, yang biasa Gu Hai berpenampilan gaya dengan pakaiannya, tampan dengan perawatannya. Jin Lulu masih tidak percaya kalau Gu Hai bisa menjadi seperti ini.

Gu Hai menahan tangan Jin Lulu, matanya menyapu sekeliling, memastikan tidak ada siapapun di sekitarnya, "Sudah, mari kita keliling sekolah, dan nanti siang saya akan mengantarmu pulang".

"Aku tidak akan pulang". Jin Lulu bersikeras. "Aku mengambil cuti selama tiga hari".

Jantung Gu Hai tiba-tiba berdetak cepat. tiga hari?.

"Kau cuti, tapi saya tidak, kecuali jika kamu mau berkeliling di kota ini sendirian selama tiga hari ini?".

Mata Gu Hai terlihat dingin. Jin Lulu merasakan dia telah menjadi orang asing.

"Apakah kamu masih peduli kepadaku? Kau tidak perlu sampai harus mengajukan izin cuti. Bagaimana?. Tahukah kamu, Aku tidak bisa tidur semalam memikirkanmu, dan sekarang aku jauh-jauh datang menemuimu, Apa kau tidak dapat merasakannya sedikitpun?".

"Jangan membuat masakah, sekarang tidak ada jam kosong untuk menemanimu!".

Jin Lulu tenang.

"Aku tahu di sini kamu punya pacar kan?".

Seketika Gu Hai merasakan suhu tubuhnya turun.

"Jika kamu terus mengatakan itu, sebaiknya pulang saja".

Jin Lulu tidak berbicara, matanya yang dingin tertuju ke arah kelas ruang 27, kemudian perlahan melewati perawakan Gu Hai, terus berjalan menuju pintu belakang kelas ruang 27.

"Kalaupun aku akan pulang, aku harus tahu dulu!".

Gu Hai mundur selangkah, lalu meraih lengan Jin Lulu, wajahnya berubah ungu. Tapi gadis ini adalah seorang gadis yang kuat, dia tidak meneteskan air mata setitikpun.

"Jika kamu tidak ingin putus, diam di sini, dengarkan saya bicara".

Jin Lulu tidak lagi peduli Gu Hai yang telah menjadi kaku, dia merasa telah berada di posisi yang lemah.

"Jika kamu berpikir aku tidak punya banyak waktu, sekarang juga aku bisa bisa minta cuti tiga hari hanya untuk bersamamu. Tapi sejujurnya di sini bukan tempat yang cocok untuk berduaan, saya bisa menemanimu pulang, disana kau ingin berbuat apapun terserah padamu, tapi tidak di sini!".

"Kenapa?". Jin Lulu menatap Gu Hai.

"Apa harus semua dijawab?".

"Aku hanya ingin kau jujur! Aku, Jin Lulu, bukanlah seorang perempuan murahan, jika kau memang benar punya pacar di sini, aku akan pergi tanpa kau usir!".

Gu Hai merasa lelah menghadapinya.

"Kalau begitu pergilah".

Ekspresi Gu Hai tidak berubah.

Di luar begitu tenang, Gu Hai masih tidak yakin kalau Jin Lulu benar-benar pergi, tapi Gu Hai tahu kalau Jin Lulu bukanlah orang yang mudah menyerah. Sebelumnya mereka pernah berkali-kali bertengkar dengan hal yang sama, dan setiap kali Jin Lulu marah, Gu Hai tidak lagi takut akan kehilangannya, yang penting sekarang adalah bagaimana menghabiskan dua hari sesudahnya.

Bel berbunyi lagi, Dan Xiaoxuan jalan berlenggak-lenggok menghampiri Gu Hai.

Bai Luoyin segera berdiri kemudian pergi, Youqi mengikuti di belakangnya.

"Pelajaran hari ini, saya benar-benar tidak mengerti". Dan Xiaoxuan dengan lembut mengusap dagunya sendiri, diiringi mata berkedip sambil menatap Gu Hai.

Gu Hai yang sudah merasa lelah ditambah harus ada lagi seorang Dan Xiaoxuan.

"Saya juga tidak mengerti".

Satu tangan Dan Xiaoxuan menarik lengan Gu Hai ke bukunya, dan dengan lembut dia memasukan jari-jarinya di antara celah jari-jari Gu Hai".

Dengan suara nakalnya dia berkata.
"Saya akan meramalmu! Dan ramalanku ini sangat akurat!".

Gu Hai melepaskan tangannya, ekspresinya tidak berubah sampai akhirnya dia menghilang di balik pintu.

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang