Malam itu bulan purnana dan lampu semua sudah dimatikan, tidak ada lagi aktivitas di dalamnya. Dua orang saling berhimpitan di tempat tidur, posisi Gu Hai dekat dengan jendela, sehingga dia dapat melihat bulan yang menggantung di pucuk pohon.
"Dua hari lagi tanggal lima belas, bulan ke delapan". Bai Luoyin memecah kesunyian.
Gu Hai menatap Bai Luoyin, wajahnya setengah samar dibalut cahaya bulan melembutkan setiap lengkungan wajahnya. Sangat berbeda dengan hari-hari biasa, matanya yang dingin dan tajam, tapi malam ini dia berkedip lembut, dia menatap tiap sudut matanya.
"Ada apa guru wali kelas mencarimu?".
"Bagaimana keluargamu merayakan festival tanggal lima belas?".
"......".
Dua pertanyaan yang dilemparkan secara bersamaan, menyebabkan suasana menjadi sedikit canggung.
Gu Hai, yang sedang menunggu jawaban dari Bai Luoyin, merancang sebuah jawaban, dia begitu paham, cukup sulit untuk menyembunyikan statusnya. Tidak ada lagi kata yang tepat untuknya selain, sekali berbohong maka akan seterusnya berbohong. Dia begitu takut jika hari di mana Bai Luoyin mulai mencium semuanya, dan ketika saat itu tiba, maka konsekuensinya akan menjadi lebih buruk lagi.
Terlebih lagi, dia tidak bisa menghabiskan seumur hidupnya di sini.
Bahkan jika dia tidak kembalipun pasti Gu Weiting akan terus berusaha mencarinya. Jika dia tidak melawan, identitasnya pasti akan terungkap, begitu juga jika dia menolak, itu akan jadi berita besar, dan identitasnya terungkap juga.
Merasa memasuki jalan buntu.
Dia harus cepat-cepat mendapatkan kepercayaan Bai Luoyin, harus bisa membangun persahabatan yang tidak bisa dihancurkan, setelah itu secara perlahan-lahan dia akan mengungkapkan kebenarannya.
"Keluarga kami tidak pernah merayakannya, paling, membeli beberapa kue bulan".
Bai Luoyin memandang Gu Hai, dia seperti melihat ada sesuatu dari Gu Hai, pancarannya tidak seperti orang miskin biasa.
Gu Hai mendekatkan badannya yang membungkuk sambil meletakkan lengannya sebagai bantalan kepalanya, matanya terus menatap Bai Luoyin penuh minat.
"Bagaimana dengan keluargamu?".
Bai Luoyin tersenyum ringan, "Hanya makan kue bulan".
Gu Hai yang melihat senyuman Bai Luoyin menebak bahwa dia sangat menyukai kue bulan.
"Kue bulan isian apa yang kamu suka?".
"Kuning telur dan teratai".
"Bagaimana kamu bisa suka makan isian itu?" Gu Hai merasa bingung, "Manis tidak, asinpun tidak. Rasa yang aneh".
Bai Luoyin kemudian menatap Gu Hai, "Kalau kamu suka isian apa? Coba katakan, saya ingin mendengar".
"Isian ikan".
"Ada ya kue bulan isi ikan?". Bai Luoyin tertawa sampai menangis, "tidak sekalian saja isian ekor domba?".
"Yang isian ekor domba bisa makan lebih banyak lagi!".
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 1. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 1 - Bab 79 (Bersambung ke buku 2) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan :...