45. 来一串糖葫芦-Setusuk Tanghulu

1.9K 148 3
                                    

[糖葫芦 - tánghúlú, merupakan jajanan khas Tiongkok, berupa manisan buah yang dilumuri karamel gula dan ditusuk dengan sebatang bambu]

--------------------------------------------------------------

Tiga hari kemudian.

Pagi-pagi sebelum fajar, langit masih gelap Gu Hai bangun. Pertama dia pergi ke taman yang tidak jauh dari rumahnya untuk latihan olahraga selama setengah jam, setelah dirasa cukup dia menaiki sepedanya dan langsung pergi ke rumah Bai Luoyin.

Selama dua hari terakhir, Bai Luoyin terbiasa berjalan ke sekolah, jadi dia harus sedikit lebih awal bangun pagi setiap hari, ketika Gu Hai sedang menuju ke rumah Bai Luoyin, ternyata Bai Luoyin sudah duduk di warung bibi Zou untuk sarapan.

"Kenapa tidak menungguku?".

Bai Luoyin segera mendongakan kepalanya, terlihat wajah Gu Hai yang penuh sukacita.

"Bagaimana saya tahu kalau kamu akan makan di sini juga?".

Gu Hai segera mengambil dòufu nǎo (susu tahu) yang dibawa oleh bibi Zou, lalu perlahan diaduknya, "Bukankah saya tiap hari juga makan di ini?".

"Tapi kenapa selama dua hari kemarin kau tidak ada?".

Tiba-tiba Gu Hai senyum bahagia.

"Kenapa? Apa kamu merindukanku?".

Bai Luoyin menjawab dengan nada dingin, "Kenapa aku merindukanmu? Pacarmu sudah kembali?".

Gu Hai mengangguk, ekspresi lega, "Akhirnya dia pergi".

Bai Luoyin melirik ke arah Gu Hai, nadanya tidak dingin atau panas, "Kamu tidak bisa melakukan sikap seperti ini terus, pacarmu telah menyuruhku untuk selalu mengawasimu, sekarang lihatlah, kau selalu membawa kebaikan, saya hanya takut, tidak bisa melakukannya".

"Apa kamu menganggapnya serius?". Tangan Gu Hai memisahkan isian daging dengan roti biji wijen, lalu menyimpan daging itu ke mangkuk Bau Luoyin, "Selama tiga tahun berhubungan, dia selalu cemburu, padahal saya tidak pernah selingkuh dengan gadis lain".

Bai Luoyin tidak bisa menahan tentang kebenaran, "Baginya, tidak ada yang benar-benar aman".

"Jika saya memukul, percaya tidak?" kata Gu Hai sambil tertawa.

Bai Luoyin merasakan sesuatu, "Dan Xiaoxuan sudah mendapatkan pukulan."

"Saya tidak tertarik padanya, dia sendiri yang datang".

"Apakah kamu tidak merasa tersentuh sedikitpun? Gadis cantik sepertinya, bukankah lebih baik daripada harimau betinamu?". Bai Luoyin sengaja mengejek Gu Hai.

Gu Hai tidak terpengaruh, sepertinya dia telah terbiasa dengan hal-hal seperti itu.

"Saya tidak suka perempuan yang seperti itu, saya suka tipe perempuan galak, lebih menantang, kalau seperti Dan Xiaoxuan, berdiri di sampingnya pun sudah membosankan". Gu Hai melirik Bai Luoyin, "Perempuan seperti apa yang kamu sukai?".

"Kebalikannya darimu, saya suka perempuan yang sedikit agresif".

Kemudian Gu Hai mencengkram keras tengkuk Bai Luoyin.

"Lalu kenapa disaat Dan Xiaoxuan datang kepadaku, kau selalu menghindar?".

Bai Luoyin tersenyum tipis, merasakan ada duri dalam kata-katanya.

"Dia...... Saya sudah cukup dengannya".

"Es - Tang - Hu - Lu - Sayang anak -!".

Teriakan yang tidak asing itu menyeruak masuk ke dalam telinga Gu Hai, pikirannya langsung berpusat kepada si penjual, benar-benar tidak percaya, ternyata masih ada penjual pedagang asongan yang menawarkan dagangannya seperti itu. Sepertinya sudah lama sekali dia tidak makan tánghúlú, dulu dia tinggal di lingkungan yang sepi, tidak ada apa-apa, bahkan pedagang yang lewatpun jarang terjadi. Sesekali dia melihat yang berjualan tánghúlú di jalan, tapi tidak pernah ada keinginan untuk membelinya.

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang