44. 是不是魔怔了-Bukankah Telah Dikuasai

1.6K 145 0
                                    

[魔怔 - mózhēng, yang berarti Konjac. Merupakan sesuatu perilaku aneh atau tidak normal secara mental yang tidak bisa dijelaskan memakai logika. Di sini saya mengartikan kata mózhēng dengan istilah "dikuasai", agar tidak menjadi rancu dalam menerjemahkan]

---------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------

"Kamu... kamu tinggal di tempat ini?". Setelah

Setelah turun dari bersepeda, kembali kepada kenyataan, segera perasaannya tidak bisa menerima.

Saat Jin Lulu masuk ke dalam, dia langsung mengerutkan kening dan melihat sekeliling. Sebuah halaman kecil, di mana ada lebih dari sepuluh orang yang tinggal, ada seorang wanita yang sedang membujuk anaknya yang menangis, anak itu jatuh tersungkur membuat dahinya terluka, dia menangis sangat keras seperti ada pisau yang menancap di tenggorokannya, hal itu membuat orang menjadi merasa tidak nyaman.

"Ah... Hoek...".

Jin Lulu menengok ke arah suara itu, terlihat seorang lelaki tua yang sedang membuang dahak dekat kakinya.

Ketika Gu Hai membuka pintu, tiba-tiba langkah kaki Jin Lulu terhenti.

Ruangan gelap itu berukuran kecil, kurang dari sepuluh meter persegi. Ada tempat tidur tunggal, televisi kecil sekitar dibawah dua puluh inci, dan meja persegi dengan cat yang sudah mengelupas. Setelah masuk tercium aroma bau lembab dan apek.

"Apakah orang bisa hidup di tempat yang seperti ini?" Jin Lulu memegang lengannya sendiri.

Gu Hai mengangkat cangkir kemudian minum, dia juga menuangkan secangkir lagi untuk Jin Lulu.

"Kenapa tidak bisa hidup? Bertahun-tahun saya tinggal di mess tentara, kondisinya jauh lebih buruk daripada di sini, tapi saya masih bisa tinggal".

Ekspresi Jin Lulu terlihat seperti tidak setuju, "Tapi tempat ini..... Bukankah sangat memperihatinkan?".

"Di sini tidak ada rumah yang bagus".

Jin Lulu mengajak Gu Hai duduk, dia masih menunjukkan ekspresi yang tidak dapat terima.

"Apakah kamu memang harus mencari rumah di sini? Ada banyak apartemen, kamu bisa memilih apartemen di dekat sekolahmu! Mengapa kamu harus tinggal di tempat seperti ini yang penuh penderitaan?".

"Saya suka di sini".

"Apa... Apakah... Ini tempat yang bagus?".

"Di sini tenang".

Jin Lulu tidak bisa menerima argumen ini.

"Apa ayahmu tidak memberikanmu uang?".

Kemudian Gu Hai menyalakan sebatang rokok, dan menghisapnya perlahan.

Jin Lulu dapat merasakan apa yang dirasakan Gu Hai saat ini. Membuat hatinya berteriak.

"Jika kamu memang tidak punya uang, kenapa kau tidak mengatakannya kepadaku! Apa Li Shuo dan Huzi juga tidak punya uang? Kalaupun mereka tidak punya uang ratusan ribu, setidaknya mereka masih memegang uang puluhan ribu kan? Seperti apa rumah mereka itu? Untuk apa? Kenapa kamu harus seperti ini? Unta yang kurus akan lebih besar daripada kuda. Jika ayahmu tidak memberimu uang, setidaknya kau masih memiliki tabungan kan?".

"Saya hanya ingin tinggal di sini, tidak ada hubungannya dengan uang".

Jin Lulu merasa pengap, asap rokok membuatnya terbatuk, dengan cepat dia segera membuka jendela, kemudian matanya melihat ponsel tua yang tergeletak tidak jauh.

"Jangan katakan kalau kamu menggunakan ponsel ini untuk meneleponku setiap hari".

"Memang itu".

Mendengar itu hati Jin Lulu menjerit".

"Suaranya nyaring, konekting sinyalnya pun buruk".

Gu Hai melepas sepatunya, dia mulai berbaring di tempat tidurnya memandang langit-langit, dengan kepala yang bertumpu pada dua lengannya.

Jin Lulu tidak tahu apa yang harus dilakukan, dia mondar-mandir, benar-benar tidak ada yang menarik di sini. Diapun melihat-lihat tas sekolah Gu Hai.

Hanya buku.

Terlihat, tidak ada tanda-tanda pengeluaran.

"Hei, bagaimana bisa sekarang tulisanmu jadi berbeda?". Jin Lulu memandang Gu Hai heran.

Gu Hai tiba-tiba melompat dari tempat tidur dan berjalan menghampiri pacarnya, dengan tatapan aneh di matanya.

"Saya punya sesuatu yang akan kuperlihatkan padamu".

Jin Lulu segera berdiri penuh harap, hatinya bertanya-tanya, apakah Gu Hai punya benda berharga yang membuatnya begitu bersemangat.

"Lihat, Apakah tulisan dalam dua kertas ini terlihat sama?".

Jin Lulu melihat kedua kertas itu secara mendalam, salah satu kertas ditulis oleh Bai Luoyin, dan yang satunya tulisan Gu Hai .

"Tidak mirip ah". Jin Lulu mengemukakan pendapatnya, "Bahkan ini jauh sangat berbeda".

Gu Hai langsung kecewa, dia tidak bisa menerima jawaban ini, membuat kedua alisnya menyatu.

"Tidak mirip? Jangan dilihat dari bentuk tulisannya, tapi lihatlah dari gaya tulisannya, kau paham apa tidak sih?".

"Memang berbeda, semuanya tidak ada yang sama".

Dengan wajah kesal, Gu Hai segera merebut kertas itu kemudian dilemparkannya ke atas meja, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Jin Lulu dibuat geli olehnya, selama tiga tahun ini dia tidak pernah melihatnya wajah pacarnya itu yang begitu menyedihkan karena hal kecil seperti itu. Sekarang Gu Hai benar-benar tampak terlihat seperti anak laki-laki yang berumur tujuh belas tahun.

Hanya Gu Hai sendiri yang tahu berapa mana dia menghabiskan waktu luangnya untuk melatih tulisannya.

Malam hari, mereka berdesakan di satu tempat tidur.

Jin Lulu merasakan bau aroma Gu Hai yang menarik, matanya sedikit terbuka, bibirnya mencium dagu Gu Hai.

Tangan Gu Hai membelai punggungnya dengan lembut.

Jin Lulu menggigit telinga Gu Hai, hawa panas dalam mulutnya merasuki separuh wajahnya.

Perut rata Gu Hai yang menawan sedikit meregang, satu kakinya mengait kuat tubuh pacarnya. Jin Lulu merasakan badannya yang terkunci di bawah tubuh Gu Hai, dia tersenyum sambil mengaitkan kedua tangannya di leher Gu Hai.

"Katakan...".

"Mmm". Jin Lulu menatap tajam sampai menembus ke dalam tubuh pacarnya.

Bibir Gu Hai membuat senyum yang tidak bisa digambarkan.

Jika posisi Bai Luoyin yang tidur dengan orang lain, dia akan terlihat seperti apa? Apa dia akan mengerang bahagia? Atau dia akan meledak dengan bahasa kasarnya itu? ......" .

Gu Hai berbicara, pandangannya mengalihkan dunia mereka.

Jin Lulu menyentuh dahi Gu Hai dan bertanya sedikit, "Apakah kamu merasa dikuasai?".

"Mmm".

"Tidur!".

Jin Lulu membalikan badannya, mengabaikan Gu Hai.

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang