13. 这个人交定了-Orang Ini Telah Setuju

1.7K 178 11
                                    

"Pak, maaf bisakah sedikit pelan".

Mendengar permintaan itu sopir taksi menjawab, "Apa masih ingin lebih lambat? Lihatlah speedometer ini kurang pelan bagaimana lagi?". 

"Ikuti orang di depan yang mengenakan seragam biru-putih itu". 

Bapak sopirpun marah karena kesal, "Apa kamu sengaja merepotkanku hanya untuk mengantarmu seharian ini? Dan sekarang kau menyuruhku untuk mengikuti orang yang sedang berjalan? Tarif taksi ini berdasarkan pada jarak kilometer bukan pada waktu, sekarang aku sudah menyia-nyiakan setengah harian ini untuk berjalan agar bisa menempuh satu kilo, bukankah itu pekerjaan yang sia-sia?!". 

Tidak peduli dengan apa yang diucapkan pengemudi itu, dengan cepat Gu Hai melemparkan uang dua ratus yuan kepada sopir itu, sementara tatapan matanya terus tertuju pada orang yang sedang berjalan itu.

Sikap pengemudi langsung melunak. 

"Hei anak muda, jika kamu ingin mengikuti orang itu mengapa tidak turun sendiri? Atau menggunakan sepeda motor, ini akan lebih murah daripada harus mengeluarkan uang beberapa ratus yuan, apa kamu tidak merasa rugi?". 

"Kalau berjalan, saya bisa lebih mudah terlihat.... Cepat, dia berbelok!".

Akhirnya merekapun sampai di depan gang. Gu Hai segera turun dari mobil, lalu berjalan mengikuti Bai Luoyin.

Ini adalah wilayah rumah kumuh, tidak selaras dengan bangunan bertingkat di sekitarnya. Dilihat dari pengalaman Gu Hai, rumah di sini pasti akan segera dirobohkan, dan mereka pasti akan kehilangan kehangatan. Uang ganti penggusuranpun pasti tidak akan setara untuk membeli rumah baru di Beijing. 

Saat dia berjalan di sepanjang lorong gang, Gu Hai melihat Bai Luoyin memasuki halaman rumahnya.

Dia melihat jam tangannya. Lima puluh menit.

Kini dia baru mengerti alasan Bai Luoyin yang selalu datang terlambat. Gu Hai mengamati kondisi keluarga tersebut. Mungkin tidak memiliki sepeda.

Bai Luoyin memasuki rumahnya, kemudian melempar tas ke tempat tidurnya yang berantakan, lalu melepas seragamnya. Dengan telanjang dada langsung menuju ke dapur, membuka tempat nasi, sesaat terdiam dan menatapnya, lalu berteriak kepada ayahnya yang sedang berada di halaman. 

"Pa... Bukankah hari ini akan membuat bubur? Bagaimana bisa menjadi nasi lagi?". 

Bai Hanqi nampak menyesal.

"Papa tinggal keluar untuk mencuci pakaian. Papa lupa kalau papa sedang masak bubur. Setelah ingat, papa langsung lari untuk melihatnya, ternyata bubur itu sudah menjadi nasi".

Gu Hai sudah sampai dibalik pintu. Terlihat Bai Luoyin sedang menuangkan air panas kedalam semangkuk nasi, kemudian perlahan mengaduknya. Dengan lahap dia memakannya hanya dengan hidangan acar di sampingnya. 

Tidak lama kemudian dia keluar dan melihat ayahnya sedang menjemur pakaian. Dengan nada kesal dia menunjuk kepada sebuah celana dalam. 

"Pa, kenapa dicuci lagi? Saya hanya punya tiga celana dalam, yang satu papa buang ke dalam got, yang satu kotor, dan yang ini bersih, tapi kenapa dicuci lagi, besok saya harus memakai apa?".

Bai Hanqi mengambil celana dalam itu, dan melihatnya, "Nanti papa akan membelikanmu yang baru". 

"Tidak perlu". Bai Luoyin menyambar celana dalam itu dari tangan Bai Hanqi, "Saya akan memakai ini, mungkin besok sudah bisa kering". 

Gu Hai tertawa geli melihat kedua pria itu sedang bertengkar.

-------

Gu Hai tidak memilih naik taksi untuk pulang ke rumahnya, dia memilih untuk jalan kaki. Dalam pikirannya masih terbayang adegan lucu pertengkaran antara ayah dan anak yang baru saja dilihatnya. 

Sebenarnya Gu Hai membuntuti Bai Luoyin mempunyai tiga alasan. Alasan yang pertama adalah karena rasa penasarannya kenapa Bai Luoyin selalu datang terlambat kesekolah, yang kedua adalah rasa keingintahuannya tentang kehidupan sehari-hari dari Bai Luoyin, dan yang ketiga adalah karena dia merasa kalau dirinya tidak ada kerjaan lain.

Dan sekarang ketiga tujuan itu telah tercapai, tapi dia menemukan hal yang tidak dia harapkan.

Gu Hai berpikir bahwa setiap orang pasti memiliki kekurangan satu sama lain. 

Menurut teori untuk saling melengkapi orang itu, hatinya sudah mantap, dia setuju.

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang