Malam hari, Direktur Biro Konstruksi Perkotaan diundang Gu Hai minum teh.
"Bagaimana kabar komandan Gu?"
Gu Hai menjawab dengan datar, "Baik, bagaimana dengan anda?".
"Saya, ah... Baik"."Tidak hanya fisik baik, jiwa anda juga terlihat sangat baik".
Direktur Biro tersenyum, "Akhir-akhir ini banyak masalah, jadi......".
"Pikiran anda sedang tidak baik...... Tapi bagaimana bisa anda mengirim pasukan?". Gu Hai memotong perkataan Direktur.
Seketika wajah direktur berubah, dan senyumnya menjadi canggung.
"Jika Tuan Gu ingin mengatakan sesuatu, katakan saja. Jika ada kesalahan dalam tim kami, anda jangan ragu untuk menunjukannya".
Mata Gu Hai menyipit menatap direktur.
Ketika dia menerima tatapan itu, dia merasa tidak tenang, jantungnya berdebar kencang. Apa saya telah membuat masalah dengannya?.
"Saya punya seorang bibi dan bibiku itu mempunyai kios sarapan yang dihancurkan oleh pasukanmu. Dan sekarang bibiku masih di rumah sakit. Bisakan anda memberi saya penjelasan".
"Itu...". Wajahnya mendadak pucat, bicaranya menjadi gugup. "Oh...... Mereka...... bagaimana bisa mereka berani menghancurkan kios bibimu? Tuan Muda Gu jangan marah, nanti saya akan kasih tahu pimpinannya untuk membahas masalah ini, saya akan membuat mereka minta maaf kepada bibimu"
"Jadi jika itu bukan bibiku maka boleh mereka berbuat seperti itu?".
"Apa?". Telapak tangannya seketika berkeringat, "Tetap salah! Saya sudah berulang kali mendidik mereka agar bersikap baik, tapi ternyata mereka tidak mendengarkan.....".
Gu Hai menatap dingin direktur, "Bawa saya ke kantor manajemen perkotaan untuk melakukan tuntutan".
Direktur itu melihat jam tangannya, dia tampak sungkan, "Ini sudah jam pulang. Kalaupun kesana sekarang akan percuma!"
Gu Hai tersenyum samar, "Sudah pulang semua? Apakah tidak ada jam kerja tambahan khusus untuk manajemen kota?".
"Tentu saja." Direktur itu berkata dengan tertawa. "Manajemen kota merupakan profesi, mereka harus mengikuti aturan jam kerja".
"Pagi jam berapa mulai bekerja?".
"Pukul sembilan".
"Tapi mereka menghancurkan kios sarapan pagi bibiku jam enam".
Direktur itu terdiam.
"Orang-orang datang bersama, coba anda lihat, bagaimana cara mereka menegakan hukum".
Ketika Direktur dan Gu Hai menyelesaikan pembicaraannya, direktur memandang ke empat orang itu dengan pandangan sinis.
Gu Hai melirik orang-orang itu, lalu dengan ringan mengucapkan empat kata.
"Kurang satu orang lagi".
Keringat dingin direktur bercucuran. Orang yang tersisa itu merupakan orang yang paling galak, dia adalah kerabat direktur.
"Apakah anda tidak salah? Hari ini, hanya empat orang yang bertugas".
Keempat orang itu terdiam, menggeretakkan giginya.
"Jika saya menemukannya, biarkan saya yang menghukumnya, bagaimana?".
Bibir direktur itu berulang kali membuka dan menutup. Sampai akhirnya dia harus menghela nafas dan pergi keluar untuk menelepon.
Setelah beberapa saat, kepala manajemen itu keluar, dan ketika melihat Gu Hai dia tercengang, dia tidak menyangka jika orang yang punya status tinggi bisa pergi ke tempat seperti itu untuk sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 1. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 1 - Bab 79 (Bersambung ke buku 2) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan :...