Part 9

557 25 5
                                    

Dika langsung pergi setelah ngasih minum ke gue. Seisi ruangan kelas di bikin takjub sama dia, takjub karena baru kali ini dia perhatian sama cewe.

"Cecill" teriak Angel yang langsung lari ke arah gue.

"Apaan dah pake teriak teriak segala".

"Itu yang tadi beneran Dika?" tanya shella.

"Menurut lo" ucap gue singkat,padat,dan jelas wkwk:)

"Gue kalo jadi Cecil gue meleleh" sambung Angel.

"Gue yakin lo ada hubungan sama Dika" tanya Karin yang mulai ikut- ikutan Angel sama Shella.

"Nggak ada" ucap gue.

"Terus kenapa Dika jadi perhatian gitu ke lo" ucap Angel curiga

Akhir nya gue ceritain kejadian waktu minggu kemarin di deket perpus.

"Lo peka nggak".

"Peka?" ucap gue ke Angel.

"Iya, itu dia ngungkapin perasaan Cil".

"Masa si".

"Iya Cil, Gue perhatiin juga belakangan ini Dika sering liatin lo kalau lagi belajar"

"Nah iya tuh gue juga sering ngeliat Dika tercyduk" Shella yang ikut-ikutan ngomong.

"Iya kali".

***

Hari ini pementasan cerita pangeran dan putri salju.

Gue gugup banget soal nya ini di tonton sama orang tua, kakak kelas, guru guru dan kepala sekolah.

"Nggak usah gemetaran Cil" Dika yang tiba-tiba ngagetin gue.

"Gue takut Dik".

"Ada gue, jadi nggak usah takut".

Tiba-tiba Dika megang tangan gue. Sontak gue kaget gue ngeliat tangan gue yang di pegang erat sama Dika, Gue ngeliat muka Dika dia cuma senyum.

"Bulshing ya".

"Geer" ucap gue ke Dika.

"Lo udah siap semua nya kan".

"iya udah kok".

"Akhir nya pangeran dan putri salju hidup bahagia" ucap pembawa acara.(anggap aja udah selesai).

"Cecil" sontak gue kaget, suara ini udah nggak asing lagi. Ini pasti suara mereka berempat, ya siapa lagi kalo bukan Angel, Shella, Karin, Airin.

"Iya kenapa".

"Akting lo bagus banget tadi, selamat ya"

"Iya makasih" ucap gue sambil senyum.

"Lo juga Dik, itu tuh kemisterinya dapet banget gue baper".

"Lebay lo" ucap gue ke Angel.

"SERIUS CECILIA" ucap mereka berbarengan.

"Iya udah iya".

Dika cuma ketawa liat tingkah gue sama sahabat gue.

Dari situ gue semakin deket sama Dika, gue sama dia sering chattingan.

Angel, Shella, Karin, Airin juga udah tau. Mereka malah ngedukung.

"Cecil".

"Iya".

"Gue mau pergi dulu ke kantin bareng Alvin" ucap Karin.

"Oh ya udah".

"Gue juga Cil, nggak Apa-apa kan" ucap Shella yang di samping nya udah ada Renal.

"Ya nggak apa-apa kok".

Gue di kelas sendiri, mereka pada ninggalin gue, jahat emang.

Dika masuk ke kelas, dia nyamperin gue "Ngapain Dika nyamperin gue" batin gue.

"Cecil" panggil Dika sambil senyum.

"Iya" ucap gue senyum.

Tiba-tiba Dika ngeluarin coklat, gue bingung ni coklat buat siapa.

"Buat lo".

"Gue nggak ultah Dik".

"Haha Cecil gue juga tau lo nggak ultah".

"Terus kenapa lo ngasih coklat ke gue".

Dika diem dia nggak jawab pertanyaan gue.

"Gue nyaman Cil di deket lo, gue udah pernah bilang kalau lo itu istimewa di hati gue. Lo beda dari yang lain, gue sayang sama lo Cil, entah sejak kapan".

Dika diem dulu akhir nya dia ngelanjutin perkataan nya.

"Gue mau lo yang ngisi hati gue dalam 2 waktu, hari ini dan selamanya. Lo mau ga jadi seseorang yang selalu nemenin langkah-langkah gue, di setiap menit nya, lo cewe satu satu nya yang bikin gue nyaman setelah ibu gue. Lo mau ga jadi pacar gue".

Gue nggak bisa berkata-kata lagi, mata gue udah berkaca-kaca. Gue ngerasa dunia milik gue sama Dika, Air mata gue jatuh dengan sendiri nya.

"Kenapa nangis?".

Tiba-tiba Dika ngusap air mata gue.

"Gue nggak mau lo nangis karena gue, gue cuma nggak mau kisah kita di hiasi sama air mata. Gue cuma mau kisah kita di hiasi sama senyuman, walaupun udah pasti setiap hubungan ada rintangan nya. Tapi lo nggak usah takut kita hadepin itu bareng-bareng".

Lagi-lagi gue di bikin takjub sama kata katanya Dika.

"Kalau lo masih mau mikir nggak apa-apa kok. Gua siap nunggu".

"Gue mau Dik".

Dika meluk gue, hati gue ngerasa tentram. Dika ngelepasin pelukan nya dia senyum ke gue.

"Kalau begini terus gue diabetes ni" batin gue.

"Jadi sekarang kita pacaran" tanya Dika.

"Nggak" Dika kaget denger ucapan gue.

"Nggak salah lagi hahaha" sambung gue, Dika ketawa ngedenger kata-kata gue.

Menyimpan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang