Part 42

329 23 0
                                    

Hari keberangkatn Cecil dan Dika ke Bandung untuk mewakili sekolah untuk Olimpiade Ipa.

Beberapa siswa mengantarnya ke bandar termasuk 4 sahabatnya siapa lagi jika bukan Angel, Karin, Shella dan Airin.

"Semoga kalian bisa membawa juara ketika pulang dan membanggakann sekolah yaa ank ank ibu yg cantik ini" ucap Bu Siska walikelas Cecil.

Dika dan Cecil hanya mengangguk.

"Kenapa si Cil, harus dibandung mana sampe 1 minggu lagi emang ngapain aja si" ucap Angel mengerucutkan bibirnya yg nampak kesal.

"Yaa mau gimana lagi, 3 hari buat fisika 3 hari buat biologi terus 1 harinya kita dikasih bonus liburan dari sekolah" ucap Cecil.

"Ahh Cil ikutt" ucap Shella dan Angel berbarengan.

"Ihh kalian ini kaya gue mau kemana aja" ucap Cecil gemas namun Shella dan Angel nampak tidak rela.

"Jaga diri baik baik yaa Cil disana, pulang jangan lupa bawa oleh oleh. Dika gue titip Cecil ke lo yaa"ucap Karin memeluk Cecil dan lalu diikuti oleh para sahabatnya.

"Doakan kami yaa bu,pak" ucap Dika menyalami guru guru diikuti oleh Cecil.

"Yauda gue pergi yaa"ucap Cecil. Keempat sahabatnya pun melambaikan tangan begitupula dengan Cecil.

Cecil duduk didekat jendela dan disampingnya sudah ada Dika.

Hal pertama yg Cecil lakukan sebelum Take Off pesawat adalah berdoa keselamatan.

Lalu pesawatpun mulai Take Off, Cecil membuka novelnya yg berjudul"My Death"

Ditelinga Cecil sudah ada headset yg memutar lagu Sepanjang Hidup-Maher Zain.

Dika? Dia sedng sibuk bermain gamenya. Pesawat yg dinaiki Cecil ini aman boleh bermain ponsel ketika diudara namun dilarang menyalakan ketika hendak Take Off dan Landing.

Setelah itu Cecilpun tertidur dengan novel yg masih ditangannya, begitupun dengan Dika.

35 menit perjalanan, tiba tiba mereka berdua dibangunkan oleh pramugari

"Maaf mas,mba pesawat sudah mendarat" ucap pramugari, sontak Cecil kaget "Ahh iyaa, makasih mba" ucap Cecil, kemudian melirik jamnya waktu menunjukan pukul 11.05 Wib.

Cecil menbangunkan Dika yg masih tertidur pulas dibahunya, agak sedikit tidak tega namun mau bagaimana lagi.

"Dik bangun, kita udah sampai bandung ni" ucap Cecil namun tak ada jawaban.

"Dik" sambungnya sembari menepuk nepuk pipi Dika dan sukses membuat Dika terbangun.

"Ayo turun" ajak Cecil membawa tasnya, Dika mengikuti dibelakang Cecil.

"Kita cari taksi dlu" ucap Dika setelah diluar bandara.

Ketika sudah mendapat taksi Cecil dan Dika menuju The Trans Luxury Hotel, hotel yg sudah di booking oleh sekolah yg letaknya di buah batu bandung.

30 menit perjalan sampailah dihotel.

"Permisi saya mau ambil kunci hotel nomer 35 dan 36 atas nama Andika Dwi Bagaskara dan Cecilia Andriana Shalsabilla" ucap Dika keresepsionis itu.

"Baik ini kuncinya" ucap Resepsionis
"Terimakasih".

"Besok kita baru mulai, Besok berangkat jam 07.30 ya Cill" ucap Dika, dan Cecil hanya mengangguk lalu memasuki kamarnya.

*****

Keesokan harinya Cecil sudah siap dan rapi begitupun Dika mereka berdua menuju kegedung yg sudah disiapkan.

Karna tempatnya tak jauh dari hotel yg mereka tempati 15 menitpun mereka sudah sampai kegedung itu, banyak yg memperhatikan Dika dan Cecil.

"Ihh Eta pasangan serasi pisan..(Iih itu pasangan serasi banget)" ucap salah satu cewek yg ada disampingnya.

Cecil menoleh "Ehh Abdi Naya, wasta anjeun saha?..(Ehh Saya Naya, nama kamu siapa?)" ucap Naya dengan santun, Cecil pun tersenyum.

"Wasta Abdi Cecil, Sarta ieu Dika..(Nama saya Cecil, dan ini Dika)" ucap Cecil, Cecil memang bisa berbahasa sunda karna mamahnya ada keturunan sunda. Cecil sempat tinggl di bandung ketika kelas 1-3 sd namun pindah kejakarta ketika kelas 4 sd jadi dia fasih berbahasa sunda. Dan dika hanya bisa diam karna tak mengerti apa yg Cecil dan cewek dismping Cecil.

"Cil dia ngomong apaansi" ucap Dika berbisik.

"Dia nanya nama kita siapa" ucap Cecil dan Dika hanya ber"ooh".

Jm menunjukan pukul 08.00 wib perlombaan pun dimulai, bagi Dika dan Cecil soal kali tidak terlalu rumit.

Dika dan Cecil org pertama yg mengumpulkan lembar jawabannya.

*****

Dan para sahabat Cecil kali ini hanya berdiam diri dikelas.

"Sepi anjirr ngga ada Cecil, berasa ada yg kurang" ucap Angel dan ketiga sahabatnyapun mengangguk.

"Gue mau keperpus dlu yaa"ucap Karin dan pergi meninggalkan kelas.

Ketika berjalan menuju perpus tiba tiba seseorg membuatnya terkejud "Haii" ucap Dev cengegesan dan melambaikan tangan..

"Astagfirullah Dev, ngagetin aja kalau gue pingsan gimana" ucap Karin sembari memukul lengan Dev pelan

"Kan ada gue" ucap Dev menggoda "Lo mau keperpus yaa" ucap Dev, Karin hanya mengangguk.

"Gue ikut ya".

"Terserah" ucap Karin.

"Rin nanti sorre jalan yuk" ucap Dev sembari merangkul bahu Karin sontak membuat Karin kaget dan jantung bermaraton.

"Ihh lepas malu diliat orang" ucap Karin mencoba menjauhkan tangan Dev namun apalah daya tangan Dev malah lebih merapatkan tubuh Dev dengannya.

"Mana orang ngga ada orang"ucap Dev, namun tak ada jawaban dari Karin.

"Gue jemput jam 16.00 dirumah lo tuan putri"ucap Dev lalu pergi meninggalkan Karin didepan perpus.
"Halahh dia aja ngga tau rumah gue, ehh kenapa gue malah mikirin itusi" ucap Karin dan masuk kedalam perpus.

****
Cecil dan Dika saat ini ada dikedai ice krim dipinggir jalan.

Lalu Dika mempunyai ide jail yg mulai keluar, Dika membuat ice krim yg ditangan Cecil mengenai hidung Cecil.

Sontak Cecilpun kesal "Ihhh Dikaa, kan jadi kotor" sembari berusaha mengelap Ice krim yg ada dihidungnya.

Dika yg melihatpun mengambil sapu tangan yg ada ditangannya lalu membersihkan hidumg Cecil, tak sengaja mata mereka bertemu.

"Ahh udah ngga bener bersihinnya" ucap Cecil, Dika hanya tertawa.

Cecil berdiri menghampiri penjual Ice krimnya "Pak Ice Krimnya dua sabaraha?..(Pak Ice Krimnya dua berapa?" tanya Cecil.

"Kanggo neng sami si aa mah sapuluh rebu wae.. (buat neng sama si aa mah sepuluh ribu aja)" ucap ibu penjualnya.

Cecil memberi uang itu kepada ibu penjualnya.
"Nuhun neng.. (Terimakasih neng)"

"Sami-sami..(sama-sama)" ucap Cecil sembari tersenyum. Lalu menghampiri Dika.

"Dik pulang yuk udah mau hujan ni" ucap Cecil melihat awan

****
Selamat Membaca:')

Jngn lupa tinggalkan Vote,Terimakasih.

Menyimpan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang