Part 39

320 20 0
                                    

Setelah seminggu berlalu kedatangan Dika diSMA Harapan 3 malah semakin gempar disekolah.

Keadaan kelas Cecil kali ini begitu sunyi, Cecil dikelas seorang diri.

Angel, Shella, Karin sedng meminjam beberapa buku diperpus, sedangkan Airin sedang dikantin.

Cecil selalu fokus dengan novelnya, entah apa yg menarik tetapi dia selalu membawanya.

Tiba tiba seseorang masuk kekelas Cecil, tetapi Cecil acuh saja seakan hanya dirinya yg ada didalam kelas ini.

"Emg apa serunya novel si? Dari smp sampai sekarang itu novel selalu digenggaman tangan" ucap Dika, Cecil sedikit terkejud dengan kehadiran Dika disampingnya.

Berharp mendapat jawaban dari Cecil namun nyatanya nihil Dika hnya mendapat senyuman dari Cecil.

"Cil, Angel udah punya pacar belum?" ucap Dika yg mulai membuka handphonenya.

"Hm, Knpa?" Cecil sedikit bingung, entah angin dari mana Dika bertanya soal Angel.

"Iyaa, udah belum? Soalnya temen aku bilang kalau dia suka sama Angel"ucap Dika yg mulai bersandar dibahu Cecil.

"Belum, siapa emang yg suka sama Angel?" tanya Cecil sambil menutup novelnya

"Ohh bagus deh, Raka" ucap Dika.

"Sekelas sama kamu?"tanya Cecil dan hanya mendapat sebuah anggukan dari Dika.

Hening beberapa menit, tak ada yg berbicara. Mereka hanya sedang menikmati masa masa seperti ini.

Cecil terhanyut oleh pikirannya sendiri, begitu pula dengan Dika yg sedang berfikir begitu keras.

"Tanyain apa ngga ya soal Vano itu" batin Dika.

"Cil mau nanya boleh ngga?" tanya Dika sembari mengelus rambut Cecil.

"Nanya apaa?" ucap Cecil dengan santay.

"Kamu sama Vano pernah punya hubungan apa?" ucap Dika yg membuat Cecil terkejud awalnya namun beberapa detik ekspresi wajahnya berubah menjadi tenang kembali.

"Cuma temen aja" ucap Cecil, Dika yg mendengar hanya tersenyum.

"Aku rasa Vano itu suka sama Airin deh" sambungnya.

"Kenapa Emangnya?"tanya Dika

"Iyaa soalnya Vano kalo ketemu sama Aku, Angel, Airin, Karin, Shella pasti yg dia lirik itu Airin. Meskipun keliatannya dia suka sama aku tapi kayaknya dia lebih perhatian ke Airin" ucap Cecil panjang lebar.

"Ohh,terus kamu cemburu gitu?" ucap Dika yg membuat Cecil bngun dari bahu Dika.

"Ihh apaansi gajelas" ucap Cecil dan membuat Dika tertawa.

****

Airin sedang merasakan ketenangannya dikantin seorang diri, tak jauh berbeda dengan Cecil, Airin pun selalu membaca novel-novel.

Lalu tiba tiba seseorang duduk disampingnya dengan senyum yg tak lepas dari bibirnya.

"Ngapain lagi ni sikutu kumpret kesini ganggu aja" batin Airin sembari melirik kesampingnya, yg dimaksud kutu kumpret itu adalah Vano Aditama.

"Rin, Cecil kemana?"ucap Vano.

"Gatau, ngapain si nyariin dia"ucap Airin.

"Kenapa? Lo cemburu yaa" ucap Vano dengan nada menggoda.

"Hidihh" ucap Airin yg masih berfokus pada novelnya.

Entah sejak kapan Vano sering memikir kan Airin. Wajah Airin selalu terlintas di kepalanya ketika sedang ingin tidur, makan, belajar bahkan rapat osis. Vano sadar dia mencintai Airin bukan Cecil, tetapi inilh Vano masih berusaha menutupi.

"Rin bantuin gue dong" ucap Vano.

"Bantuin apaan?" jawab Airin singkat.
"Gue mau nembak Cecil" ucap Vano dengan menahan ketawa bertanya soal ini.

"Ngapain lo nembak cewek orang"ucap Airin.

"Emang Cecil udah punya pacar?" tanya Vano yg sebenarnya tidak terlalu peduli, dia hanya memperpanjang percakapan dengan Airin.

"Lahh itu anak X-Ipa 1 pindahan dari yogya" ucap Airin.

"Ohh yg beritanya sering diomongin anak cewek yaa, gue denger juga kalian tuh satu smp yaa, terus Cecil itu pacaran dari smp?"tanya Vano.

"Hmm" ucap Airin.

"Rin kalau gue suka sama lo gimana?" ucap Vano, sedikit ragu bertanya soal ini karna dia takut dihajar oleh Airin.

"Lo bukan tipe gue" ucap Airin yg masih fokus dengan novelnya.

"Kalau gue bisa jadi tipe lo?" ucap Vano yg mulai menggoda.

Airin melirik Vano sembari memperlihatkan raut wajah bingung dan tidak percaya dengan Vano, meskipun Vano tipekal orang yg setia dan jarang bermain wanita tetapi Airin tetaplah Airin yg sangat sulit percaya dengan laki laki.

"Terserah" ucap Airin kemudia pergi meninggalkan kantin dan Vano.

Ketika dijalan kearah kelas entah kenapa bibir Airin membentuk senyuman ketika mengingat Vano.

"Duhh apaansi ni, jangan sampai gue suka sama dia" batin Airin kemudia kembali melamjutkan jalannya.

****

Ini ceritanya bakal dicampur sama kisah kisah para sahabatnya juga yaa...

Selamat membaca:')
Jangan lupa tinggalkan Vote

Menyimpan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang