10. Siapa?

3.6K 184 16
                                    

Rencana Allah memang sangat indah dan tidak bisa ditebak dan dipungkiri.
Cinta bukanlah penyakit hati yang harus dipendam, namun ia wajib diungkapkan dalam do'a meski dalam diam sekalipun. Karena Allah lebih berkuasa atas hambanya.
Dan janganlah kau memilihnya berdasarkan keegoisanmu karena menilai dari rupa. Tapi pilihlah dia berdasarkan hati dan kenyaman rasamu yang terdalam karena itulah cinta sejati yang sebenarnya.

⛅⛅

Hembusan Angin menerpa tirai di rumah kediaman Annisa dan Wahid. Dan naasnya perut annisa sangat sakit dan badanya terasa panas. Pasti ini efek dari makannya yang sedikit semenjak hari pernikahanya.

Annisa terkulai lemah diatas sofa dan dibaluti selimut nan tebal. Badanya panas tapi anehnya ia merasa dingin, sebab itulah annisa menyelemuti dirinya.

"Annisa kamu kenapa?". tanya Wahid membuka selimut itu

"Aku tidak apa-apa"

Wahid meletakkan telapak tanganya ke kening Annisa "Badan kamu panas". Wahid khawatir dan menelepon seseorang. Tapi mungkinkah itu dokter? firasatku

"Kau tidak mengajar? Kenapa masih disini?". ucap Annisa yang tidak menghiraukan perhatian suaminya. Sedangkan Annisa masih izin cuti kuliah, karena dia belum siap bertemu sahabat-sahabatnya dan semua orang di kampus dengan pertanyaan seputar pernikahannya nantinya.

"Kamu sakit lebih baik saya yang rawat di rumah". Seraya membuka selimut Annisa "Badan kamu juga panas jangan di selimutin gitu ya sayang"

"Dasar laki-laki aneh! gue lagi dingin gini malah dibiarin kedinginan sama dia"

"Dingin". Ucapnya lemas. "Kau pergi saja kenapa kau masih disini!"

Hatiku berdesir saat dia membentakku, hatiku seakan panas dan aku hanya bisa bersabar untuk mengubahnya. "Sabar Wahid" batinku

"Aku tidak tidak akan meninggalkan istriku yang tengah sakit". Wahid menggendong Annisa dan membawanya ke kamar.

"Lepaskan aku! Kau mau apa ha?". ucap Annisa sambil memukul Wahid dan meronta dari gendongannya. Tapi dia hanya menatapku jengah dan sialnya dia tidak menghiraukanku. Dan kenapa tatapannya begitu lembut dan teduh?

"Lepaskan aku". sentakku yang hampir membuat kami jatuh bersamaan, untung saja dia memiliki kekuatan yang kokoh dan kuat sehingga kami tidak jadi jatuh.

Setibanya di kamar
Wahid menurunkan Annisa dari gendonganya dan meletakkan Annisa di kasur.

Kulihat dia beralih kedalam lemari miliknya "Pakai baju ini dan jilbabnya ya kalau kamu kedinginan". ucapnya sambil menyerahkan baju gamis dan jilbab panjang kearahku dan juga mengelus lenganku

Kapan dia membelikan baju ini untukku?. Untukku atau punya Umminya yang dia simpan?"batin Annisa

"Aku tidak suka berat dan terlalu dalam"

"Kalau kamu tidak suka paksain ya sekali ini saja. Jangan pakai selimut kaya tadi tidak baik"

Perlahan Wahid membujuk istrinya untuk memakai baju gamis yang ia sodorkan tadi.

"Sekali saja cobain ya sayang, atau nggak biar aku yang masangin"

"Ihh apaan sih"

Setulus Cinta WahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang