Dan cara Azza Wa Jalla itu indah untuk mempersatukan.
Dalam luka tergores pilu namun
menghadirkan penghapus luka untuk mengingatnya. Dan kehadiranya perlahan membuatku memaafkan kesalahan Ayahku.Terimakasih Tuhan caramu sungguh ku benci dahulu tanpa ku lihat siapa dia. Aku menyesal tuhan, tapi rasaku hanya sedikit yang tertinggal cuman apabila untuk mencintainya. Semoga rasa cintaku seluruhnya akan kembali hadir Tuhan.
. . .
Annisa tengah termenung menantikan kepulangan Wahid di dalam rumahnya.
Ia teringat tentang ucapan - ucapanya terhadap Wahid. Apa dia telah berdosa membuat hati suaminya murka? Apa dia akan dimaafkan Allah dan apakah dia telah mencintai Wahid seutuhnya? Entahlah kini ia sedang menangis.
"Bunda aku takut bunda" ucapnya dengan isak dan sesak rasanya. Itulah Annisa apabila dia sering menyendiri pastilah dia akan mengingat keberadaan bundanya lagi.
Tidak terasa kehamilan Annisa sudah menginjak 9 bulan. Itu tandanya membuat Annisa dan Wahid ekstra hati - hati untuk menjaga buah hati mereka itu.
Wahidpun datang memberikan kehangatan kepada Annisa yang terlihat murung. Iapun memberikan Annisa baju gamis yang ia beli tadi.
"Kamu tidak bosan menyodorkan gamis panjang saja padaku setiap waktu bang?" ucap Annisa jenggah menatap gamis syar'i itu.
"Tidak sayang ini yang terbaik untuk kamu"
"Tapi aku risih, perut besar gini malah harus pake baju besar ini!"
"Tidak papa risih di dunia ya sayang ya, dari pada di akhirat nanti apa kamu mau?"
"Ahh ceramah lagi kan"
"Kamu udah makan sayang?"
"Kebetulan belum"
"Kenapa belum sayang ya Allah nanti bayi kita kelaparan lagi sayang"
"Bayi kita?"
"Maksud aku ibu bayiku dan bayi kita nisa"
"Ah basi" ucap Annisa merajuk dan berlalu pergi meninggalkan Wahid sendirian
"Nisa tunggu aku nisa. Kita akan pergi jalan - jalan keluar yuk. Jarang lagi kan kita jalan sore"
Diam tidak di gubris sama sekali
"Annisa kita keluar makan yuk ke nasi padang" seketika mata Annisa membulat mendengar nasi padang
"Mau" ucapnya membalikkan badan.
Hari - hari semakin di lewati Annisa banyak sekali perubahan pada dirinya ini. Dimulai dari tampilannya yang terlihat kuno itu menurutnya dulu, dengan pakaian dalamnya dan juga warna yang tak bercorak kekinian.
Annisa mulai meneguhkan hatinya untuk berjilbab. Dan inilah dia dengan pakaian syar'inya dan ditambah besar lagi karena bundalan di perutnya.
"Bunda ayah do'akan aku ya semoga bisa melahirkan cucu kalian dengan selamat"
"Nisa kamu belum tidur?" sadar Wahid melihat istrinya yang terpaku menatap langit kamar mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Wahid
Spiritual(TAMAT) Pernikahan ini terjadi karena janji Ayahku dan Abinya. Setelah kami menikah aku sangat risih dengan keberadaannya. Jangan sentuh aku! Jika kau sentuh anggap saja aku sebagai pelacur! Ucapnya di malam pertama mereka. . . . Annisa Fitriyal Jan...