41. Tentram

4K 154 11
                                    

Sepulangnya mereka dari rumah sakit Wahid dan Annisa melepaskan rasa letihnya di ruang tamun bersama abi dan umminya.

Alifa kecil tiba - tiba menangis.
Annisa dengan sigap meraih Alifa dari tangan Wahid. Ia mencoba mendiamkannya.

1 menit berjalannya waktu bayi yang imut itupun terdiam dan sangat melucukan bagi annisa rasanya.

Annisa menatap Alifa. Ia bahagia telah mempunyai buah hati, ya buah hati yang dulu tidak ia inginkan sama sekali.

Kenapa pasangan suami istri terlalu mendambakan ingin memiliki anak? dan kenapa dulu ia pernah berfikir bahwasanya pernikahan ini hanyalah untuk permainan belaka bagi Annisa dan dia tidak serius menjalankan sunah nabi ini.

"Abi ke rumah sakit dulu ya hid"

"Iya bi"

"Ada apa bi?" ucap Umminya

"Sulis sahabatnya Annisa kecelakaan" ucapnya bergegas mengambil stateskop"

"Astagfirullahal'adziim"

"Sulis kecelakaan bi?" ucap Annisa panik

"Iya abi pergi dulu ya mau melihat kondisinya" tergesa - gesa

Kemudian abi pergi dengan secepatnya.
. . .

"Ummi baru siap masak kita makan ya sama sama"

"Ummi kenapa masak ummi, ka ada nisa ummi"

"Ngak papa-papa nisa, ummi tau kamu belum kuat dan sibuk ngurusin Alifa"

"Makasih banyak ya ummi" dibalas dengan anggukan serta senyuman

"Ayok kita makan" ucap wahid

Setibanya di meja makan semua hanya diam. 7 menit kemudian Alifa menangis.

Annisa mendiamkan alifa dengan gendongannya tapi alifa masih saja mengangis.

"Alifa nangis karena belum dikasih asikan nisa?"

Annisa baru terfikir memang ia belum memberikan ASI kepada anaknya dari semenjak dirumah sakit tadi.

"Iya ummi nisa belum memberinya ASI dari tadi"

"Yaudah kamu kasih Alifa sekarang"

Sekarang? Didekat wahid kaya gini yang benar saja. Aku malu ummi.

"Udah ngak usah banyak mikir nisa,  kasih sekarang  biar Alifa ngak nangis. Kamu ngak usah malu sama ummi bahkan Wahid sekalipun" ucap ummi yang sepertinya tau isi hati menantunya itu

Ummi kok bisa tau yang aku katakan?  Apa ummi tau batinku?.

Annisa menimang-nimang perkataan umminya itu. Jika dia sudah menikah dan punya anak kenapa dia harus malu dengan keluarganya sendiri,  toh mereka sudah mukhrim dan bapak mertuanya kan juga sudah pergi.

Annisa memberikan ASI kepada Alifa kecil.  Dan sungguh hebatnya asi itu dapat mendiamkan Alifa yang tadi menangus menjadi hening seketika.

Sesudah Annisa menenangkan Alifa, Annisa kembali kemeja makan. Ia melanjutkan makannya yang tertunda tadi.

3 detik kemudian Annisa mengeluarkan air matanya.

"Sayang kamu kenapa?" ucap suaminya

"Aku takut keadaan sulis buruk"

"Kita percayakan dan serahkan semuanya kepada Allah ya sayang"

"Sudah makan kita liat sulis ya bang"

"Jangan nanti nisa, kamu perlu istirahat apalagi kanu siap pendarahan ngak boleh terlaku capek. Apalagi kamu punya Alifa sekarang yang butuh kamu"

"Tapi ummi nisa khawatir dengan keadaan sulis,  dia itu sahabat nisa ummi"

Setulus Cinta WahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang