8 Bulan sudah Annisa hamil. Ia terus saja mendapatkan perhatian dan kehangatan dari suaminya Wahid. Tampaknya Annisa mulai tenang jika sudah 9 bulan nanti kehamilanya.
Bagaimana mungkin Wahid akan tega melihat istrinya yang kecapean mengerjakan pekerjaan rumah dengan kondisi perutnya yang besar itu. Wahid sering sekali mengambil alih pekerjaan istrinya itu.
"Sudah biar aku saja kamu jangan membuang waktu saja, kamu harus sekolah tau sekarang". ucap Annisa
Oh iya untuk Annisa dia sudah mulai kuliah tapi akhir ini dia dimintai izin cuti lagi oleh Wahid supaya tidak memberatkan pikiran Annisa pun perkerjaan nya lagi supaya Annisa tetap sehat dan kuat.
"Aku masuknya jam 11 sayang hari ini"
"Tetap saja maunya jam berapa kek, harus pagi juga berangkatnya ntar ngak ikut Program Bahasa Inggris lagi, kan nanti ada yang sewot"
"Ngak akan sayang, biarlah mereka pada sewot yang penting kamu udah nyewotin aku duluan hehe"
"Ngak lucu ya!" ucap Annisa sambil melempar Wahid dengan kemoceng yang ada di atas meja didekat ia berdiri
"Aduh nakal ya sekarang kamu nanti aku gemes loh"
Entahlah mungkin ini bawaan dari bayi Annisa yang suka sekali sewot pun ingin bermesraan terus dengan Wahid. Yang anehnya ketika Annisa sadar pasti dia jijik sendiri dengan sifatnya tadi itu.
"Ahh pergi lah" usir Annisa yang menyembunyikan raut wajah semu merahnya
"Eh tunggu dulu, dasiku lupa nih makenya sayang"
"Trus?"
"Harus dipasangin sih seharusnya, tapi tangan aku berdebu kan sayang"
"Cari pembantu aja sana buat masangin"
"Lah istriku ada kok untuk apa cari teman yang bukan makhram aku" senyum Wahid menggoda istrinya
"Buat masanggin dasi kamu itulah"
"Kamu beneran ngasih aku izin sayang? Aku boleh cari istri orang lain saja? Andila kah atau Poligami kamu restuin aku?"
"Ihh apa - apaan sih kamu ya enggaklah"
"Nah gitu dong, masak aku nyari kamu yang keduakan susah. Apalagi kalau dapat kamu dan aku susah pasti nantinya ngak bisa adil juga aku nanti"
"Ahh sudahlah tidak usah dibahas lagi. Kamu beneran mau nyari istri kedua hah? Anak belum aja lahir gini kok"
"Stt kamu itu ya ngak lah sayang"
"Ah sudahlah"
"Yah merajuk" batin Wahid
Wahidpun mencekal tangan Annisa
"Jangan pergi jangan tinggalkan aku, aku hanya bercanda sayang"
"Canddaanmu tu loh bikin dia marah" ucap Annisa memegang perutnya
"Anak kita hang marah atau Umminya sayang"
"Ihh bawel ih, bunda" ucap Annisa merenggek dan mengingat kembali akan kehadiran bundanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Wahid
Spiritual(TAMAT) Pernikahan ini terjadi karena janji Ayahku dan Abinya. Setelah kami menikah aku sangat risih dengan keberadaannya. Jangan sentuh aku! Jika kau sentuh anggap saja aku sebagai pelacur! Ucapnya di malam pertama mereka. . . . Annisa Fitriyal Jan...